Tatapan mata itu sangat mencekam, setiap mata yang dia tatap seolah tersihir dan terdiam setelahnya. Dia berdiri disekitar orang orang yang lebih pendek dari nya.
"Apa yang harus kita lakukan, Mark?" Salah satu laki laki dibelakangnya membuka suara. Mark, laki laki yang berdiri paling depan menolehkan pandangannya sesaat. Tangannya mengepal dan dia berjalan pelan mendekati laki laki lain yang sudah babak.belur didepannya. Mark duduk dengan satu tumpuan lutut, menangkup rahang laki laki didepannya dengan kuat.
"Sudah ku peringatkan jangan pernah mendekati pacarku. Mengerti?" laki laki itu mengangguk, merasa takut dengan tatapan Mark. Dia memundurkan duduknya. Mark berdiri sambil membersihkan celananya.
"Ayo pergi." Gerombolan Mark dan temannya pun pergi menjauh dari tempat itu. Mereka meninggalkan tempat itu dengan motornya masing masing.
___________________________________________
Johnny melangkahkan kakinya memasuki rumahnya. Menatap seisi rumahnya yang tampak sepi sunyi, mata nya tertuju pada meja makan. Beberapa cemilan kering disiapkan oleh maidnya. Dia hanya menutupnya lagi dan pergi ke ruangannya.
Langkahnya menuju kamar mandi, menyerahkan seluruh tenaganya untuk berusaha menikmati acara mandinya. Tidak butuh waktu lama, dia keluar dengan menggunakan handuk yang dililit di pinggangnya. Dia membuka ruang gantinya dan mengambil kaos putih polos serta celana panjang tidur.
Membosankan.
Johnny merebahkan badannya, mengingat bahwa dia baru saja mendapatkan anak buah baru. Bibirnya tersungging pelan. Ponselnya berdering dan menandakan ada pesan masuk. Matanya terlihat teliti menatap pesannya. Tidak lama dia menaruh lagi ponselnya. Matanya terlelap tepat pada pukul satu dini hari.
_________________________________________
Yuta berjalan memasuki ruang basement. Dia masih belum terbiasa dengan keadaan yang menurutnya cukup mengangetkan. Dia baru saja selesai menjenguk kakaknya dirumah sakit dan langsung datang ke base yang sebelumnya pernah dia datangi dengan Johnny.
Badannya sedikit terlonjak mendapati dua orang sedang bercumbu diruang tamu. Dua orang itu sedikit terkejut dengan kehadiran Yuta, melepaskan ciuman mereka dan merapikan pakaian dengan sigap.
"Ah maafkan kami." Ucap wanita itu sambil tersenyum malu.
"Tidak apa apa, lanjutkan saja." Kata Yuta santai dan dia berjalan memasuki ruangan nya sambil menunggu Johnny datang.
"Permisi-" belum langkahnya masuk ke ruangan, Yuta menoleh ke arah sebelumnya.
"Apa kamu tau Johnny dimana?" tanya wanita itu lagi. Yuta menggeleng pelan.
"Aku juga menunggunya. Kalian siapa?"
"Johnny menyuruh kami datang hari ini. Hm- untuk bekerja katanya." Yuta mengangguk, dia paham bahwa mungkin mereka sama sepertinya. Dia tersenyum pelan sebelum dia benar benar masuk ke dalam ruangan itu.
"Kenapa lama, Essie?" Pria dan wanita itu ternyata adalah Lucas dan Essie. Mereka datang karena suruhan Johnny lusa. Dan jam sudah menunjukkan pukul 8 malam tapi Johnny belum terlihat di markas sama sekali.
Essie berdiri dan berkeliling sambil melihat beberapa pajangan barang barang antik. Bagaimana pekerjaan seorang mafia ya. Pikirnya sekilas. Dua tangan kekar melingkar di pinggangnya, dia yakin Lucas sudah mulai gila.
"Ada apa?" Tanya Essie pelan. Lucas menggelengkan kepalanya, menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Essie.
"Kalian sudah datang?" Kedua kalianya mereka terlonjak kaget, dua kalinya juga aksi kemesraan mereka terganggu oleh orang. Johnny, dia datang bersama seorang pria yang terlihat lebih muda.
"Jika sudah selesai, masuk lah ke ruangan itu." Essie dan Lucas sudah cukup malu untuk menjawab. Mereka mengekor Johnny dan masuk ke dalam ruangan itu.
Yuta duduk disebelah Lucas sedangkan Essie dan laki laki lain itu disebrangnya. Johnny berdiri mengitari tempat duduk mereka.
"Kalian tau kan kenapa aku mengajak kalian kesini. Kalian disini untuk bekerja dengan ku. Jangan banyak tanya. Aku kan menjamin kalian, tapi dengan satu syarat. Kalian tidak boleh takut mati." Johnny menatap Yuta dengan tatapan serius. Yuta mengalihkan pandangannya dan menatap kearah depan.
"Kalian bisa perkenalkan diri kalian."
"Namaku Nakamoto Yuta, aku lahir di Jepang tapi dari kecil kami pindah ke Prancis dan menetap disini."
"Namaku Essie, dan ini Lucas temanku." Lucas terdiam dia masih sedikit bingung dengan situasi ini tapi terkesan masa bodoh.
"Namaku Mark Lee" Semua tatapan tertuju pada laki laki yang terlihat masih muda dan cukup berantakan di depan mereka. Seperti tatapan tidak percaya bahwa seorang Johnny membawa seorang laki laki muda disini.
"Itu saja?" Tanya Essie dengan spontan kepada Mark. Mark pun hanya mengangguk dan kembali duduk dengan tenang.
Johnny tersenyum, dia terdiam dan mengamati ke empat orang dihadapannya. Menyenangkan.
__________________________________________
Semua orang pergi, tinggal Yuta yang masih duduk diruangan itu. Tangannya memegang buku tebal, membolak balikkan kertas itu dengan tidak paham. Johnny membuka perlahan pintu ruangan itu, mendapati Yuta yang masih duduk dikursi tadi.
"Tidak pulang?"
"Aku bahkan tidak tau harus pulang kemana."
"Tinggalah disini jika kamu mau." Johnny menutup pintu nya tanpa menunggu jawaban Yuta. Yuta kembali menatap bukunya dengan tatapan kosong. Dikeluarkannya ponselnya, dia melihat pesan bahwa tagihan rumah sakit kakaknya sudah lunas bahkan untuk pengobatan selanjutnya.
Baguslah.
Dia melangkahkan kakinya keluar dan berniat mencari keberadaan Johnny. Beberapa saat mengitari markas itu, dia tidak menemukan sosok 'Boss' nya. Seorang laki laki mendatangi Yuta, memberikan kunci kepadanya.
"Apa ini?"
"Boss menyuruh saya memberikan ini kepada anda." Laki laki itu pergi, ditatapkan kunci mobil ditangannya. Apalagi ini. Batin Yuta.
Tidak butuh waktu lama untuk keluar dari markas. Mobil yang ditinggalkan untuk Yuta pun berada tepat didepan gubuk itu. Walaupun cukup ragu, Yuta mencoba masuk dan menghidupkan mesin mobilnya. Gila. Batinnya.
_________________________________________
To be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
CORSE LA ROUGE ( NCT MAFIA AU! / 🔞 ) HIATUS
Mystery / ThrillerNote : • Budayakan FOLLOW dulu sebelum membaca! • Berikan vote juga untuk mendukung karya penulis! Terimakasih! _________________________________________ "Judges, lawyers and politicians have a license to steal. We don't need one." - Carlo Gambino ...