Haechan begitu gugup, hari ini adalah hari dimana bayi kecilnya akan lahir. Haechan sengaja tidak ingin tahu apa jenis kelaminnya, biarlah menjadi kejutan. Yang jelas bayinya tumbuh sehat dan sempurna.
"Kau ini nakal sekali pada ibumu! Bagaimana kalau tadi mama tidak datang ke apartemenmu?! Siapa yang akan membawamu ke rumah sakit?!" Omel mama ten yang baru saja duduk di sofa ujung ruangan Haechan setelah mengurus administrasi anaknya.
Haechan merengut "aku berencana ke rumah sakit nanti tapi kontraksinya datang lebih cepat"
Ten mendengus lalu menghampiri anak kesayangannya itu "kau ini akan segera menjadi ibu, kurangilah sikap cerobohmu itu"
Haechan menatap malas ibunya tetapi tak lama kemudian ia meringis ngilu ketika kontraksinya datang setiap lima menit sekali dan rasanya sungguh menyakitkan.
"Cucu grandma tidak sabar untuk keluar ya? Tunggu sebentar lagi ya.. sebentar lagi kita akan bertemu" ujar Ten serak karena entah kenapa air matanya tiba-tiba keluar.
Ia merasa begitu terharu ketika anak gadisnya akan memiliki anak. Yang mana Ten merasa jika masa tuanya akan semakin ramai dengan kehadiran cucunya itu.
"Mama.. s—sakit.. maafkan aku jika selama ini aku sering membuat mama marah dan kesal.. ternyata melahirkan butuh perjuangan yang berat" lirih Haechan seraya menggenggam erat tangan Ten.
"Yang kuat ya sayang... Kau pasti bisa" ujar Ten untuk menguatkan Haechan.
***
"Woah, cantik sekali cucu mama! Lihat dia menguap!" Ten nampak amat sangat antusias dengan kehadiran bayi mungil berpipi gemuk di pelukan haechan.
Bayi perempuan yang lahir di awal bulan Agustus. Bayi yang amat sangat cantik. Haechan pikir bayi ini tidak mengambil satupun gen dari Haechan selain hidung mungil dan pipi tembam nya.
"Ya Tuhan mama! Kalau tahu begini dari dulu aku akan memiliki anak jika anakku secantik ini" ujar Haechan gemas seraya mencium pipi tembam bayi itu berkali-kali hingga sang bayi menggeliat karena merasa terganggu.
"Kau beri nama siapa cucu cantik mama ini?"
"Namanya Leona, Leona Seo"
Ketika mendengar namanya disebut, bayi itu menggeliat pelan lalu bulu mata lentiknya bergerak-gerak dan kemudian terbuka. Mata bulat itu mengerjap lucu dengan Iris mata berwarna kecoklatan.
Tangan haechan yang hendak merapikan selimut bayi itu langsung membeku. Haechan merasa familiar dengan mata ini. Jika dilihat-lihat lagi Haechan seperti pernah mengenal sosok ini.
Haechan menggelengkan kepalanya tidak setuju "tidak tidak.. tidak mungkin"
Ten menatap heran anaknya itu "apanya yang tidak mungkin?"
"Mama coba lihat lebih teliti wajah Leona, apakah hanya perasaanku saja atau mungkin..."
Ten kembali menatap cucunya yang juga balik menatapnya walaupun penglihatannya belum jelas sepenuhnya "seperti... Mark Lee?"
Haechan memekik tertahan "tidak mungkin! Tidak mungkin setan menyebalkan itu ayah Leona! Aku tidak mau! Mamaaaaaaa~" lalu merengek kearah Ten yang tertawa lepas.
"Kau ini selalu saja memusuhi Mark hanya karena kau pernah ditolak saat menyatakan perasaanmu. Padahal itu sudah terjadi lebih dari sepuluh tahun yang lalu" Ten menggelengkan kepalanya heran.
Haechan kembali merengek "tapi itu memalukan mama~ dia mempermalukan ku di depan seluruh penonton pertandingan basket antar sekolah saat sma"
Ten memutar bola matanya malas "wajar jika dulu kau ditolak. Kau kan tidak pernah mau merawat dirimu sendiri. Salahkan jiwa pemalasmu itu"
Haechan merengut lalu berkata kepada anaknya "Leona sayang, jika memang benar Mark Lee adalah ayahmu, ku mohon jangan menurunkan sikap menyebalkannya itu"
Dan respon yang Haechan terima adalah bayi kecilnya yang menguap lalu memejamkan matanya.
Mata kanan haechan berkedut, kenapa bayi ini belum apa-apa sudah menyebalkan sekali???
***
"Hey bung, ku dengar sperma milikmu sudah ada yang mengadopsinya"
"Kau pikir spermaku kucing?!"
"Hahaha.. yang jelas akhirnya ada yang mau menampung bibit bibit menyebalkan darimu"
"Lee Jeno, tutup mulutmu atau kau ku buat pulang ke rumah istrimu tanpa kepala"
"Galak sekali"
Lee Jeno, sosok yang mengusik ketenangan hidup kakaknya itu tengah mengerucutkan bibirnya lalu mendudukkan dirinya di kursi tepat dihadapan meja kerja kakaknya itu.
"Hyung, kau tahu? Yang menampung spermamu ternyata gadis cantik asal Korea. Dia cantik, seksi, cerdas dan tentunya tipikal yang kau inginkan sejak lama!" Ujar Jeno menggebu-gebu.
Sang kakak; Mark Lee, hanya memutar bola matanya malas lalu melempar dahi Jeno dengan bolpoin miliknya hingga sang empunya meringis kesakitan.
"Sakit Hyung!"
"Jika memang berjodoh kami pasti akan bertemu" ujar Mark singkat lalu kembali fokus ke tumpukan berkas miliknya.
Jeno berdecih "tidak ada usahanya sama sekali. Kau terlalu optimis Hyung! Bagaimana jika kau bertemu dengannya saat dia sudah memiliki suami?"
Mark kembali menaruh atensinya pada adik kurang ajarnya itu "aku tidak peduli"
Jeno menggebrak meja lalu memajukan wajahnya hingga Mark terkejut "perlu ku beritahu siapa orangnya? Kau lupa jika klinik itu adalah milikku?"
Mark mendengus lalu kembali berkutat dengan goresan tanda tangannya yang berharga fantastis "aku tetap tidak peduli"
Jeno membuat gesture berpikir lalu mengulas seringaian licik penuh kemenangan "aku akan memberimu satu clue. Dia adalah designer ternama yang baru saja berpartisipasi dalam acara fashion week yang mengundangmu tetapi kau tidak mendatanginya"
Jemari Mark mendadak kaku, atensinya ia berikan penuh kepada adiknya yang menyebalkan itu "apa kau bilang?"
Jeno memberikan cengirannya "tidak ada siaran ulang Hyung"
"Sial, jadi yang kau maksud itu Haechan Seo???"
"Bingo! Ahh.. apa yang kau harapkan dari gadis yang pernah kau tolak mentah-mentah perasaannya dulu?" Sindir Jeno.
Mark menghela nafas panjang "kau tidak mengerti Jeno.. aku tidak pernah berinteraksi lebih dengan gadis gadis, kau tahu sendiri jika aku adalah orang yang kaku. Aku tidak bisa memperlakukan gadis gadis itu seperti yang mereka inginkan. Yang jelas aku akan menghempaskan perasaan mereka lebih dulu. Dan itu adalah resiko menyukai seorang Mark Lee"
Jeno berdecak kesal "lalu kau ingin mendekati Haechan lagi? Bung, dia bisa saja menampar wajahmu jika kau muncul di hadapannya"
"Itu terdengar lebih baik daripada di siram seember air dari balkon rumah" ejek Mark
Jeno mendelik "kenapa kau malah mengungkit-ungkit masa pahit itu?!"
Mark mengendikkan bahunya tidak peduli "yang jelas haechan harus kembali padaku dan anakku harus menyandang nama Lee di belakangnya"
Jeno menatap kesal kakaknya itu "dasar orang gila!"
ʕ´•ᴥ•'ʔ
Udah lama gak beli es Doger eh ternyata harganya naik (´°̥̥̥̥̥̥̥̥ω°̥̥̥̥̥̥̥̥`)
Selasa,03/08/2021
05:36 p.m
KAMU SEDANG MEMBACA
Pyhoms [✓]
FanfictionHaechan Lee; 32 tahun, wanita independen bergaya hidup liberalis. memiliki pemikiran untuk tidak akan pernah menikah namun ia ingin memiliki anak. hingga akhirnya ia memutuskan untuk hamil dengan bantuan donor sperma. tapi.. bagaimana jika pemilik s...