DURGA KARA
-*-
KAISOO | CHANBAEK
-*-
Fluff , lilbit angst
-*-
aroona_el . 2021
-*-
Pria tampan itu hanya duduk pandangi langit yang cerah, berbanding terbalik sekali dengan suasana hatinya yang memendung. Gemintang di angkasa sana membuatnya iri, mengapa hatinya tak bisa segemilang sinar lintang.
"Kara, bangkitlah dari sana, jangan terlalu lama memandang langit dengan wajah masam, Yang Kuasa akan turunkan hujan untuk hilangkan murammu." Seorang lelaki tinggi berseru dari arah pintu utama rumah.
Lelaki berasma Kara menoleh, menatap rekannya dengan senyum tipis.
"Biarlah, biar Tuhan kirimkan hujan agar hatiku tak terus rasakan nestapa ini." Balasnya.
Hembus nafas berat keluar dari lelaki yang berdiri di dekat pintu. Kakinya beranjak mendekati rekannya yang setia bermuram durja.
"Seberapa cantik wanita itu hingga engkau susah sekali melenyapkan bayangannya?" Tanya sang teman, Cakra namanya.
Wajah Kara memelengos, wanita cantik yang pernah menjalin hubungan dengannya kembali membayangi.
"Sungguh cantik, pun jelita. Sayang amat sayang takdir menjauhkannya dari hamba. Jejaka lain lebih beruntung milikinya."
Tepukan Cakra berikan, "Bukan jodoh, aku yakin kau dapatkan yang lebih baik darinya setelah ini."
"Nampak yakin sekali bibirmu itu." Kara tertawa sembari memukul bibir temannya.
"Yakinlah saja dulu, siapa tahu memang sebentar lagi." Balas Cakra, "Ikutlah denganku dan Bagya, ada pementasan di balai desa, jangan berdiam diri sahaja, setan banyak yang suka dengan lelaki berkharisma sepertimu."
Kara kembali tertawa, rekannya entah sadar atau tidak telah memujinya.
"Engkau mengakui aku berkharisma, Cakra. Terimakasih, aku memang demikian." Ujarnya, undang decakan sesal dari nama yang tersebut.
"Aish, menyesal aku mengatakannya."
"Hahaha, sesalmu tak ada guna. Segera bawa aku ke tempat yang engkau maksud, kekasihmu juga pasti sudah menunggumu."
Senyum tersungging pada wajah Cakra hingga perlihatkan lesung pipit pada sisi kiri wajahnya. Tampan dan manis secara bersamaan.
"Baik. Mari berangkat."
-
Halaman balai desa telah penuh, sesak oleh warga yang hendak saksikan persembahan dari para penembang terbaik. Pentas di depan dihias sedemikian rupa, lampu warna-warni menghias setiap sudutnya. Gamelan jawa, gendang, kromong, gong, bonang, dan sejenisnya tak terlupakan, bahkan menjadi setter utama dari pementasan ini. Dapat Kara akui, bahwa dia terpukau.
"Ini endah sekali, Cakra." Ujarnya namun tak mendapat balasan dari sang rekan.
Kening berkerut samar kemudian badan berbalik melihat ke arah temannya semula berdiri. Wajah berubah datar, disaksikannya rekan dekatnya tengah bergurau mesra dengan sang kekasih, Bagya Bentang Bumi.
"Kau kutinggal mempesonai sebentar sudah larut dalam kemesraan. Huh." Komentarnya, jengah.
Yang memiliki tubuh paling kecil mendeling garang dan berkacak pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Durga Kara [KAISOO] ✔
FanfictionPatah hati ditinggal kekasih bersanding dengan lelaki lain, itu yang Kara Janggala rasakan. Sulit menerima kenyataan, namun begitulah yang ia alami. Lantun kidung yang teralun merdu dari seorang penembang berparas manis dan bersuara emas nyatanya ma...