Terlanjur

457 42 12
                                    


Older Park!

"Jika kau masih sok sibuk begitu, aku akan merokok daripada tidak bisa tidur begini."

Posisi sedang ada di atas ranjang siap untuk tidur. Menatap jengah pada Jimin -pacarnya- yang masih saja sibuk bekerja di depan laptop yang sepertinya lebih menarik daripada dirinya.

"Jangan coba coba, Yoongi."

Yoongi mendesus kesal. Menggulingkan badannya hingga posisinya jadi tengkurap. Bungkus rokok beserta pematiknya yang ada di atas nakas ia raih. Cuek dengan raut wajah Jimin yang sudah keras.

"Sudah ku bilang, jangan coba coba, anak nakal. Tidak ada asap rokok di kamarku malam ini."

"Tidak ada asap rokok di kamarku malam ini~" Yoongi menirukan ucapan Jimin dengan nada mengejek yang terasa menjengkelkan di telinga Jimin. "Kau bilang juga tidak ada pekerjaan malam ini, penipu."

"Hanya sebentar."

"Sebentarmu itu lima jam, hyung."

"Sudah kubilang jangan,"

Telinganya jelas sekali mendengar pematik di nyalakan dan pandangannya langsung beralih dari layar laptop pada Yoongi yang santai sekali menghisap marlboronya dengan menghembuskan asapnya ke atas dengan ekspresi kurang ajar, "sudah terlanjur, daddy."

"Damn it," Jimin jelas saja mengumpat. Pekerjaannya ia simpan sebelum laptop ia matikan dan beranjak ke arah ranjang sambil melepaskan dasi yang masih di pakainya sejak ia pulang tadi. Wajahnya datar dengan tatapan murka pada Yoongi yang masih santai menghisap rokok.

Rokok yang di apit di antara bibir tipis Yoongi di ambilnya. Di matikan ujungnya di dalam asbak sebelum ia remat habis dan di lempar ke tempat sampah. Jelas saja menimbulkan raut protes dari Yoongi yang dapat Jimin baca sebagai sialan, rokok mahal, Park Jimin.

Jimin hanya menyeringai sambil membuka kancing kemejanya, "bagaimana ya. Sudah terlanjur, baby boy."

"Aku tidak mau tau, ganti rokokku!"

"Okay baby, okay. Nanti ku ganti. Ayo tidur?"

Di ajaknya Yoongi untuk kembali berbaring di atas ranjang setelah ia menanggalkan kemejanya dan melemparkannya ke keranjang baju kotor, meskipun sebenarnya tidak masuk.

Yang di ajak menurut. Mendekati Jimin dan membenamkan diri di pelukannya. Tangannya menari di atas badan berotot milik Jimin. Bagaimana prianya ini bisa punya badan bagus sementara pekerjaannya saja di depan layar begitu?

"Tidur, Yoongi. Jangan berpikir yang tidak tidak."

"Aku tidak berpikir yang tidak tidak!"

"Iya, tidur, sayang. Besok kau kuliah."

Yoongi menggumam saja lalu memejamkan mata untuk meraih mimpinya dalam balutan kehangatan dari kekasih tampannya.

Yoongi, 21 tahun, mahasiswa. Perokok aktif dan sifatnya berandalan.
Jimin, 25 tahun, CEO of Park Corporation. Penganut hidup sehat dan sifatnya keras.

Misi Yoongi : Hidup lebih baik agar pantas jadi pendamping hidup Park Jimin.
note : Sedang dalam usaha mengurangi rokok, merokok hanya saat darurat dan belum punya ambisi untuk benar benar berhenti.
Misi Jimin : Membuat hidup Yoongi menjadi lebih baik agar pantas jadi pendamping hidupnya (setidaknya di mata orang tuanya)
note : Sedang dalam ambisi membuat Yoongi mengurangi rokok dan membuatnya hidup dengan menerapkan prinsip hidup sehat.

_dae

Sugar [my]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang