5.

1.5K 203 9
                                    

Happy reading-!! ♡





















"Apa maksudnya Jung Haechan?!"

Kedua orang itu mematung, pasti Jaehyun mendengar semuanya. Salahkan Renjun yang tidak benar menutup pintu.

"Mas, kamu disini? Udah lama?" Tanya Haechan bergetar.

Jaehyun yang membawa bunga kesukaan Haechan lun menjatuhkan bunga itu, menghampiri Haechan lalu memeluk istrinya erat.

"Kenapa kamu nggak kasih tau semua ini sayang? Ibu keterlaluan bilang itu sama kamu. Mas merasa jadi suami yang nggak becus."

Haechan menggeleng. "Nggak mas, mama bener. Harusnya aku udah kasih kamu baby, tapi sampai sekarang belum. Aku nggak mau egois halangin kamu."

"Tapi kamu egois ke mas! Kamu nggak mikirin perasaan mas ini? Jung Haechan jawab!"

Haechan terisak, Jaehyun sudah bicara tegas seperti ini. Ia akan sangat takut.

Sementara Renjun sudah pergi entah kemana, ia tidak mau menguping masalah sahabatnya.

"Tapi mas, kamu jangan marah sama mama. Mama niatnya baik sama kamu, kamu jangan emosi oke. Aku juga minta maaf tanya-tanya kamu terus soal ini. Mas sayang jangan bilang apa-apa ya sama mama."

"Nggak bisa, mas harus tegas. Mas nggak mau kamu sakit hati soal ini, mas sayang kamu, apa adanya. Masa bodo dengan bayi, mas cuman pengen kamu sayang."

Dnegan helaan nafas, Haechan tidak lagi membalas perkataan Jaehyun. "Tapi mas jangan marah sama mama mas."

"Nggak, nanti malam kita kerumah." Baiklah perkataan Jaehyun sudah mutlak.

Malam ini adalah malam yang tidak ingin Haechan lalui. Jaehyun terlihat emosi sedari tadi siang. Salahnya juga yang bicara blak-blakan soal ini.

Saat masuk, terlihat wanita paruh baya membuka pintu dengan senyum cerahnya. "Jaehyun, kebetulan sekali kamu pulang. Mama ada kejutan buat kamu."

Jaehyun hanya diam, sementara Haechan sudah terbiasa dengan sikap mertuanya itu. Sedari dulu, semenjak dirinya berpacaran, mama Jaehyun tidak menyukainya.

Alasannya karena laki-laki tidak bisa mengandung. Jaehyun itu anak tunggal, selain harapan keluarga untuk bisa mengangkat derajat, juga harapan keluarga untuk hadirnya seorang cucu.

Keduanya masuk, dan terlihat seorang wanita tengah duduk meminum secangkir teh. Gayanya angkuh sekali, jangan lupakan pakaiannya yang terlalu terbuka membuat Jaehyun enggan melihatnya.

"Jadi Jaehyun, kebetulan sekali kami kerumah. Haechan sudah bilang kan, mama mau menjodohkan mu lagi?"

"Tidak, aku tidak ingin. Apa mama tega denganku dan Haechan, kami sudah lama bersama, dan bisa-bisanya mama melakukan hal ini pada kami berdua." Jaehyun berucap dengan dingin.

"Apa yang kamu harapkan dari pernikahan kalian? Sudah satu tahun lebih dan kalian belum memiliki anak? Apa kamu tega pada mama yang sudah tua ini, nak?"

Haechan meremat tangan Jaehyun kuat, hatinya sangat sakit sekali mendengar nama mertuanya bicara seperti itu.

"Dan apa mama tega melihat aku berpisah dengan Haechan? Dia yang selalu ada untuk Jaehyun."

"Perkenalkan dia Nara, Park Nara. Keluarga Park rekan kerjamu kan? Jadi ini akan sangat menguntungkan juga untukmu." Ibunya bersikap abai dengan perkataannya. Membuat Jaehyun sangat muak.

Ia juga tidak tega melihat Haechan begitu erat menggenggam tangannya, pasti pria manis ini terluka.

"Percuma aku kesini, aku pergi." Jaehyun menunduk, diikuti Haechan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cute Desainer and Posessive Husband (Jaehyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang