1

21 8 1
                                        

Bintang nya jangan lupa untuk hargai penulis

Warning ; disini gua pake bahasa indo ya meski latarnya luar negri.


⚔⚔⚔⚔⚔⚔⚔⚔

Kampus ternama di Amerika, disinilah Kalingga dan kedua sahabat nya menimba ilmu. Terkadang ia sendiri pun tak paham kenapa harus sampai ke negeri pamansam ini.

Jalan di lorong kampus seorang diri, entah mengapa hari ini tampak sepi, apa karna adanya rapat untuk petinggi kampus saja.

Lagi lagi Kalingga mendapatkan kelas dengan keadaan hanya beberapa sisawa saja. Hingga seorang pemuda menyapanya.

"Hey, Kalingga, kenapa masuk? Bukannya hanya satu mata pelajaran saja kali ini" ucap pemuda itu.

Galen Megantara yang akrab di panggil Galen, salah satu sahabat Kalingga di kampus, memiliki pesona yang luar biasa hingga beberapa siswi rela mengorban kan keperawanan nya. Tapi tertolak dengan tegas.

"Gua gabut di rumah, jadi pergi aja ke kampus, Rumah Hitam juga di urus sama Gilang hari ini". Jawab Kalingga sembari mengeluarkan handphone nya.

"Btw, transaksi masih lancar kan? Acara sewa sewaan masih lancarkan?" tanya Galen menatap serius Kalingga.

Kalingga hanya menganggukkan kepalanya, Galen yang mendapatkan respon seperti itu menghela nafas lega, setidaknya uang akan terus mengalir jika dia dibutuhkan nanti.

"Ling... Lo gk ada niatan buat pacaran kah?" tanya Galen, sembari melihat beberapa siswi yang masuk ke dalam kelas.

"Gk ada, gua gk mau suatu saat nanti bisnis gua hancur hanya karna perkara cinta" jawab Kalingga menatap jendela luar kelas.

Galen heran dengan sikap Kalingga, banyak wanita muda bahkan dewasa yang mengincarnya tapi ya seperti yang di lihat tidak ada sama sekali niatan untuk merangkul salah satu dari mereka.

Tak lama kemudian kelas pun di mulai, lain halnya dengan Gilang yang telah sampai di Rumah Hitam. Terlihat jejeran orang dengan pakaian rapih bak pengawal kepresidenan tunduk hormat.

"Di mana Renas?" tanya Gilang pada salah satu pasukannya yang bernama Edrian.

"Renas sepertinya sedang ada di ruang nya tuan" jawab Edrian yang mengikuti Gilang di belakang.

Berjalan memasuki ruangan yang terdapat banyak monitor, disana seorang pria muda sedang fokus menatap layar monitor.

"Bagaimana? Mereka sudah tewas?" tanya Gilang daan di angguki oleh Renas.

"Sudah tuan, tanpa sisa dan jejak, kepolisian bahkan tak tau akan pembunuhan ini" ujar Renas memberikan detail pembunuhan yang berjalan lancar.

"Bagus... Ah iya Edrian Bilang Clarissa Untuk siapkan 25 ton ganja yang akan di kirim ke Maroko" ucap Gilang dan pergi dari ruangan itu. Edrian segera menghubungi Clarissa untuk hal yang di perintah kan Gilang barusan.

THE M'GUARDIAN ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang