langkah pertama

96 22 1
                                    

Mulai!

Hari ini adalah hari Minggu. Seperti perkiraan Ayah, pagi ini matahari bersinar dengan cerah. Kicauan burung terdengar dari luar rumah. Jaemin bangun pukul enam pagi. Sumpah, ini bangun paling pagi dalam sebulan terakhir.

Bermalas-malasan di karpet selama setengah jam, Jaemin membuka ponselnya.

"Ayah benar, aku nggak bisa terlalu lama bersedih," ucap Jaemin. Jaemin membuka situs pencarian, dengan pasti dia mengetikkan: 'cara move on dari mantan.'

Tanpa pikir panjang Jaemin mengetuk artikel dengan pengunjung paling banyak yang berjudul: '10 Langkah Move On dari Mantan'. Butuh waktu sepuluh menit untuk Jaemin membaca dan memahami keseluruhan artikel yang ia baca. Jaemin manggut-manggut.

"Uhh..."

Jaemin mengubah posisinya dari tidur menyamping menjadi terlentang. Pikirannya melayang setelah membaca artikel tadi. Jaemin melirik polaroid yang Jaemin tempel di dekat meja belajarnya, potret saat mereka merayakan hari jadi mereka yang ketiga.

 Jaemin melirik polaroid yang Jaemin tempel di dekat meja belajarnya, potret saat mereka merayakan hari jadi mereka yang ketiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hening sejenak kemudian Jaemin bangun dari posisinya, "Baiklah. Mari kita lakukan sepuluh langkah move on dari mantan. Aku siap merelakan Jeno."

Jaemin menatap sekelilingnya, mulai dari sampah, baju kotor, buku-buku, kertas, tissue bekas air mata yang sudah mengering, gelas, bahkan boneka-boneka miliknya semuanya berserakan. "Wow, kalau ada penghargaan orang paling jorok tahun ini, kau adalah pemenangnya, Na Jaemin."

Jaemin berjalan kearah cermin yang ada di sisi ruangan, mengamati wajahnya. Ekspresi sedih dan datar, kantung mata, rambut berantakan, ugh, Jaemin bergidik melihat penampilannya. "Ckckck, mengerikan."

Pikiran Jaemin melayang lagi, ia kembali melamun. Merelakan hubungannya dengan Jeno bukan perkara mudah. Kenal sejak mereka berada di bangku sekolah menangah sampai kuliah. Dimulai menjadi teman sebangku kemudian naik level menjadi sahabat. Keduanya selalu menempel dan saling bergantung. Di tahun kelima persahabatan mereka, Jeno menyatakan perasaannya pada Jaemin. Jaemin yang memang meraskan kupu-kupu di perutnya setahun belakangan tiap bersama Jeno, tentu saja senang bukan main. Dan mereka menjadi pasangan kekasih selama tiga tahun lebih enam bulan.

Jaemin menghabiskan waktunya selama hampir sembilan tahun dengan Jeno. Bahkan Ayah sudah percaya dengan Jeno. Menitipkan anaknya untuk dijaga. Maka dari itu saat Jeno memutuskan hubungan mereka tanpa alasan yang jelas (yang bahkan mereka tidak bertengkar serius dalam enam bulan terakhir) tentu saja membuat Jaemin terguncang. Dia sudah percaya bahwa Jeno adalah takdirnya. Jeno adalah orang yang Tuhan kirim untuknya. Jeno adalah orangnya.

Sulit bagi Jaemin mempercayai kenyataan. Tidak pernah terbayang sebelumnya berpisah dengan Jeno. Tidak ada lagi Jeno yang selalu menemaninya setiap hari. Tidak ada pesan-pesan Jeno yang selalu membuat harinya berwarna. Jeno tiba-tiba menghilang ditelan bumi. Ini semua terasa asing bagi Jaemin. Hatinya terus berdenyut nyeri.

Tapi obrolan dengan Ayah semalam membuka hatinya. Ada Ayah, ada Bunda di surga sana, ada Renjun dan Yangyang yang selalu ada untuknya. Masih banyak orang-orang yang peduli dan sayang kepadanya. Jaemin membuang napasnya, dia sudah bertekad untuk memulai hari baru, memulai kehidupan baru. Kembali menjadi Jaemin yang ceria. Kembali menjadi dirinya sendiri.

"Tidak ada air mata di hari baru ini. Semangat, Na Jaemin!"

Jaemin tersenyum. Dengan cekatan tangannya memunguti bungkus-bungkus snack yang berserakan di kamar lalu membuangnya ke tempat sampah yang ditaruh di bawah meja belajar.

"Ah aku butuh lagu yang membangkitkan semangat," ucapnya. Jaemin membuka aplikasi penyedia musik dan menyambungkannya dengan speaker bluetooth di kamarnya. Memilih lagu berjudul Hello yang dinyanyikan oleh solois baru bernama Joy untuk menemaninya membereskan kamar.

Jaemin tersenyum mendengar lirik yang dinyanyikan. Menikmati lagu sambil sesekali ikut bernyanyi. Katakan selamat tinggal pada playlist galaunya. Jaemin memungut buku-buku yang berserakan di karpet lalu menatanya dengan rapi di rak buku. Memungut baju yang kemarin-kemarin ia lempar sembarangan di sofa dan kursi serta mengambil seluruh baju yang dia gantung untuk dimasukkan ke keranjang pakain kotor.

Setelahnya Jaemin mengambil vacuum cleaner dan membersihkan karpet, sofa, dan ranjangnya dari debu. Membuka jendela lebar-lebar, Jaemin membiarkan angin pagi di musim panas masuk ke kemar.

"Segarnya..."

Selanjutnya Jaemin menata meja belajarnya. Ugh, Jaemin geleng-geleng sendiri. Galau sebulan ternyata membuatnya menjadi orang yang jorok.

"Selesai! Akhirnya kamar ini layak ditinggali manusia hehehe. Sekarang tinggal cuci baju!"

Jaemin mengangkat keranjang baju kotor yang sudah penuh lalu keluar menuju ruang cuci. Setelah memasukan bajunya kedalam mesin cuci dan memberikan deterjen, Jaemin melangkah ke kamar mandi untuk mandi. Jaemin terkekeh geli, tidak ingat kapan terakhir kali dia mandi sepagi ini sejak liburan (mulai sekarang Jaemin akan menyebut waktunya yang terbuang sia-sia sebulan belakangan dengan  bermalas-malasan karena liburan daripada bergalau-galau ria karena diputuskan oleh mantan).

✦       ⁺     .    ˚          ✦

Setelah selesai membersihkan tubuh, Jaemin berjalan ke dapur untuk membuat sarapan. Pagi ini cukup roti panggang dengan selai persik dan dua gelas kopi.

'ceklek'

"Ya Tuhan! Na Jaemin, kamu nggak kerasukan kan, nak?" tanya Ayah sambil berlari mendekati Jaemin. Ayah menangkup pipi anaknya.

"Ih, Ayah! Apasih enak aja Nana dibilang kerasukan," jawab Jaemin dengan bibir yang mengurucut karena tangan Ayah yang masih menangkup pipinya.

"Utututu, anak Ayah sudah mandi, sudah memasak sarapan, senangnya melihat Nana di dapur lagi," ucap Ayah sambil menguyel pipi anaknya. Jaemin tersenyum geli.

"Ayah! Aku sudah dua puluh satu tahun! Jangan seperti ini," jawab Jaemin. Tapi bukannya mengingkirkan tangan sang Ayah, Jaemin malah menikmatinya.

"Bagi Ayah Nana tetap bayi Ayah. Senang rasanya melihat matahari bersinar lagi. Bolehkah Ayah mengucapkan selamat tinggal pada hari-hari mendung Ayah?"

Jaemin mengangguk dengan semangat, tertawa sampai matanya hilang. "Eum. Selamat datang musim panas yang menyenangkan!"

"Selamat datang musim panas yang menyenangkan!"

"Sekarang bisakah kita jeda adegan drama pagi ini, Yah? Nana lapar tau."

Ayah tertawa dengan suara beratnya. "Maaf, sayang. Ayo kita sarapan dengan selai persik kesukaan Nana. Yeay akhirnya kepala chef di keluarga ini kembali!"

Jaemin menggeleng karena Ayah yang hiperbola. Tapi dia bersyukur karena bisa merasakan pagi yang menghangatkan hati seperti ini. Mulai sekarang Jaemin berjanji pada dirinya untuk selalu bahagia. Demi Ayah dan demi dirinya sendiri.

10 Langkah Move On dari Mantan:

Langkah pertama: Bangkit dan tersenyumlah.

Putus dengan mantan bukanlah kiamat. Hari akan terus berjalan. Kamu harus bangkit dan hapus air matamu. Tersenyumlah, banyak hal kecil yang bisa membuatmu bahagia. Fokuslah kepada orang atau hal lain yang berharga untukmu. Kamu tidak sendiri.

✦       ⁺     .    ˚          ✦

Selanjutnya: langkah kedua



Sepuluh Langkah Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang