8. Detention

461 37 21
                                    

"Semalam itu saya tidak bisa tidur, lalu saya keluar kamar dan bertemu Harry yang juga tidak bisa tidur," semua mata tertuju pada Hermione.

"Lalu?" tanya Dumbledore.

"Lalu saya dan Hermione menghabiskan malam bersama, bertukar cerita, dan kita tidak sengaja ketiduran," Harry melanjutkan.

"Benar hanya itu saja?" tanya Snape.

"Betul Prof. saya berani bersumpah kami tidak melakukan hal hal aneh lain," jelas Hermione.

"Maaf semuanya, saya permisi dulu untuk melanjutkan materi dansa. Selamat siang," Mcgonagall meninggalkan ruangan.

"Baik, jika benar hanya itu saja berarti kesalahan kalian ada dua, yaitu tidak mematuhi jam tidur dan bolos," ucap Dumbledore.

"Ya, dan detensi yang pantas untuk kalian adalah mengepel Great Hall dan merapikan perpustakaan," jelas Snape.

Harry dan Hermione melongo, berkali-kali mengumpat dalam hati. Mereka melirik Dumbledore, berharap kepala sekolahnya memberikan keringanan.

"Ya, saya setuju dengan Severus. Silahkan dilakukan sekarang, tanpa sihir." Yap, dan rupanya Dumbledore tidak memberikan keringanan melainkan menyetujui ucapan Snape.

"Baik Proffesor, permisi," Harry dan Hermione berdiri dari kursinya dan keluar ruangan dengan lesu.

"Ini semua salah lo," tukas Hermione saat mereka sudah keluar dari ruangan kepala sekolah. Ia melipat tangannya di dada dengan ekspresi menggerutu.

"Hei? Siapa yang tiba-tiba ke asrama gue?" balas Harry sarkas.

"Loh siapa juga yang ke asrama lo? Orang gue mau ke common room,"

"Masa sih? Kayaknya common room sama asrama gue beda deh arahnya?" Harry memberi ekspresi meledek.

"Ya, ya gue ngga tau-" Hermione kehabisan alasan, sial pikirnya. Wajahnya memerah. Harry tertawa.

"Cie malu," goda Harry.

"Berisik lo," Hermione maju beberapa langkah lebih jauh dari Harry, berupaya menutupi wajah merahnya. Harry hanya terkikik di belakang. Lucu amat calon istri gue.

🐻🐻🐻

Mereka mengambil pel dan ember dari ruangan Filch, membawanya ke Great Hall.

"Nih, lo isi air," Hermione menyerahkan dua ember ke tangan Harry. "Okay," balas Harry singkat kemudian berlalu dari sana. Meninggalkan Hermione sendirian di Great Hall. Gadis itu hanya duduk di bangku Great Hall sambil menidurkan kepalanya di meja. Terlelap.

Beberapa menit kemudian Harry kembali dengan dua ember berisi air di tangannya. Sialan ni anak.

"Hey bangun! Enak banget lo tidur disini," Harry mengguncangkan tubuh Hermione. Gadis itu masih terlelap. Harry mendekatkan wajahnya ke wajah Hermione, menyingkirkan beberapa helai rambut dari wajahnya. "Kok bisa ya ada orang secantik ini?" Harry menatap wajah Hermione cukup lama, merasakan ketenangan di setiap sudutnya.

Dan Hermione membuka matanya. "Ngapain lo?" Hermione menegakkan kepalanya. Harry tersentak, "um itu, ada nyamuk di muka lo," Harry segera bangkit dan mengambil kain pel.

Hah apasih ini orang? Hermione meraba wajahnya. "Udah ayo kerjain," Harry memberikan kain pel yang satu ke Hermione. Ia berdecak sebal namun tetap mengambilnya dan mulai mengepel.

Selagi mengepel, Hermione berpikir, why is everything's changes? Kayaknya kemarin gue fine fine aja deh sama Harry, kok sekarang jadi sering berantem ya? Dunia emang aneh. (Authornya sih yg aneh😭)

Setelah satu jam hening dengan mereka yang fokus dengan pekerjaan masing masing, akhirnya tugas mengepel mereka selesai. Tetapi belum semua, karena mereka akan menuju perpustakaan untuk membereskan buku bukunya.

🐻🐻🐻

Sesampainya di perpustakaan, mereka mulai merapikan buku buku yang ditaruh tidak sesuai tempatnya. Harry menuju rak sebelah kanan sedangkan Hermione menuju rak sebelah kiri.

Cukup lelah membereskan buku tanpa sihir. Mereka harus menaiki tangga untuk menggapai buku di rak atas.

"Ini anak anak kenapa sih naruh buku sembarangan? Nyusahin banget deh," gerutu Hermione, "kayak gue dong kalau naruh buku sesuai tempat, jadi nggak nyusahin orang," lanjutnya.

"Ngomel-ngomel mulu kapan selesainya?" Harry mendatangi rak buku yang sedang dibereskan Hermione.

"Emang lo udah semua bagian sana?" tanya Hermione di atas tangga.

"Udah dong, cepet kan?" Harry tersenyum meledek.

"Ih yaudah daripada disitu mending bantu gue-" saat Hermione berusaha menuruni tangga kakinya justru terpeleset. Ia memekik, tubuhnya jatuh tepat ke karpet perpustakaan.

Hermione meringis, melihat Harry berjalan ke arahnya. Sial, kenapa nggak di tangkap sih kayak di novel romantis, gerutu Hermione. Tapi dia memang jatuh betulan kok.

"Sorry, sakit ya?" Harry mengulurkan tangannya membantu Hermione duduk. "Sakit lah," Hermione cemberut, kemudian meringis. Keduanya melihat kaki Hermione terkilir dan agak lebam.

"Bisa jalan nggak?" tanya Harry. Hermione mencoba bangun dan terjatuh lagi tetapi kali ini ditangkap Harry. Hermione akhirnya duduk saja di karpet.

"Ini trik lo biar gue yang beresin bukunya?" Harry mendekati rak buku dan mulai membereskannya, menghela nafas. "Enak aja, nggak lah. Jatuh sakit tau," Hermione mendengus kesal.

"Hadeh iyain aja deh,"

"Emang benar! Lo mau jatuh juga?"

"Iya iyaa nggak," setelahnya hening, Harry fokus membereskan buku yang tersisa.

Setelah selesai Harry mendatangi Hermione dan menggendongnya tiba tiba. Kuat juga rupanya dia setelah seharian bekerja.

"Hei lo ngapain?" Hermione kaget.

"Gendong lo lah, gabisa jalan kan?"

Hermione terdiam, menatap kagum pria di depannya yang kini menggendongnya. Marry me, please, batin absurd Hermione.

Yang ditatap menatap balik. Hermione langsung membuang muka. "Iya tau gue ganteng, liatin aja gapapa," ujar Harry kepedean.

"Ih pede banget lo," Hermione cemberut, pipinya memerah lagi.

"Ini mau kemana?" tanya Hermione mengalihkan pembicaraan.

"Hospital Wings lah," setelah itu mereka diserang rasa canggung lagi. Hermione merasa tidak enak dirinya terus digendong Harry.

"Udah gue turun aja, kasian lo," pinta Hermione.

"Gausah, udah deket," pintu Hospital Wings terbuka otomatis. Mereka masuk. Harry menurunkan Hermione di salah satu ranjang Hospital Wings.

"Ada apa?" Madam Pomfrey mendatangi mereka.

HARRMIONE (Harry Hermione) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang