~END~ | Kaisar Bodoh dan Selir Tanpa Harta

Bab 79

Malam dengan tenang berjalan pergi, langit, berangsur-angsur menjadi pucat, cahaya pagi kuning mengulurkan tangannya yang lembut, dengan lembut membelai dunia segala sesuatu, dan semuanya terbangun lagi.

Bu Jinghua terbangun dari tidurnya yang gelisah, dan ketukan di pintu terdengar. "Nona Sulung, saatnya sarapan! Biarkan jalan masuk dan bantu kamu mencuci!" Suaranya terdengar sangat khawatir saat dia dengan lembut menasihati. Seolah-olah dia takut Bu Jinghua tidak akan membuka pintu.

Pintu terbuka pada saat itu. Bu Jinghua berdiri di pintu masuk dengan ekspresi tenang. Dia tidak terlihat patah hati sama sekali. Jalan itu tampaknya diragukan.

"Nona Sulung, apakah kamu merasa lebih baik?" dia berbisik ragu-ragu.

"En!" Bu Jinghua mengangguk dan berjalan masuk. "Ayo taruh sarapannya dan pergi!" Dia benar-benar tidak terbiasa sarapan dengan mereka berdua.

"Nona Sulung, ini ..." Jalannya agak canggung dan dia ingin mengatakan sesuatu tetapi ragu-ragu seolah ada sesuatu yang lebih penting yang ingin dia katakan. Di tangannya ada sepiring air untuk membasuh wajahnya. Bukankah dia seharusnya menyajikan sarapan? Bagaimana dengan bunga krisan yang bertugas membawa air cucian?

"Apa yang salah?" Bu Jinghua bertanya dengan acuh tak acuh. Dari kelihatannya, Long Meng yang sengaja mempersulitnya, Bu Jinghua.

"Nona, wanita itu mengatakan bahwa Anda hanya bisa pergi keluar untuk makan. Tidak ada yang diizinkan memberi Anda apa pun, jika tidak, Anda akan dicambuk ..." Suara jalan kecil menjadi lebih tenang dan lebih tenang. Benar saja, dia melihat ekspresi Bu Jinghua yang semakin dingin dan terpisah. Dia segera menelan semua yang ingin dia katakan kembali.

"Wanita itu? Gongzi Ying?" Apa hubungannya dengan Tuan Lin? Bukankah Long Meng mengatakan bahwa semua masalah di kediaman pangeran keempat akan diputuskan olehnya? Kenapa terserah Gongzi untuk memutuskan sekarang? Segera, Bu Jinghua merasa bahwa masa depannya akan lebih menyedihkan.

"Ini ... aku mendengar dia meminta perintah dari kaisar kemarin, mengatakan bahwa di masa depan, urusan tanah Pangeran Keempat akan dikelola olehnya, selir kekaisaran utama. Ini juga dikatakan oleh pelayan ungu kecil yang angkuh. di samping Gongzi Ying. Namun, kepala pelayan tidak keberatan dan menganggap bahwa masalah ini benar."

"Kemarin ..." Bukankah setelah dia pergi? Tampaknya wanita ini benar-benar tidak sabar untuk membunuhnya. Namun, pada akhirnya, tidak ada yang benar-benar tahu. Bu Jinghua dengan dingin tersenyum.

"Di mana Feverfew?" Melirik dengan matanya yang tajam, Bu Jinghua dengan santai bertanya karena dia tidak memperhatikan tubuh meringkuk Bu Jinghua. Dia tahu betapa takutnya krisan kecil ini padanya, tetapi dia tidak berani lalai. Setiap kali ketika tidak ada lagi yang bisa dilakukan setelah dia melakukan perintahnya, itu dengan hormat akan berdiri di belakang jalan kecil, menunggu perintahnya. Hari ini, tanpa tubuh pemalu itu, itu membuatnya merasa sedikit terkejut.

"Dia ..." Dia tidak sengaja menjatuhkan teh dan saat ini menerima hukuman di aula! Dia ingin memberi tahu Bu Jinghua tentang ini sebelumnya, tetapi ekspresi wajah Nona Sulung terlalu dingin, jadi dia tidak berani berbicara sembarangan. Dia tidak ingin membuat Nona Sulung semakin tidak senang dengan memohon pada Ju Kecil untuk nya.

"..." Benar saja, begitu kata-kata itu keluar dari mulutnya, dia melihat ekspresi Bu Jinghua menjadi lebih gelap dan menjadi lebih dingin.

"Nona Sulung ..." Namun, Bu Jinghua selalu tidak menyukai Ju Kecil. Semua orang di Keluarga Bu tahu tentang ini, dan dia sangat jelas bahwa di Keluarga Bu, Bu Jinghua dengan sengaja mempersulit Ju Kecil. Kali ini, ketika Ju Kecil dihukum, Bu Jinghua memiliki niat yang sama dengan Bu Jinghua.

"Ayo pergi!" Sebelum jalan kecil itu bisa membuka mulutnya, Bu Jinghua melangkah keluar dari pintu terlebih dahulu. Sebelum jalan di dalam bisa bereaksi, tubuh Bu Jinghua sudah menghilang di tikungan. "Nona Sulung, kamu belum mandi!" Jalan itu tiba-tiba teringat, dan dia segera mengejarnya, berteriak sekuat tenaga.