2.

2.3K 274 12
                                    

Happy reading-!! ♡
Maaf buat typo nya, ya!


















Makan siang kali ini, mereka berdua datang berkunjung ke tempat yang banyak sekali momen terjadi. Kampus mereka.

Disinilah Jaehyun bertemu Haechan, syukurlah sang ibu mengirimnya untuk kuliah bisnis disini. Ia jadi bertemu dengan jodohnya.

"Mas, aku udah lama banget nggak kesini. Terakhir kapan ya?" Haechan duduk di salah satu bangku restoran ayam bakar sederhana didepan kampus mereka.

"Mas juga lupa, kayaknya udah lama banget. Tempatnya udah banyak berubah."

"Kamu bener, aku pesen kayak biasa aja ya mas. Aku laper, minta tolong cepet ke mang Ujang nya."

"Iya sayang, sebentar ya." Jaehyun menghampiri sang penjual, karena sistemnya disini mereka yang menghampiri. Karena saking ramainya yang makan, apalagi jam makan siang seperti ini.

Setelah memesan Jaehyun kembali duduk, terlihat istrinya sedang memainkan ponselnya, tapi langsung meletakkannya saat tau dia sudah kembali.

"Udah mas?"

"Udah sayang, kamu kenal istrinya Bara Argantara?" Jaehyun mulai bertanya seputar keseharian sang istri.

Haechan menggeleng. "Renjun yang kenal, aku baru tau sekarang. Dia kayak seneng gitu aku istrinya kamu."

"Ya karena mas ganteng, kamu manis sama lucu. Kita pasangan yang cocok."

Haechan mendelik. "Aku masih cowok ya mas, aku pasti ganteng lah!"

"Tapi kamu manis banget, aku nggak liat ada unsur tampannya."

"Ih mas Jaehyun ngeselin, kok gitu. Godain aja terus, aku marah baru tau rasa."

"Mas bercanda sayang, astaga kamu mood swing banget." Jaehyun mengambil lengan kanan Haechan, lalu mengecup punggung tangan lembut itu.

"Mas pernah bilang nggak si, mas beruntung banget ketemu kamu. Kamu mau nemenin mas dari awal banget mas berkarir, padahal keluarga kamu kaya nya bukan main."

"Aku juga beruntung kok, soal nemenin kamu ya itu salah satu bentuk cinta aku ke kamu. Lagian seru kok, aku jadi tau gimana usaha kamu buat bisa nikahin aku. Orang tua aku yang kaya, bukan akunya mas."

Jaehyun tersenyum lebar, laki-laki dihadapannya ini sangat rendah hati. Saat di kampus dulu istrinya salah satu primadona para mahasiswa dan mahasiswi, bahkan banyak dominan mapan yang mau mempersunting Haechan.

Pesona Haechan sangat kuat, ia akui itu. Wajah manisnya, tutur katanya yang lembut, manner yang baik, intinya yang baik dalam diri manusia ada pada Jung Haechan.

"Kok bengong? Aku kelebayan ya ngomongnya?"

"Nggak sayang, mas cinta banget sama kamu astaga."

"Iya-iya tau. Hari ini kamu banyak bilang cinta ke aku."

"Karena memang mas cinta." Bertepatan dengan itu makanan datang, dua porsi ayam bakar dengan sambal ijo kesukaan mereka berdua.

"Makan dulu deh, daritadi mahasiswa disini liatin kita terus." Benar saja, banyak sekali yang menguping pembicaraan mereka, sesekali memekik karena ucapan jaehyun yang kelewat romantis.

"Biarin, kamu terlalu indah. Tapi mas nggak suka kamu di liatin."

"Kan aku manis, mas sendiri yang bilang."

"Syutt, udah makan aja ya sayang. Berdoa dulu." Keduanya berdoa dan mulai makan siang dengan tenang.

Pernikahan yang sudah satu tahun di jalani tidak membuat mereka bosan satu sama lain. Apalagi penantian panjang mereka agar seorang malaikat kecil hadir di tengah-tengah mereka, membuat mereka kuat. Saling menguatkan.

✧✧✧✧









Malam tiba, waktunya semua orang beristirahat dari kegiatan melelahkan hari ini. Malam ini belum terlalu larut, pasangan itu masih bergelut dengan pekerjaan masing-masing.

Jaehyun, di ruangannya sedang mengecek berkas-berkas yang ia tinggalkan siang tadi. Sedangkan Haechan, membuat beberapa pola desain untuk pesanan para kliennya.

Tidak terlalu banyak, tapi cukup membuat lelah. Haechan membuka kaca mata yang ia pakai, lalu memijit pelipisnya pelan.

Pusingnya semakin menjadi-jadi, padahal tadi ia sudah ke dokter bersama Jaehyun. Hanya kelelahan, dan itu membuat Jaehyun cukup marah pada Haechan.

Maka dari itu sekarang Haechan sedang pusing, bagaimana caranya agar Jaehyun tidak marah. Selain posesif, Jaehyun juga terkadang menjadi sangat kekanakan.

Ia cukup tidak menyukai sikap Jaehyun yang satu itu, tapi setiap orang pasti ada kelebihan dan kekurangannya, bukan?

Haechan mengetuk pintu ruang kerja Jaehyun, saat ia disuruh masuk, terlihat Jaehyun yang memakai kacamata yang sama dengan yang ia pakai.

Tapi Haechan tahu pasti suaminya tidak fokus bekerja, pasti sedang memikirkan kondisinya.

"Mas, kamu masih marah sama aku? Aku kan udah minta maaf, aku bakalan kurangin jam kerjaku kok mas."

Jaehyun masih diam, Haechan menghela napas. Ini akan sulit. "Mas sayang, kamu tega aku bobo sendiri? Nanti aku dipeluk siapa?"

Pertahanan Jaehyun runtuh, ia paling tidak bisa jika Haechan berbicara ikut seperti itu, apalagi panggilan mas yang baru disahkan tadi siang.

Membuat dirinya makin cinta dengan Haechan.
"Kamu mau nurut sama mas, kan? kamu berhenti aja kerja. Biar Renjun yang urus semua, nurut kata suami bisa kan?"

"Tapi aku baru bisa ngerasain jadi desainer sebentar mas, aku nggak bisa gitu aja berhenti. Aku bakalan kurangin jam kerjaku, boleh ya?"

Kali ini Jaehyun yang menghela napas, baiklah. Ia juga tidak mau egois, menghentikan cita-cita Haechan begitu saja.

"Iya boleh, tapi janji di kurangin. Kata dokter, kamu harus banyak istirahat sayang. Mas denger kamu pusing aja udah kelimpungan."

"Iya janji, tapi mas jangan marah ya? Mas juga jangan terlalu diforsir kerjanya."

Berubah itu bukan hanya sepihak, tapi dua pihak. Jika hanya satu, yang lainnya akan merasa bahwa pihak itu egois.

Membicarakan sesuatu dengan tenang merupakan prinsip Haechan. Ia harus menjadi pihak yang sabar jika Jaehyun sudah seperti ini.

Memiliki Jaehyun bukan hanya memiliki, tapi juga menerima kelebihan serta kekurangan pria itu.

"Mas janji, mas nggak akan sakit. Kamu juga, kalo kita berdua sakit, siapa yang mau jaga bayi?"

"Belum ada mas, maaf ya. Aku belum bisa kasih kamu bayi." Haechan merasa bersalah soal itu.

Ini sudah setahun, tapi ia masih belum diberi kepercayaan. Temannya saja bahkan sudah akan memiliki dua anak, tapi ia? Satupun belum ada.

Jaehyun merasa bersalah, ia lupa Haechan agak sensitif membicarakan hal itu. "Nggak sayang, mas bakalan nunggu. Kita berdua juga gak papa, asal sama kamu "

"Mas gombal!"

Ya begitu, pertengkaran diantara mereka selalu berakhir dengan Pekikkan Haechan akibat godaan Jaehyun.

Pasangan yang serasi, sang dominan yang temperamental, sang submisif yang selalu sabar menghadapinya.











Tbc.

Cute Desainer and Posessive Husband (Jaehyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang