Part 4

212 33 3
                                    

"akhh... Pusing banget..." Maru membuka matanya, menetralkan pandangannya. Kini ia menyadari kalau ia berada dikamarnya.
"Jam berapa ini?..., Harus sekolah ya?. Nostalgia banget..." Maru buru buru bangun padahal ia tau sendiri kalau sekarang masih jam 5, ia bahkan tidak menyadari kalau dia tidak berada didepan pintu seperti terakhir kali ia tidak sadar. Ia tidak begitu peduli juga. Ia berjalan keluar kamar.

"Baiklah... apa yang ak- sshhh kepalaku sakit.... Aghh!" Maru berjongkok sambil memegang belakang kepalanya. Saat berjongkok pahanya otomatis sedikit menghantam perutnya.
"Agggghhhhhhh!!!" Maru tepar. Tidak, sekarang seluruh badannya yang sakit.

"Apa apaan ini?!, Seluruh badanku sakitt bangett...." Maru mencoba berdiri, gerakannya sangat lambat.
"Hah?" Maru melihat apartemennya berantakan.
"Apa semalam aku mabuk?" Maru malah berpikir kalau dia sendiri yang berantakan apartemennya.

"Ada kejadian apa sih?, Gempa kah?, Apa boleh buat, biarku bereskan nanti." Maru berjalan menuju kamar mandi dengan perlahan.
"Siapa cewek ini?!, Ya ampun aku sangat berantakan. Baiklah... Saatnya mandi" Maru bergegas melucuti semua pakaiannya, lalu mandi. Maru menemukan luka lebam di perut bagian kirinya.

•••

"Aku waktu SMP kalau nggak salah sekelas sama Takemichi ya, juga aku berangkat sekolah sama Hinata. Hahhh bagian terbaik dari masa SMP cuma temenan sama Hinata doang" Maru sudah siap, ia sudah rapi, buku sudah disiapkan dan yang belum ia selesaikan adalah... Membereskan apartemennya.

Jam menunjukan pukul 7 kurang 30 menit, Maru membersihkan dari mulai bungkus kosong Dorayaki yang bertumpuk, mungkin sekitar 10 bungkus.
"Apa gempa menyebabkan bertumpuknya bungkus Dorayaki yang sudah kosong?" Maru masih mengira kalau gempalah penyebab berantakan ini.

Maru sudah selesai membereskan apartemennya, sudah pukul 8 kurang 30 menit.

Ting! Dong!

"Siapa yang berkunjung sepagi ini?" Maru berjalan ke pintu.
"Eh? Hinata? Sebentar!" Maru sedikit berteriak dari dalam.

"Ohayou~ Maruu" Hinata menyapa Maru sambil tersenyum.
"Ohayou~, ada apa pagi pagi begini?" Tanya Maru.

" 'ada apa' apanya?, Ayo berangkat sekolah!" Hinata sangat terlihat bersemangat.
"Sebentar, aku ambil tas dulu" Maru berbalik masuk, berlari ke kamarnya, meraih tasnya dan berlari lagi keluar. Seketika semua sakit badanya menghilang.

"Ayoo!" Maru mengangkat kedua tangannya. Lalu berjalan diikuti Hinata disampingnya.
"Tumben kau semangat, ada apa?" Hinata menatap bingung Maru.

"Entahlah, rasanya aku mau menghajar seseorang disekolah hari ini!" Itu alasan Maru sangat bersemangat untuk sekolah hari ini.
"Maru, kau nggak bosan apa keluar masuk ruang BK?" Pertanyaan Hinata sangat melenceng jauh dari point saat ini.

"Loh? Aku kan bilang mau menghajar seseorang di sekolah, apa hubungannya dengan ruang BK?" Pikiran Maru sangat dangkal dipagi hari ini.
"Hahh... Sudahlah terserah kau aja" Hinata menatap malas Maru.

•••

Maru dan Hinata berpisah dikoridor karna beda kelas.

Buagh!

"Oii! Kau ngapain anjir?!" Maru menghantam wajah seorang murid laki laki karna menyingkap roknya saat berjalan.
"S-sumimasen... Aku disuruh... Tolong jangan apa apakan aku!" Maru masih menggenggam kerah seragam murid itu.

CRAZY || [ Some Meme ] ||Tokyo Revengers X OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang