tiga

9 0 0
                                    

Cecil memasuki rumahnya tepat jam 17.30 WIB. Sepi seperti tak berpenghuni, tak berbeda jauh dengan rumah orangtuanya ketika semua sedang bekerja.

"Darimana aja?" Tanya Anggara yang sedang berada di ruang keluarga.

"Mmm Cecil abis dari rumah Adit" Jawab Cecil tak berani menatap Anggara.

"Ngapain?!" Suara Anggara sedikit meninggi membuat Cecil takut untuk menjawab.

"Ngapain gua tanya?!"

"Jenguk Adit, dia lagi sakit"

Setelah pulang sekolah tadi, Cecil dan Alana memang sudah membuat janji untuk datang kerumah Adit sekedar menjenguk temannya yang sedang sakit itu.

"Sendiri?"

"Sama Alana"

Anggara berdiri untuk menuju kamarnya diikuti dengan Cecil yang berjalan mengekor dibelakang.

Setelah mandi dan bersih-bersih, Alana menuju kasur untuk meregangkan punggungnya yang terasa pegal. Ia melihat Anggara yang seperti biasa sibuk dengan laptopnya.

"Gaga udah makan?"

Anggara menggelengkan kepala pertanda lelaki itu belum makan.

"Oke bentar Cecil masakin dulu" Cecil bergegas kearah dapur untuk membuat sebuah hidangan malam untuk dirinya dan Anggara.

"Gagaaaaa"
Suara Cecil menggelegar mengisi seluruh ruangan.

"Gausah teriak-teriak, Gua disini" Terlihat Anggara yang sedang menuruni anak tangga.

"Makanannya udah siap"

"Gua tau"

"Gaga kenapa sih cuek banget?" Tanya Cecil dipertengahan makan malam. "Terus sekalinya jawab pedes banget, kek cabe jalanan"

Anggara melihat ke arah Cecil. "Cabe jalanan?"

"Iya, mulut cewe cewe yang dipinggir-pinggir jalan itu juga pedes, mirip"

Bibir Anggara sedikit tertarik, terlihat lucu saat ia disamakan dengan cabe-cabean yang di maksud Cecil.

Cecil sedikit terkejut, pasalnya ini momen yang sangat langka. Anggara tersenyum karena dirinya?

"Gaga senyum?" Dengan segera Anggara menetralkan ekspresinya.

"Gak"

"Ahh seneng banget Gaga senyum karna Cecil" Ucap Cecil dengan senyum yang lebar. "Gaga itu ganteng banget kalo senyum, tapi sayang senyumnya ga pernah didepan Cecil" Lanjutnya.

Seketika Gaga tersenyum lebar di hadapan Cecil. Mulut Cecil membulat. Baginya, Anggara itu terlihat aneh dan seperti memiliki kepribadian ganda.

***

Kini keduanya sudah bersiap untuk tidur. Cecil baru saja mengganti pakaiannya dengan piyama tidur.
"Ngapain pake pakaian itu?" Tanya Anggara

"Biasanya juga Cecil pake beginian"

Anggara berbalik arah, mau bagaimanapun Anggara adalah lelaki normal. Ia bisa saja khilaf dengan keadaan seperti sekarang.

"Boleh peluk?"

"Gak!"

"Sekali aja" Cecil memohon

"Sekali Gua bilang gak ya enggak!" Jawab Anggara penuh penekanan, ia tak mau ambil resiko ketika terjadi sesuatu pada dirinya dan Cecil. Walaupun keduanya bisa melakukan apapun tanpa ada yang melarang.

🌾🌾🌾

08 Agustus 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANGGARA [young marriage]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang