~END~ | Kaisar Bodoh dan Selir Tanpa Harta

Bab 113

Sebelum Bu Jinghua tiba di pintu masuk rumah Bu Fang, dia melihat Bu Batian dan yang lainnya sudah menunggu disana dengan wajah penuh harapan dan kegembiraan. Hal ini terutama terjadi pada Bu Batian. Melihat cucunya kembali dengan cara yang begitu megah, dia bahkan lebih bahagia sampai-sampai dia bahkan tidak bisa melihat giginya.

"Kakek!" Saat Bu Jinghua melihat Bu Batian, dia melompat dari kereta dan bergegas. Ketika dia tiba di depan Bu Batian, dia memanggilnya.

"Baiklah, baiklah. Hua'er, ke sini dan biarkan kakek melihat ..." Bu Batian dengan hati-hati mengamati cucu kesayangannya. Meskipun dia tidak terbiasa dengan cucunya yang tiba-tiba menjadi seperti ini, penampilannya tidak terlalu berarti baginya.

"Itu benar, Hua, bukankah kamu telah membuang-buang waktumu dalam beberapa hari terakhir ini?" Yang paling dia takuti adalah setelah Bu Jinghua menikah, dia hanya akan peduli pada putrinya dan kemudian melupakan pelatihan.

Bu Jinghua terkejut. Bagaimana mungkin dia tidak tahu arti di balik kata-kata Bu Batian? Meskipun dia merasa seperti telah ditinggalkan beberapa hari terakhir ini, tetapi untuk tidak mengecewakan Batian, dia masih berkata dengan pasti, "Kakek, jangan khawatir. Aku tahu apa yang harus aku lakukan!"

"Bagus, bagus, bagus. Dengan cara ini, kakek benar-benar tidak akan khawatir lagi! Ayo, jangan berdiri di luar. Cepat masuk!" Melihat cucunya berkata demikian, Bu Batian sangat senang. Dia dengan ramah memegang tangan Bu Jinghua dan membawanya ke dalam rumah.

Adegan ini menyebabkan seluruh keluarga Bu Fang dipenuhi dengan rasa iri, terutama Bu Jingfeng yang berdiri di samping. Matanya memerah karena cemburu saat dia menatap Bu Jinghua. Dia bahkan tidak tahu betapa dia membenci Bu Jinghua.

Jika bukan karena takut akan pistol perak kecil di tangannya, dia pasti sudah memberinya pelajaran. Namun, mendengar berita dari Gongzi Ying, dua senjata perak kecil Bu Jinghua dihancurkan ... Jika ini benar, maka kebenciannya pasti akan dilepaskan.

Memikirkan hal ini, sudut mulut Bu Jingfeng berkedut sinis, dan tatapan garang muncul di matanya saat dia memelototi Bu Jinghua.

"Selir cinta, selir cinta, tunggu aku! Aku masih di sini!" Dia mengangkat tirai, ingin melompat dari kereta begitu saja. Namun, dia terhuyung; untungnya, dia didukung oleh Long Meng tepat waktu. Kalau tidak, seluruh tubuhnya akan jatuh dari kereta.

Dia hanya menjaga cucunya dan sudah lupa bahwa ada orang penting di sini. Meskipun orang ini bodoh, dia telah mendengar bahwa orang bodoh ini telah membantu cucunya berkali-kali. Nikmat ini, Bu Batian pasti akan mengingatnya di dalam hatinya.

"Pangeran keempat, hahaha, orang tua ini terlalu fokus pada Bu Jinghua dan hampir melupakanmu. Aku benar-benar minta maaf. Ayo, ayo, turun, datang ke rumah! Di sini panas, rumahnya sejuk!" Bu Batian langsung menyambutnya dengan senyum ramah. Dia cukup lugas dan tidak akan menemukan alasan untuk kesalahannya.

"Siapa kamu? Aku benar-benar ingin melihatmu ..." Long Yan memandang pria tua di depannya yang tertawa dan berbicara dengannya, wajahnya dipenuhi dengan keraguan.

"Hahaha, Pangeran Keempat, tidakkah kamu ingat? Aku adalah kakek Hua'er, dan saat ini juga kakekmu."

Bu Batian dengan lugas tersenyum sambil menatap Long Yan dengan mata yang memancarkan cahaya aneh dan penuh kasih. Dia tahu bahwa Long Yan telah merawat cucunya dengan baik, jadi dia telah jatuh cinta pada cucu menantu ini. Apa bedanya jika dia bodoh? Selama itu baik untuk cucunya, maka itu baik-baik saja. t alasan mengapa seorang wanita mencari suami yang baik untuknya?

"Huaer? Cintai istrimu? Apakah Anda kakek dari selir tercinta Anda? Selir kesayangan ayahku disebut juga ayah kerajaanku, selir kesayangan ibuku disebut juga ibuku, kakek selirku tercinta juga kakekku… Oh… aku mengerti! " Long Yan memiliki pandangan bodoh saat dia bergumam pada dirinya sendiri. Baru kemudian dia tiba-tiba menyadari apa yang sedang terjadi. Dia memandang Bu Batian dan dengan manis memanggil, "Kakek!"