👣

5 0 0
                                    

Fera sedang tertidur di kantin sekolah, tidak ada yang berani membangunkannya atau mungkin tidak banyak yang mengenalnya.

Tidurnya terganggu akibat suara gaduh dimeja sebrang hingga matanya menelusur ke setiap sudut kantin. Disana ada pembullyan tetapi tidak ada yang berani melerai.

"beraninya sama kaum lemah, payah!"

ucap Fera santai dengan tangan yang bersedekap di depan dada.

"Apa lo bilang hah?!" balas Argio penuh emosi.

Kenzo menahan lengan argio agar tidak maju, untuk mengontrol emosinya.

"Ck. Gausah diladenin, anak baru mungkin yang belum tau kita siapa." ujar Bima dengan tampang datarnya.

"lo kira gue anak baru heh?! Bahkan gue udah ada disekolah ini selama setahun lebih" balas Fera dengan muka mengejek.

jawaban Fera membuat geng pantolan sekolah yang dijuluki 'THE LERFE' membuatnya tercengang.

"Tingkah laku lo semua itu sampah! ralat lebih tepatnya sampah masyarakat!"

ucapan Fera membuat ketua geng the lerfe murka, baru kali ini ada seorang gadis yang dengan lancang menentang lerfe.

Reval sang ketua lerfe megepalkan tangannya, mukanya merah menahan emosi yang sudah diujung tanjuk.

Reval maju kedepan, "lo gak lebih dari sampah!" Balas Reval dingin.

"oh ya?masa, tapi gue merasa berlian gimana tuh."

Argio benar-benar sudah emosi. Tidak ada yang menahan emosi argio bahkan sang ketua sekalipun.

"LO BERANI NYENTUH GUE SEDIKITPUN, GUE PASTIKAN LO PULANG TANPA NYAWA."

seru Fera, ketika argio akan melukai fisiknya.

"wow, ada ezo. Gimana zo , masih waras?" tanya Fera mengejek.

Kenzo mengepalkan tangannya erat hingga menimbulkan uratnya terlihat, "lo siapa hah?! Berani manggil gue begitu dengan mulut sampah lo!"

Kenzo yang mau menampar Fera, langsung ditepis oleh Fera. Fera balik membogem Kenzo hingga sudut bibir kanannya mengeluarkan darah.

"Selamat! masuk ke kandang harimau Fera."

ucap Reval dengan senyum smirknya.

"GUE PASTIKAN HARI-HARI LO BERADA SI SEKOLAH INI GAK AKAN TENANG!"

seru argio yang menatap Fera dengan tatapan benci. Mungkin, sangat benci.

"Tunggu tanggal mainnya." ucap Bima, cowo yang paling banyak diem diantara geng nya tetapi sekali ngomong ada bubuk cabenya.

"tenang aja, bakal gue tunggu kok."

ucap Fera, pergi dari hadapan mereka, sekitar lima meter Fera berbalik dan mengacungkan jari tengahnya.

"FUCK BUAT GENG SAMPAH LO!"

•••

TBC

Hai, ini pertama kali gue nulis cerita ginian.
Maapin kalo banyak gajelasnya😭

Harap maklum, soalnya gue nya aja juga gajelas😭

wkwk

kasih vote, kalo emang bener-bener tertarik sama ceritanya.

kasih komen, kalo emang bener-bener ceritanya gaasik, biar nanti bisa di revisi hehe.







T H E  L E R F ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang