Hallo friend... jangan lupa FOLLOW aku ya, VOTE beri support, KOMEN krisar typo...typo yang ada, dan satu lagi SHARE keteman-teman kalian kalau pada suka (biar cerita ini berkembang berkat kalian).
Kesamaan nama, tempat, dan lain-lainnya saya mohon maaf. Tidak ada unsur kesengajaan dalam bentuk apapun.
HAPPY READING
"Pak Didi katanya mau pulang kampung dan berhenti kerja," ucap Rio selaku ayahnya Villona dan Willona.
Villona dan Willona gadis kembar, anak dari Rio dan Ratna. Willona sebagai kakak bersifat agak songong, pemarah, lebay dan baik hati, sedangkan Villona agak kekanak-kanakan, barbar, songong, dan nyebelin, hampir sama dengan Willona walau usia mereka sebenarnya cuma berbeda beberapa menit saja.
"Jadi kita boleh naik mobil Pah," ucap Villona berbinar.
"No...no...no sayang," ucap Ratna menggerakkan jari telunjuknya kekiri dan kekanan.
"Kok gitu sih Mah!," ucap Willona kesal.
"Papah bakalan cari sopir baru buat kalian. Gak ada penolakan," ucap Rio tak ingin ada penolakan dari kedua anak-anaknya.
"Nurut aja sama Mamah dan Papah, sayang," ucap Ratna sambil mengoles selai kacang pada roti.
"Sekali-sekali napah kita naik mobil tanpa sopir! Kaya anak kecil aja!" Willona berekspresi kesal sembari mengalihkan pandangan kearah samping.
Ratna meletakkan roti dimasing-masing piring pada semua anggota keluarganya yang berada dimeja makan.
"Pah...." rengek Villona sambil mengunyak roti ditangannya.
"Apa?" Jawab Rio.
"Cari sopir baru tuh yang..?," Villona berfikir diakhir kalimatnya.
"Yang apa? Hayoo..." sambung Ratna.
"Hehehehee....yang ganteng Pah, Mah," ucap Villona cengir-cengir pipinya mulai memerah.
Willona yang duduk disampingnya segera mengusap kasar wajah Villona, "ganteng, ganteng. Kuliah dulu yang benar."
"Emang, lo udah benar aja?!" Villona mulai emosi.
"Sudah, sudah entar jadi ribut," lerai Ratna.
"Dia duluan Mah," ucap Villona menunjuk kearah Willona.
"Lo!"
"Yaudah Mah, Papah berangkat kekantor dulu," ucap Rio setelah menghabiskan sarapannya.
"Iya Pah." Ratna menyalimi tangan suaminya, begitu pula Villona yang disusul Willona.
"Kalau gitu, Villona juga berangkat Mah," ucap Villona setelah menyalimi tangan ibunya.
"Hati-hati."
"Iya."
...
"Pagi pak Didi," sapa Villona pada Didi setelah memasuki mobil.
"Pagi non," jawabnya.
"Kak." Villona menyenggol Willona yang berada disampingnya.
"Jalan Pak," pinta Willona pada Didi.
Villona merasa dirinya dicuekkin sang kakak mulai berfikir membuat topik agar sang kakak meresponnya. "Kak. Gimana kabarnya kakak sama si Rafael itu?"
"Udah lah Vill gausah ngomong dulu, gue lagi badmood nih!" Ucapnya kesal.
"Habisnya kakak Will cuek." Villona memanyunkan bibirnya. Pak Didi hanya terkekeh pelan.
"Kapan lo bisa hilangin sifat kekanak-kanakan lo?!" Tanya Willona antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGHADEH!!! | HIATUS
Teen Fiction[FOLLOW] Maaf gak ada deskripsi karena alur bisa berubah-ubah.