Makan malam yang diikuti dua keluarga terasa begitu sakral dan hening. Dua orang lelaki paruh baya serta dua pasangan menjadi tokoh utama dalam makan malam dengan pembicaraan serius seputar bisnis. Makanan yang tersaji tak kalah mewah karena keduanya merupakan seorang CEO terkenal dan memiliki harta kekayaan yang saling kerjar mengejar. Jangan lupakan bahwa kedua paruh baya ini adalah seorang mafia kelas kakap karena sangat tidak mungkin harta kekayaan CEO begitu melimpah ruah bahkan seperti tidak akan ada habisnya jika penghasilan yang didapat hanya dari perusahaan yang sedang dijalankan. Apakah itu masuk akal?
"Kenapa kamu melakukan cara licik Tuan Adara?" satu kalimat terlontar di mulut tuan Brata.
"Cara licik seperti apa Tuan Brata?" kedua alisnya menyatu tanda ia bingung dengan pertanyaan yang menuduh.
"Kenapa menggelapkan penghasilan kerjasama kita begitu banyak?" tanyanya santai.
"Apa maksud anda? Saya tidak pernah menggelapkan apapun baik itu uang atau barang, apalagi penghasilan dari kerjasama kita," elak Tuan Adara tidak terima dengan tuduhan yang diberikan.
Tuan Brata mengambil dokumen dari Adelard Brata yang Notabenenya adalah anak laki-laki satu-satunya penerus perusahaan dan juga bisnis ilegalnya yaitu seorang mafia. Tertulis jelas bahwa penghasilan kerjasama keduanya sebesar dua triliyun rupiah masuk kedalam rekening pribadi Tuan Adara.
"Anda tidak memiliki waktu untuk mengelak atau menjelaskan." Merogoh sesuatu dibelakang saku
Sampai akhirnya...
Dor
Suara tembakan menggelegar menyeruak seisi ruangan yang sejak tadi di liputi keheningan kini berubah menjadi ribut dan mencekam. Peluru menembus ke dalam kepala membuat darah segar terus mengalir tiada henti dari kening yang berlubang akibat peluru. Suasana yang tadinya penuh keheningan berubah dengan seketika olah suara tembakan yang sangat mengejutkan bahkan berhasil memakan korban.
Bais Adara sebagai anak sulung dari tuan Adara sekaligus penerus bisnis yang dijalankan oleh ayahnya tidak terima dengan tuduhan yang dilayangkan apalagi kini ayahnya sudah meregang nyawa. Bais sangat hati-hati untuk bergerak karena bagaimanapun musuh di depannya masih memilki senjata yang bisa menembus jantung atau kepala hanya dengan menarik satu pelatuk yang tidak membutuhkan waktu sampai dua detik.
Sampai akhirnya suara tembakan itu terdengar kembali.
Tiga peluru Bais Adara keluar dengan secepat kilat mengenai sasaran jantung dan kepala tuan Brata sedangkan satunya lagi ia layangkan untuk Adelard yang berdiri di samping ayahnya tepat menembus jantung. Satu lagi peluru yang terdengar menyeruak adalah milik Adelard Brata yang ia layangkan tepat di detik kematiannya pada kepala Bais Adara.
Sedangkan kedua wanita saling menatap tak percaya dan kini hanya mereka yang masih memiliki nyawa dari kegiatan makan malam sakral ini. Suasana berubah menjadi mencekam dan dingin, bau anyir dan becek darah yang bersimbah menjadi pelengkap dalam suasana ini sampai suatu ketika....
Dua peluru berhasil membuat kedua wanita itu jatuh tak berdaya karena peluru yang berhasil menembus kepala belakang keduanya. Makan malam yang akan diisi dengan suasana tenang kini berubah menjadi penuh keributan ketika semua tokoh dalam makan malam tewas mengenaskan.***
"Bella, kamu harus menolong kami," ucap Shafira yang terengah-engah seperti habis marathon.
"Apa yang harus aku tolong?" Bella menjawabnya dengan santai dan mengambil gelas berisi coklat panas dengan asap yang masih mengepul di atasnya.
"Cepatlah ikut aku jika tidak kita semua akan mati."
Bella yang baru saja akan meneguk coklat panas diambil paksa oleh Shafira dan menyimpannya dengan kasar diatas meja, mengambil jas putih kebesaran yang menggantung di sisi kirinya dan memakaikan pada tubuh Bella. Sedangkan Bella matanya membola kaget dan tidak tahu situasi apa yang sedang dihadapinya.
"Ayo cepat!" Shafira menyeret Bella hingga langkahnya terhuyung sepanjang jalan.
"Ada apa memangnya? Tunggu sebentar kau bisa membuatku jatuh," ucap Bella karena sudah tidak jelas ia melangkahkan kakinya, bisa-bisa terkilir sepanjang jalan dan Bella yang jadinya harus mendapat pertolongan.
"Ini dokter terbaik kami," ucap Shafira pada kerumunan orang di UGD dengan tubuh yang tinggi besar tanpa ekspresi serta memegang beberapa senjata. Tidak lupa dengan pakaian yang serba hitam menambah kesan menakutkan bagi siapa saja yang menatapnya. Bahkan Bella sangat susah hanya untuk menelan ludahnya sendiri karena semua orang yang menyeramkan itu menatap Bella seperti akan membunuh.
"Kamu bicara apa?"
"Kau harus menyelamatkan bos dari mereka semua. Kalau tidak..., kita yang akan di bunuh."
"A-ada yang bisa saya bantu?" tanya Bella terbata dan gemetar.
"Bos kami membutuhkan pertolongan secepatnya ada tiga peluru yang bersarang di perutnya dan satu yang bersarang di dada sebelah kanan. Selamatkan nyawanya atau kau jadi taruhan," jelas salah satu orang menakutkan.
"Apa?"
"Cepat selamatkan," interupsi Shafira yang sudah diliputi rasa ketakutan.
"Siapkan ruang operasi segera dan bawa pasien." Perintah Bella pada semua perawat yang menjadi tawanan.
Bellanca Cenora seorang dokter bedah terbaik di rumah sakit Widhibrata yang sekaligus sebagai diektur rumah sakit Widhibrata. Bella diangkat menjadi seorang direktur karena sifatnya yang tegas, disiplin, cerdas, teguh pendirian, tenang dalam kondisi apapun sudah sangat cocok menggambarkan jiwa seorang pemimpin.
Selain sebagai seorang dokter bedah yang sudah ahli di usia muda yaitu 28 tahun, tidak luput bahwa Bella juga memiliki badan bak model karena bentuk tubuhnya yang ramping semampai di tambah kulit tan yang menambah kesan menawan, serta rambut lurus sebahu dan beberapa helai poni yang menutupi dahinya, dan hidung mancung serta bibir tipis menambah kesan sempurna pahatan wajahnya, jangan lupakan sorot mata bulat yang bisa saja tajam seketika ketika sedang serius seperti mengoperasi pasien.
Kini Bella sedang bergelut di ruang operasi untuk menyelamat pasien yang ditubuhnya terdapat beberapa peluru yang bersarang, entah darimana datangnya orang ini dan bagaimana bisa peluru sebanyak ini bersarang di tubuhnya, apakah di luar sedang terjadi perang besar dan Bella tidak tahu sama sekali karena lebih asik menikmati chocolate panasnya? Bella sangat telaten dalam mengeluarkan peluru di tubuh pasiennya menurutnya ini lebih mudah dibanding dengan memainkan permainan capit boneka yang dapat merogoh kocek besar jika tidak dapat. Jadi jangan lupakan keahlian Bella karena ia merupakan lulusan terbaik semasa kuliahnya diluar negeri.
Bella keluar dari ruangan operasi setelah 2 jam lamanya menyelamatkan nyawa seseorang. Bulir keringat di dahinya menandakan ia sangat kelelahan dan memutuskan untuk memsuki ruang kerjanya, yang Bella butuhkan saat ini adalah istirahat dan meminum kembali chocolate panasnya yang belum tersentuh sama sekali karena Shafira dengan lancangnya merebut dan menyimpan kembali di atas meja.
"Yah chocolatenya sudah dingin, berapa lama aku meninggalkan ruangan hanya untuk menyelamatkan pasieun misterius." Sambil melihat jam dinding yang memecah keheningan di ruang kerjanya. Perhatiannya teralihkan kala ketukan pintu terdengar.
"Iya masuk," ucap Bella.
Betapa terkejutnya ia yang melihat orang yang sama menakutkannya dengan segerombol orang di UGD tadi, tapi wajahnya tidak terlalu menyeramkan seperti 8 orang tadi hanya saja pakaian yang digunakan sama persih serba hitam dari ujung kepala sampai kaki.
"Selamat sore dokter Bella, terimakasih sudah menyelamatkan nyawa tuan saya. Saya sudah mengurus administrasinya dan saya akan membawa tuan saya pulang malam ini juga," jelasnya panjang lebar.
"Dia belum bisa dibawa pulang, perlu beberapa hari untuk pemulihan dan dia juga belum sadarkan diri."
"Itu pesan tuan kami sebelum dia mengalami kejadian dan berakhir dioperasi, jika dia terluka maka ia harus segera di bawa pulang."
"Kalau sudah tahu akan berakhir seperti itu kenapa tidak menghindar," ucap Bella kesal. Memang bukan perkataan yang etis sebagai doketer dalam mengatakan hal ini pada keluarga pasien, tapi keluarga pasien ini ngeyel dan bagaimana jika sesuatu hal yang mengerikan terjadi setelah Bella operasi-seperti mati. "Saya tidak akan bertanggung jawab jika tuanmu mati di jalan," sarkas Bella untuk memastikan bahwa jika terjadi itu semua di luar tanggung jawabnya.
"Saya jamin itu tidak akan terjadi," jawabnya penuh keyakinan.
"Satu minggu lagi tuanmu harus check up," ucap Bella yang membuat lawan bicara mengehentikan langkahnya.
"Baik, terimakasih saya permisi," jawabnya tanpa berbalik ke arah Bella.
Bella sedikit khawatir dengan pasien itu, terlebih lagi sosoknya yang entah berasal dari kalangan mana membuat Bella harus waspada jika sewaktu-waktu ia dilibatkan dalam hal apapun. Seperti karena kesehataannya menurun dan menuntut Bella untuk bertanggung jawab meskipun kesepakatan sudah ditandatangani tetap saja kewaspadaan perlu ditanam apalagi sosok seperti itu pasti terkenal akan kelicikannya.To Be Continue~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Mafia
Mystery / ThrillerBella Cenora seorang dokter bedah terbaik sekaligus direktur rumah sakit Widhibrata melabuhkan hatinya pada seorang mafia bernama Samudra Adara. Bukan Bella yang lebih dulu melabuhkan hatinya melainkan Samudra Adara. Keduanya terlibat perasaan saat...