Anggara dan Cecil sama-sama memasuki gerbang sekolah, bedanya hanya Anggara menaiki motornya sedangkan Cecil berjalan kaki. Cecil berangkat ke sekolah menggunakan ojek online yang berhenti tepat di depan sekolahnya.
Mereka berdua benar-benar seperti orang asing yang memang tidak memiliki hubungan khusus. Nyatanya, Anggara memang menganggapnya seperti itu.
"Cecilllllll, tungguinnn"
"Alana gausah teriak-teriak bisa gak?!"
Sungut Cecil dengan kedua tangan yang bergelantung pada lengan tas."Takutnya gak kedenger, Lo kan agak bolot" Ucap Alana sembarangan.
"Enak aja kalo ngomong!"
Mereka berdua terus berjalan sambil melihat sekeliling koridor yang sudah mulai ramai.
"Ngomong-ngomong Adit udah berapa hari ini kenapa gak masuk sekolah?" Tanya Alana.
Bagi Cecil, Adit sama seperti Alana. Tak ada bedanya, mereka berdua seperti diciptakan untuk menemani Cecil dimasa-masa sekolahnya.
"Kok Lo nanya Gua? Kita kan berdua mulu"
"Kali aja Adit ada ngechat Lo, buruan gih tanyain" ucap Alana sambil tersenyum menggoda Cecil.
"Dih, entar dah gua tanya dulu"
***
Sudah menunjukkan jam istirahat tetapi Cecil maupun Alana tidak ada yang mendahului untuk ke kantin, biasanya Adit yang akan mengajak kedua temannya ini.
"Al, Adit demam katanya" Ucap Cecil dengan tangan yang sibuk mengetikkan sesuatu pada layar handphonenya.
"Lebay amat tu bocah, pake acara sakit segala"
"Pe'ak, namanya juga sakit, mana ada yang mau"
Alana melongo, sejak kapan Cecil bisa berkata kasar. "Cecil sayang, darimana kamu mendapatkan kata-kata kasar itu?"
Cecil tersenyum. "Kalian berdua" Alana menepuk dahinya mengingat dirinya dan Adit sudah mempengaruhi otak polos sahabatnya.
"Oke gua tau Adit salah, tapi jangan diikutin juga" Alana menjawab seolah dirinya tak terlibat. "Udah ah laper nih, kantin yuk"
Alana langsung menarik Cecil untuk mencari tempat yang nyaman di pojok kantin. "Mau makan apa, Cil?"
"Somay"
"Oke wait"
Selagi Alana memesan, Cecil menunggu sambil memainkan handphonenya. Tak jauh dari tempatnya duduk, terlihat Anggara sedang makan bersama teman-temannya yang ia tau salah satunya bernama Geri, selebihnya ia tidak tau atau lebih tepatnya tidak mau tau.
"Liatin apa, Cil?" Alana datang dengan membawa makanan yang dipesan tadi.
"Hah, enggak"
"Angga tuh emang cocok banget ama Rachel, gemes gitu ga sih liatnya" Ucap Alana saat ia tau Cecil sedang melihat keakraban teman seangkatannya itu, hanya saja Anggara dan yang lain berbeda kelas.
"I-iya cocok" Cecil sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak sakit hati ketika melihat Anggara dekat dengan siapapun. Baginya, Anggara bisa memilih jalannya sendiri. Ia hanya bisa berjuang untuk meredam hatinya.
Tidak, Alana tidak sanggup melihat yang seperti ini secara terus menerus. "Gua udah selesai, Al. Minumannya Gua bawa ke kelas aja."
"Buru-buru amat beb"
Cecil berjalan meninggalkan Alana dengan es jeruk dalam cup yang berada di tangan kanannya.
"Awshh" Ringis Cecil saat bertabrakan dengan seseorang yang baru saja berdiri dari tempat duduk.
"Eh maaf, Chel. Gua gak sengaja" Cecil panik, pasalnya baju Rachel basah terkena noda minumannya.
"Eh iya gapapa kok, cuma sedikit aja ini, entar juga kering"
Cecil sedikit melirik kearah Anggara. Lelaki itu sama sekali tak melihatnya, benar-benar seperti orang asing.
"Mmm sekali lagi gua minta maaf, Chel" Ucap Cecil tak enak hati. "Kalo gitu gua mau ke kelas dulu ya, bye Chel" Lanjutnya.
🌾🌾🌾
06 Agustus 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA [young marriage]
RomanceCeklek Pintu kamar terbuka, siapa lagi kalau bukan Syesilia Raya Dhinata. Perlahan Cecil mulai membaringkan tubuhnya di atas kasur king size milik suaminya. Sebentar, apa kata Cecil tadi? Suami? Jelas saja, Rayyan Anggara Dhinata memang suaminya. Se...