3 :

38 6 0
                                    

( Clara Point of View )

    Aku menutup kedua telinga ini rapat-rapat, bahkan kedua kakiku terasa gemetar selama kericuhan itu berlangsung. Dua benda aneh yang paman Karasuma berikan, ku letakan di atas meja belajar berdampingan bersama buku paket dengan sampul yang masih tertutup.

5 menit berlalu dan keadaan kelas kembali normal, aku merasa kembali bisa bernafas dengan baik setelah sadar jika semua hal mengerikan ini telah berakhir. Di awali seseorang atau mungkin makhluk bermodel gurita kuning memasuki kelas dan menyapa para murid-muridnya. Tak ada sedikitpun ketakutan yang ku lihat dari sosok target incaran satu kelas ini, dia malah terlihat menikmatinya.

" Nyurufufufu, Yumeiko-san. Kenapa kau sejak tadi hanya diam dan tak menyerang Sensei seperti yang lain? "

Aku mendongkak, apa maksudnya?

" Jangan bilang jika Karasuma Sensei belum menjelaskan kelas ini kepadamu " pemuda yang duduk di sampingku kini berujar, aku hanya diam bergeming.

Seluruh astitensi kelas 3-E tertuju padaku yang hanya bergeming seperti orang bodoh, ku tatap paman Karasuma yang hanya diam memperhatikan dari balik kaca jendela.

" Kelas ini adalah kelas pembunuh, itupun jika kau mau tau. Tugasmu 6 bulan kedelapan adalah membunuh alien itu sebelum dia menghancurkan bumi " seorang lelaki yang perawakannya tampak seperti siswa pembuat onar memberi tambahan penjelasan.

Entah kemana hasil-hasil penilaian yang ku lakukan selama 6 bulan sebelumnya, semua ingatan itu musnah begitu saja dalam sekejap melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan ini dan mengetahui apa yang harus ku lakukan kedepannya dengan penyamaran sebagai seorang siswi polos bak malaikat.

Aku dituntut untuk jadi iblis di kelas ini, semoga orang tuaku tetap akan menganggap ku sebagai anak mereka.

" Sepertinya penjelasan dari Karma-kun dan Terasaka-kun sudah cukup membuatmu mengerti bukan, Nona Yumeiko? Kalau begitu, kita akan memulai pelajaran hari ini dengan praktikum kimia " makhluk itu menghilang dari kembali dengan meletakan banyak botol-botol bening kaca juga alat pembakar serta spiritus di atas meja tiap siswa, anak rambutku bahkan tertiup lembut saking cepatnya ia bergerak.

" Kendalikan wajahmu, aku tau kau terkejut dengan kemampuan nya " celetuk pria berambut merah itu dan memeletkan lidahnya.

Sialan! Apa dia baru saja meledekku?!

.
.
.
.
.

" Apakah, Clara-chan mau makan bersama kami? Aku membawa cukup banyak makanan untuk di nikmati bersama " gadis dengan rambut hijau yang di kuncir dua itu menunjukkan tas Tote bag nya, terlihat cukup berat.

Aku mengangguk, lagipula tadi pagi aku tidak sarapan satu meja dengan Gakuho. Sengaja menghindar, aku sudah terlalu bosan di teror dengan pertanyaan yang sama setiap harinya.

" Bolehkah aku ikut bergabung? "

" Tentu saja, kami sengaja menyediakan satu kursi kosong untukmu. Duduklah. " Kini, gadis dengan rambut hitam panjang yang memiliki wajah manis menepuk salah satu bangku kosong.

Entahlah, perasaan ini bisa ku rasakan cukup hangat. Seluruh siswa di kelas ini terlihat ramah dan sopan, sangat berbeda dengan yang ku temukan di gedung utama.

Oke, kelas ini harus berbangga karena aku memberi nilai sosial dan empati mereka sebanyak 99 point. Nilai tertinggi yang pernah ku berikan seumur hidup menjadi tim kritikus pendidikan.

" Namaku Kayano, siswi yang berkacamata itu namanya Okuda. Dia ahli dan sangat suka bidang kimia "

" Halo Okuda, aku Clara Yumeiko "

" H..ha'i " jawabnya terbata-bata.

Dalam satu detik kemudian aku bisa menentukan kasus kenapa ia di tendang ke kelas ini, sejak awal ku perhatikan gadis bernama Okuda ini memang sangat terampil dalam mencampurkan bahan kimia, hanya saja dia punya masalah lain yang berkaitan dengan bahasa.

" Oh, ya! Aku ingat. Kalau tidak salah, kau sebelumnya berasal dari kelas B di gedung utama kan? Bagaimana bisa kau berada di sini? "

" Benar apa yang Rinka katakan, aku juga sangat penasaran. Padahal Clara-chan sudah memenangkan banyak perlombaan sains tingkat nasional untuk Kunugigaoka "

Aku tersenyum kecil, menjelaskan jika aku sangat lemah di pelajaran matematika walau ahli di bidang fisika dan kimia serta biologi. Aku tak berbohong. Aku memang tak suka pelajaran hitung menghitung.

" Jadi begitu ya, kalau Clara-chan meminta rekomendasi siswa di kelas ini yang paling ahli matematika. Ku sarankan, Karma-kun adalah orang yang tepat " ucap Hinano sambil memasukan makanan ke dalam mulutnya.

" Dia yang duduk di sampingku itu? Dia ahli di bidang matematika? "

" Yup! Dia bahkan berada di peringkat 2 seangkatan Kunugigaoka berturut-turut, dia itu yang paling cerdas di kelas ini "

" Bagaimana dia bisa berada di kelas ini? "

" Hee~ bukankah daripada diam-diam membicarakan ku, lebih baik langsung bertanya orangnya. Nona? " lelaki itu tiba-tiba sudah berada di sampingku, setengah berbisik membuat bulu kudukku merinding disko.

Aku terasa baru mendengar bisikan dari setan, tidak. Bahkan yang ini jauh lebih mengerikan, iblis merah? Ya. Betul.

" Kau selalu muncul begitu saja, kau itu menakuti Clara-chan! " Kayano melemparkan sebelah sepatunya pada Karma yang hanya tertawa dengan menyebalkan nya.

Para gadis hanya bisa sweatdrop di kursi masing-masing, pertikaian antara Kayano dan Karma di hentikan oleh salah seorang lelaki berambut biru.

' Dia terlihat seperti pawang yang menjinakkan dua hewan buas ' batinku melihat Nagisa yang sudah menarik lengan Karma menjauh dari Kayano yang memasang ekspresi mengamuk.

Tok!

Tok!

" Clara Yumeiko, bisa bicara denganku sebentar di luar? " Suara tegas itu terdengar setelah pintu kelas terbuka, sosok Karasuma yang menatapku dari sana dengan wajah datarnya.

Setelah izin pada yang lain, aku mengikuti nya dan saling berhadapan untuk bicara cukup serius di koridor kelas yang sepi.

" Apa kau datang ke sini atas perintah dari mentri pendidikan Jepang? "

Aku mengangguk, mengeluarkan surat tugas yang di lipat rapih dalam saku baju dan menunjukkannya.

" Aku di tugaskan untuk membandingkan sistim belajar kelas di gedung utama dengan kelas E, selama 1 tahun dengan membagi waktu masing-masing selama 6 bulan. Ada apa memangnya? "

" Apa bisa kau merahasiakan kelas ini? "

" Kau memintaku untuk menutup mulut? Setelah tau fakta bahwa ada seorang alien yang akan menghancurkan bumi dan bisa saja melukai murid, kelas yang membentuk seseorang menjadi Assassin dan akses jalan menuju tempat ini yang sangat buruk. Kau khawatir jika kelas ini akan di nonaktifkan dan di hancurkan? "

Dia meneguk saliva nya, aku tertawa puas.

" Tenanglah! Aku janji untuk tak memberi laporan, lagipula tugasku hanya menilai cara pengajaran nya saja. Aku akan membandingkan bagaimana guru di gedung utama mengajar murid-muridnya dengan guru gurita berjuluk Koro Sensei yang mendidik siswa-siswi nya. " Ucapku, di wajahnya yang sedatar triplek tampak sunggingan senyum kecil ( sangat kecil )

Ya, lagipula baru sehari berada di sini saja aku sudah merasa betah. Terlepas dari tugas membunuh dan penilaian yang harus ku lakukan, aku cukup menikmati masa-masa ini.

Red ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang