"Ada apa?"
Madam Promfey mendekati mereka berdua."Um ini Madam, tadi Hermione jatuh terus kakinya terkilir," jelas Harry.
Madam Promfey memeriksa kaki Hermione. "Ouch!" Hermione tersentak. Madam Promfey mengangguk sebentar kemudian berlalu ke ruangannya untuk mengambil beberapa obat.
Tiba-tiba terdengar suara perut yang lapar. Lebih tepatnya perut Harry. Mereka saling menoleh. "Lo laper ya?" tanya Harry, padahal dia sendiri tahu kalau suara itu berasal darinya.
"Heh apaan? Jelas jelas itu lo," kesal Hermione yang merasa terfitnah.
"Ngaku aja kali. Nanti gue bilangin Madam Pomfrey," Harry menyeringai.
"Apasih!? Ah udahlah kita berdua sama-sama lapar, dari pagi belum makan kok," Hermione menyudahi pertikaian mereka. Saat itu pula Madam Pomfrey kembali.
"Kenapa sih ribut ribut?" Madam Pomfrey membuka botol ramuan dan mengusapkannya pada kaki Hermione.
"Itu madam, Hermione lapar-"
"Harry juga." sergah Hermione cepat. Madam Ponfrey melipat kedua tangannya di dada, menatap lelah kedua remaja didepannya ini. Ia kemudian mengayunkan tongkatnya ke kaki Hermione sambil mengucap beberapa mantra yang Harry dan Hermione tidak tahu.
"AH!" Hermione mengaduh kesakitan, memegangi kakinya yang beberapa saat lalu terkilir.
"Sudah. Jangan terlalu banyak gerak, rileks saja kakinya," jelas perawat Hogwarts itu. Kemudian ia mengayunkan tongkatnya lagi dan boom! makanan muncul di depan wajah kelaparan dua anak itu.
"Terimakasih banyak, Madam," ucap mereka berdua dengan cengiran di bibirnya. Tapi sesaat sebelum mereka menyentuh makanan tersebut, Madam Pomfrey menahannya.
"Tunggu dulu, memangnya kalian darimana saja? Kok baru makan? Nggak belajar?" Tanya Madam Pomfrey bertubi-tubi.
Harry dan Hermione saling lirik. "Uh.. itu madam-" perkatan Hermione terputus.
"Tadi kita dikasih tugas di perpustakaan, terus kelupaan jam makan siang," bohong Harry. Hermione melotot.
"Oh ya? Kalau begitu kemana seragam kalian?" Madam Pomfrey memandangi mereka dari atas hingga bawah. Begitupun Harry yang menyadari pakaian mereka berdua yang belum berganti seragam. Hermione memijat dahinya lelah.
"Hm?" tanya Madam Pomfrey lagi. "Uh.." Harry kehabisan akal, shit jangan sampai kena hukuman lagi, ini daritadi udah berat banget astaga.
Madam Pomfrey memutar kedua matanya dan mengehela napas. "Baiklah terserah kalian apapun itu alasannya, saya permisi dulu," Madam Pomfrey meninggalkan mereka menuju ruang pribadinya.
"For Merlin sake! Untung aja Madam Pomfrey lagi baik," Harry menghela napas dan duduk di kursi samping ranjang Hermione.
"Hadeh, gara-gara lo sih, bohongnya kurang pinter," Hermione memutar bola matanya. Ia mulai menyantap makanan dihadapannya, begitupun Harry. "Heheheh," Harry menyengir.
Beberapa saat kemudian santapan mereka habis. Hermione mencoba menggerakkan kakinya. Sudah tidak sakit. Ia mencoba turun dari ranjang, yang dibantu Harry.
"Udah ngga sakit?" tanya Harry. "Ya," balas Hermione, ia berlalu meninggalkan Harry. Wtf singkat banget?? Harry mengerutkan keningnya.
"Terimakasih banyak Madam Pomfrey!" teriak Hermione berpamitan. "Ya sama-sama!" balasnya.
"Ga bilang makasih ke gue?" Tanya Harry.
"Buat apa? Emang lo ngapain?"
"Heh lo kira ngga pegel gendong lo dari perpus kesini?" gerutu Harry.
"HAHAHAH," Hermione tertawa, sedangkan Harry kebingungan. "Bercanda Harry, thank you ya!" Hermione mencubit pipi Harry, kemudian berlalu meninggalkannya.
Harry terdiam, memegang pipinya yang dicubit Hermione barusan. Wajahnya memerah dengan senyum mengembang dibibirnya. Harry kembali berjalan dan- "Aduh!" ia tersandung.
Harry memegangi kakinya, beruntung Hermione sudah jauh, kalau tidak ia bisa malu. Mengingat kejadian tadi kakinya sudah tidak sakit lagi, senyuman kembali terlintas di wajahnya, ia melanjutkan berjalan menuju asrama.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARRMIONE (Harry Hermione)
Teen FictionHarry James Potter tidak ingin merusak persahabatannya dengan Hermione Jean Granger, Harry takut jika dia mengakui bahwa ia mencintai Hermione, tetapi Hermione tidak mencintainya, maka Hermione akan menjauhi Harry dan menghancurkan persahabatan Gold...