"Hey, tidak apa-apa?"
Kepalanya mendongak, menahan tetesan air mata yang sebentar lagi mengalir di pipinya
Ia tersenyum kecil, menatap kakaknya yang baru saja menyapanya.menanyakan keadaannya
"Aku baik-baik saja,hyung."
"Tapi terlihat tidak baik-baik saja. Ada apa,hmm?"
Helaan nafas terdengar. Netranya menyamping mengalihkan tatapannya
"Hyung, bisakah tinggalkan aku sendiri disini? Aku butuh waktu untuk menenangkan pikiran ku."
"Jungie..."
"Maaf,hyung."
Seokjin menunduk. Begitu sulit membujuk sang bungsu jika sedang dalam mood jelek. Ia hanya bisa mengangguk sekilas, melangkahkan kakinya pergi meninggalkan adik nya di kamar dorm sendirian
Menatap cermin di depannya, tak disangka lelehan air mata itu semakin jera menuruni pipi yang sudah ter poles make up. Onyx doe nya melemah hingga afeksinya menyesak.mengapit kuat dada nya membuat sesak. seperti kehabisan nafas.
"Kenapa harus aku"
Nafasnya tecekat. Seperti sulit sekali mengucapkan kata yang menendang tenggorokannya
"Kenapa harus aku yang kau jadikan pelampiasan,hyung"
Tangannya mengepal. Memukul dadanya sendiri yang semakin berdenyut menyakitkan
"Tak bisakah jimin hyung saja? Kenapa harus aku hyung"
Isakannya menggema. Mengisi atmosfer yang hening. Memantul di dinding ruangan yang hanya terisi oleh dirinya
"Setelah menggunakan ku, Se tega itu kah kau melemparku Seperti kertas yang sudah penuh tulisan? Apa aku terlihat tidak berharga di mata mu?"
"Setelah kau menyentuh ku semau mu, se enteng itukah kau menjalin hubungan dengannya?"
Jungkook tertawa miris. Menatap diri nya yang sudah kotor. Dengan ruam merah yang masih tercetak di lehernya meski sudah terbuat dari 3 hari yang lalu
"Kenapa jimin hyung beruntung sekali, kesalahan apa yang sudah aku perbuat di masa lalu sampai nasib buruk selalu menimpa diriku."
Fikirannya berkecamuk. Mengingat kejadian tadi benar-benar membuat hatinya berdenyut sakit. Menyaksikan sendiri taehyung dan Jimin yang berciuman di kamar mandi tempat mereka syuting
Semuanya hancur. Niat hati ingin memberikan sesuatu yang telah membahagiakan hatinya, tapi terpaksa ia urungkan setelah melihat semuanya. Taehyung menyukai jimin, dan mereka resmi berpacaran setelah syuting selesai. Bukankah paket lengkap untuk menghancurkan hati jeon jungkook?
"Uri aegi akan segera hadir hyung, tapi apakah dia sanggup melihat ibu nya tersakiti? Apa kau juga menginginkan kehadirannya? Sekali lagi ku katakan bahwa aku hanya sebuah pelampiasan"
Benda persegi panjang itu ia remat. Patah. Remuk Seperti hatinya. Ia benar-benar sudah mempercayakan semuanya pada taehyung tapi dia juga yang menghancurkannya
Matanya menelisik, menatap pintu yang sudah tertutup rapat. Sekali lagi kepalanya menunduk,sedikit menimbang keputusan yang akan ia ambil
"Baiklah, berbahagialah dengannya"
Kaki jenjangnya melangkah, berjalan menuju lemari tempat nya menyimpan semua pakaian dan rahasianya
Memasukkan pakaiannya satu persatu ke dalam tas ransel, air matanya tak pernah mengering sekalipun sisanya belum hilang
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐚𝐭𝐮𝐫𝐞;𝐓𝐚𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤
FanfictionTHIS IS MATURE CONTENT🔞 All adult stories are here only taehyung and jungkook's stalls Tae (top!) kook (bot!) BoyxBoy