9. Berjuang

229 18 0
                                    

" bersamamu, adalah hal yang sangat kuinginkan. Namun, bisakah aku menggapainya keinginan itu ? "

●●●

Hwang Eunbi, tersenyum menatap seseorang yang berjalan menghampirinya. Ia sedang berada ditaman rumah sakit.

"Maaf.. membuatmu menunggu lama, tadi macet banget, ada perbaikan jalan didekat kampus C"

Eunbi menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Tidak kok, aku juga sedang menikmati udara disini"

Doyoung tersenyum kecil, ia mengusap surai hitam legam milik eunbi dan duduk dikursi taman, disamping kursi roda eunbi.

"Kamu sudah makan?". Tanya doyoung

Eunbi menganggukkan kepalanya. Lalu ia menghembuskan nafasnya. Doyoung memperhatikan gelagat eunbi, gadisnya sedang gelisah. Dan doyoung tau itu.

"Apa yang sedang kamu pikirkan? Jangan banyak pikiran". Ucap doyoung lembut

Eunbi tersenyum.

"Bagaimana? Besok hari kompetisinya kan?"

Kini doyoung yang tersenyum menatap eunbi. "Aku sedikit gugup. Tapi aku juga tidak sabar untuk hari esok"

Eunbi tersenyum menatap doyoung yang bercerita begitu semangat, binar mata doyoung menggambarkan bahwa ia tidak sabar untuk hari esok.

"Kamu pasti yang akan jadi juara"

"Kamu sok tau"

"Aku serius"

"Tidak mungkin, banyak saingannya"

"Kamu yang juara"

"Kenapa kamu yakin banget?"

Eunbi terdiam beberapa detik.

"Karena, kamu selalu bernyanyi memakai hati kamu. Itulah yang membuat kamu juara"

Doyoung tersenyum manis. Ia merengkuh tubuh eunbi yang semakin ringkih dari hari ke hari.

Eskpresi wajah doyoung berubah, matanya berkaca-kaca, begitu banyak hal yang ia takuti, bukan, bukan soal kompetisi bernyanyi itu. Ia sangat takut kehilangan eunbi. Sudah hampir 1 bulan eunbi berada di rumah sakit, menjalani serangkaian kemoterapi dan pengobatan. Dan selama itu pun, mereka hanya bisa berjumpa disaat-saat jam besuk.

Tidak ada eunbi yang menemaninya kesana kemari, dari satu kompetisi ke kompetisi lainnya. Membantunya membuat lagu, berlatih dan juga menemaninya dikala ia down.

Doyoung tidak bisa membayangkan hal mengerikan, jika suatu hari nanti eunbinya akan pergi meninggalkannya. Ia takut tidak bisa lagi memeluk tubuh eunbi, menatap wajah eunbi, melihat senyuman eunbi, mendengar suara eunbi dan bahkan ia tidak bisa lagi melihat sosok eunbi.

"Doyo.. aku sesak"

Doyoung refleks melepaskan dekapannya. Ia tidak menyadari bahwa dekapannya membuat eunbi sesak.

"Maaf maaf maaf.."

Eunbi terkekeh. Melihat sosok doyoung yang khawatir dan merasa bersalah padanya. "Aku bercanda.. tidak sesak kok"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang