1

17K 363 7
                                    

"Happy Reading"💙

Kezia (Perempuan)
Kanaya (Perempuan)

Aneta Alvarendra yang merupakan ibu dari Kezia Angelina Alvarendra sekarang sedang bermain bersama didalam mansion megah nan mewahnya bersama dengan Abian Alvarendra yang juga merupakan kakak dari Kezia Angelina Alvarendra, Bian dan Kezia hanya selisih satu tahun saja.

Saat sedang asik bermain tiba-tiba pintu mansion diketuk, pelayan membukakan pintunya dan datanglah tuan Jovan Alvarendra yang merupakan kepala keluarga dari keluarga Alvarendra, namun ia tidak datang sendiri melainkan dengan satu orang wanita dan satu orang anak yang seumuran dengan Kezia.

"Dad, siapa mereka?" tanya Aneta.

"Oh mereka tadi ku temukan dijalan sedang dikeroyok oleh beberapa pereman, jadi daddy membawanya." Jawab Jovan tanpa adanya raut wajah yang berbeda, raut wajahnya sama seperti biasa biasanya, raut wajah yang ia gunakan setiap harinya.

"Perkenalkan nama saya Jessica, dan ini anak saya vanesa." Tutur Adara memperkenalkan diri dengan membungkuk sopan.

"Baiklah silakan masuk, anggap saja rumah sendiri." Suruh Aneta ramah, tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya, Aneta menerima Adara dan vanesa masuk kedalam mansionnya dengan tangan terbuka.

Namun siapa sangka didalam hati Adara ada niat terselubung untuk mendapatkan harta keluarga Alvarendra.

"Tunggu saja apa yang akan aku lakukan untuk merebut hartamu." Batin Adara tersenyum licik, senyumannya hampir tak terlihat sampai Jovan dan Aneta menyadari senyuman itu.

Beberapa minggu telah berlalu Adara dan Vanesa tinggal bersama dikediaman keluarga Alvarendra, meski Adara yang berlaga seperti pembantu rumah tangga, agar bisa membalas kebaikan Aneta yang menerimanya dengan senang hati, ucapnya pada Aneta waktu itu.

Kezia memang sedari awal tidak suka dengan kedatangan Adara dan Vanesa,  namun ia hanya bisa diam dan menerimanya tanpa bisa berontak, mau memberontak juga tidak akan mungkin bisa dimengerti oleh kedua orang tuanya.

Disuatu hari Jovan sedang berada dikantor, sedangkan Bian tengah tidur dengan nyenyak dikamarnya.

Kini Aneta, Kezia, Adara dan juga Vanesa sedang bersantai diruang keluarga, Aneta yang sudah merasa lelah ia pergi kekamarnya untuk istirahat, namun tanpa Aneta sangka dan duga Adara ikut masuk kedalam kamar Aneta, entah apa yang akan dilakukan Adara.

"Adara ada apa?" tanya Aneta yang sudah masuk berada didalam kamar, badannya berbalik menatap Adara yang sekarang berdiri tepat di belakangnya.

Tanpa menjawab Adara mengambil sebuah pisau buah dimeja kamar Aneta dan menusukkannya tepat diperut Aneta, Aneta terkejut dan tidak menyangka, memegangin perutnya dan mempelototi Adara sebelum dia jatuh menutup mata.

Kezia yang melihat Adara sedang menusuk perut mommynya langsung berteriak dan meminta tolong, kebetulan Jovan yang baru saja tiba dari kantor, mendengar teriakan minta tolong dari Kezia langsung berlari menaiki tangga, menuju kesumber suara.

"Mommy!" teriak Kezia lalu menghampiri Aneta yang sudah jatuh kelantai dengan darah mengalir, sudah tak didekapan Kezia.

"Apa yang kau lakukan pada mommy ku ha!" Bentak Kezia pada Adara yang tetap berdiri menatap Aneta didekapan Kezia.

Jovan masuk kedalam kamar Aneta, disusul Bian dan Vanesa, Jovan melihat Aneta yang sudah tergeletak tak bernyawa dengan Kezia menangis disampingnya mereka terkejut dan mengaku, istrinya bersimbah darah.

Adara yang melihat Jovan masuk, dia langsung berjongkok mengimbangi Kezia yang membekap Aneta.

"Kezia kenapa mommy bisa seperti ini?" tanya Jovan mendekati Kezia.

"Dia telah membunuh mommy!" teriak Kezia sambil menunjukkan jari pada Adara tepat didepannya.

"Tidak, tidak mas, aku tidak melakukan itu, tadi Aneta ingin mengupas buah, namun ia malah terpeleset dan pisaunya mengenai perutnya." bohong Adara disertai air mata palsunya, sungguh akting Adara tak terlihat palsu.

"Bohong! aku melihatnya menusuk mommy!" bantah Kezia berteriak dengan jari yang masih nenunjuk kearah Adara.

"Tidak! aku tidak berbohong, ini murni kecelakaan." bohong Adara menambah deras air matanya yang dia buat sesali mungkin.

"Siapa yang mengajarimu berbohong Kezia?!" tanya Jovan sedikit berteriak, dada Kezia bagai terserang ombak tsunami yang kencang, apa? Ayahnya menuduh dirinya berbohong? Anak mana yang tega berbohong demi membela orang luar yang jelas jelas membunuh ibu kandungnya sendiri, apa dia anak yang gila? tentu tidak.

"Aku tidak berbohong! dia yang berbohong!" bantah Kezia tak kalah berteriak, ia tak habis pikir, apa yang dipikirkan oleh sang ayah, sungguh ayah yang langka.

Namun Jovan malah menampar pipi Kezia dengan keras hingga ia jatuh tersungkur kelantai kamar.

"Bagus sekali aku akan mudah mendapatkan hartamu jika seperti ini." batin Adara tersenyum licik senyumannya itu sungguh mengerikan, bagai psikopat yang haus akan darah, tetapi itu bukal asli psikopat melainkan jalang yang haus akan harta dan tahta.

Kini Aneta telah dimakamkan dengan layak, dan semua telah kembali kemansion. Kezia sama sekali tidak berbicara sepatah katapun pada ayahnya, hatinya sungguh sungguh kecewa dengan sikap ayah yang terlihat biasa biasa saja.

Sampai hari dimana Jovan menikahi Adara.

"Danu, Kezia sekarang panggil dia mommy ya nak." perintah Jovan pada kedua anaknya dengan tangan Jovan yang ada dibahu Adara. Bian hanya mengangguk mengerti namun berbeda dengan Kezia, dia menolak dengan keras.

"Bukan dia bukan mommyku, mommyku telah tiada karna dia, dan aku tidak akan pernah menganggapnya sebagai mommy ku." tolak Kezia mentah mentah, dan matanya tidak sudi memandang wajah Adara dan Jovan yang sudah dianggapnya sebagai musuh abadinya, apalagi Adara, dia menatapnya dengan tatapan iblis.

"Kezia! sudah berapa kali daddy bilang, itu murni kecelakaan!" bentak Jovan menatap geram Kezia.

"Mana ada pembunuh mengaku" sahut Kezia dengan senyum smrik khasnya yang sudah ia keluarkan sejak dini.

Tak disangka Bian malah menampar pipi Kezia yang membuat Kezia menitikan air mata, kakak laki laki yang seharusnya dan sejatinya melindungi adiknya, malah melukai fisik dan hati sang adik.

"Kau menamparku? kau sudah tidak mempercayaiku dan sekarang kau juga menamparku" ucap Kezia berusaha sekeras mungkin menahan tangisnya, namu sayang air mata yang berusaha ia tahan lolos dengan begitu saja.

"Maaf dek, kakak ga sengaja" pinta Bian menyesali karna telah menampar Kezia.

Namun Kezia langsung berlari masuk kedalam kamarnya tanpa memperdulikan yang lain, hatinya sungguh hancur, kehilangan ibu kandungnya, ayahnya tidak mempercayainya, sekarang? kakaknya juga tidak mempercayainya.

Bian merasa sangat bersalah pada adiknya, namun ia juga tak tahu harus percaya pada siapa, dia tidak tahu harus apa, disisi lain ada sang ayah yang berhak bahagia dengan wanita pengganti sang ibu, dimatanya Adara adalah seorang wanita yang baik, dan disisi lain ada kezia.


                                 TBC

                          ࿓࿓࿓࿓࿓࿓

          Sebelumnya Maaf jika ada
          kekurang karna baru
          pertama kalinya😅

Terimakasih yang sudah luangkan waktunya untuk baca karya saya😊

࿓࿓࿓࿓࿓࿓

Ig : @hae.dha

Rabu, 4 Agustus 2021
              

THE QUEEN OF MAFIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang