"PANDANGAN PERTAMA."

226 36 2
                                    

       TOK… TOK.. TOK ….

     "KREEEEEKK…."

 "Permisi,tuan. Apakah anda pernah melihat nona yang bernama (Name) ini?" Tanya polisi itu sambil menunjukkan sebuah foto. "Eh, ternyata benar mereka mencari, si Sadako-chan." Batin Sanzu. "Tidak pak. Saya tidak melihatnya." Jawab Sanzu. "Oh baiklah kalau tuan bertemu nona ini tolong hubungi kami, terimakasih atas waktunya. Maaf mengganggu." Para polisi itu pergi dari kediaman Sanzu. "Hei Sadako-chan sudah aman." Ucap Sanzu. "Huh….. untung selamat, terima kasih Raja Iblis. Terimakasih. Eh tunggu, kenapa kau memakai kumis palsu serta wig?" Tanya (Name) setelah melihat penampilan Sanzu. "Aku ini seorang buronan. Jika aku tidak berpenampilan seperti ini mereka akan menangkapku." Jawab Sanzu sambil melepas wig dan kumis palsunya.

  "Lah lalu gimana ceritanya kamu bisa tinggal di perumahan seperti ini. Apa tidak ada yang tahu?" Tanya (Name). "Ya jadi aku memalsukan identitas ku dari orang-orang." Jawab Sanzu. "Memalsukan.." . "Sudahlah jangan kepo dengan urusanku. Uruslah urusanmu sendiri Sadako-chan." Sanzu masuk ke kamarnya untuk istirahat. (Name) pun merasa bersalah karena terlalu kepo dengan urusan sang Raja Iblis. (Name) pergi ke kamar Sanzu untuk meminta maaf, tapi saat ia berjalan ke kamarnya. "DUUKK.." kaki (Name) tak sengaja menendang keranjang yang berisikan baju-baju kotor milik Sanzu. Ya biasalah (Name) kan orangnya suka gak liat kalau jalan, sampe ditendangi semuanya. "Mmm… bagaimana kalau aku cucikan aja ya baju bajunya ini sebagai permintaan maafku." Batin (Name) sambil memasukkan lagi baju Sanzu ke dalam keranjang. (Name) pergi ke kamar mandi untuk mencucikan baju Sanzu yang kotor. "Dia tidak memiliki mesin cuci ya?" Batin (Name).                             

     "Baiklah aku akan kucuci manual saja." Gumam gadis itu. (Name) memindahkan baju yang kotor ke bak cucian. Salah satu dari bajunya si Sanzu terdapat noda darah. (Name) pun tak menghiraukannya karena ia mulai membiasakan diri dengan sifat Sanzu itu. Setelah semuanya selesai dicuci (Name) mencoba mengangkat bak cucian itu ke depan untuk dijemur. Ya meskipun sangat berat (Name) tetap berusaha. Saat (Name) berhasil mengangkat bak itu, tiba-tiba:

"GUBRAAKK…"
Ya (Name) terjatuh akibat kelalaian nya sendiri. Ia lupa kalau lantai nya licin. Sanzu yang mendengar suara itu pun bergegas mengecek keadaan (Name). "Hmm.. tuh kan pantes aja rumah ini mau roboh. Ternyata lu penyebabnya?" Ejek Sanzu. "Lo itu bukannya nolongin malah  bikin orang kesel. Dasar memang Raja Iblis." Ledek (Name) balik. "Sini sini gw bantuin." Ucap Sanzu sambil mengulurkan tangannya. (Name) memegang erat tangan Sanzu . "Bisa berdiri tidak?" Tanya Sanzu pada (Name). (Name) mencoba berdiri sendiri, tapi sepertinya kaki (Name) terkilir. 

    Tiba-tiba Sanzu menggendong (Name). Hal itu membuat (Name) terkejut. "Eh apa yang lo lakuin bodoh?" Tanya (Name), ya karena dia takut apabila harus dibunuh oleh Raja Iblis. Sanzu tak menghiraukan ucapan (Name), Ia membawa (Name) ke sofa diruang tamu. "Sini mana yang sakit?" Tanya Sanzu sambil duduk disofa dekat (Name). (Name) menunjuk bagian yang sakit (pergelangan kaki). Sanzu memijat bagian tersebut. "Au sakit, pelan pelan kan bisa sih." Ucap (Name). "Ya kalau gak mau sakit aku potong aja ni kaki gimana mau lo?" Balas Sanzu sembari memijat kaki (Name). (Name) pun terdiam tak berkata, ya karna dia gak mau kan kakinya ilang satu, Sanzu itukan orangnya amatiran.  

 "Sudah istirahatlah disini."  Sanzu berdiri dari duduknya saat Sanzu hendak pergi. (Name) memegang pergelangan tangan Sanzu. "Tunggu… Bagaimana dengan baju bajumu?" Tanya (Name). "Aku yang akan menjemurnya lagian tugasmu kan cuma mencucikannya saja." Jawab Sanzu. (Name) melepas genggamannya dan mulai beristirahat. Sanzu pun pergi menjemur sambil mengenakan wig serta kumis palsunya itu.

   Setelah Sanzu menjemur pakaian, ia masuk ke dalam rumah. Saat  Sanzu masuk ke dalam rumah matanya tertuju kepada (Name) yang tertidur. Sanzu mendekati (Name) yang tengah tertidur di atas sofa. "Dia cantik sekali. Apalagi dengan rambut hitam panjangnya yang terurai." Batin Sanzu sambil memandang wajah (Name) dari dekat.  

    "Wah apa yang gue pikirin sih. Mana ada dia cantik,mirip sadako yang ada." Gumam Sanzu. Sanzu pun pergi kembali ke kamarnya. 

Suka suka aja sih, gausah malu.(Name) pasti nerima kok :b.  Dah segini aja dulu. Semoga kalian suka ya.😊😁 

#tokrev. #usahaajadulu. #wattpad. #tokyorevengers. #fanfiction. #Sanzu. #Haruciyo.

Mine is A PSYCHOPAT._( Sanzu Haruchiyo×reader)*Tokrev.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang