Prolog

606 37 4
                                    

"Ada hal yang kita tidak ingin ia terjadi, tetapi harus kita terima."
.

.
.
.
.

-------------||-------------

Pemuda itu berdiri didepan cermin wastafel dengan pandangan kosong. Ia meremas kuat dada kirinya yang terasa sesak. Bulir-bulir bening meluncur deras dari kedua sudut matanya yang tampak bengkak dan memerah. Bulir bening itu membasahi kedua pipi putihnya yang sedikit berisi.

Pemuda itu berusaha menahan berat tubuhnya dengan bertumpu pada wastafel, karena kaki dan pinggulnya yang nyeri disertai perih dibagian selatan tubuhnya.

Tubuhnya bergetar karena ia menangis. Perlahan ia mengangkat kepalanya, kembali memperhatikan pantulan dirinya di cermin dengan air mata yang tak kunjung reda. Ia memperhatikan wajahnya yang memerah dan dibasahi air mata. Perhatiannya turun kearah lehernya yang sudah dipenuhi dengan kissmark dan juga luka bekas gigitan yang telah mengering dibagian bahu kirinya.

Kemudian pandangannya beralih kearah tubuhnya yang juga dipenuhi kissmark dan bekas gigitan dimana-mana. Tangisnya semakin pilu saat ia perlahan membuka handuk yang ia pakai dibagian bawah tubuhnya. Ia melihat paha bagian dalamnya juga tak luput dari kissmark dan saat itu pula ia juga melihat cairan putih yang sedikit lengket perlahan mengalir turun.

Ditengah tangisnya yang pilu, pandangannya perlahan berganti gelap, dan ia jatuh tak sadarkan diri.

To be continue....
___________________________
📢📢📢
Thanks for reading my work🙏🏻
Plagiarism is prohibited❌
Use the comments column well.
See you next chapter!

For Life [🚫BL Warning!🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang