0. Tentang Mereka

319 40 1
                                    



*

"Mas kapan balikin dua anak itu ke ibunya? Kita gak mungkin bawa mereka ke Malaysia! Hidup di sini aja susah, gimana di sana kalo ada mereka! "

"Aku belum bicara sama Anin,  besok ya? "

"Kenapa harus ditunda terus sih! Aku tuh capek ngurus mereka juga! Mana nakalnya gak ketulungan. "

"Besok mas bakalan bicara sama Anin, bicara sama mereka juga. "

"Bener ya mas? Mereka harus pergi secepat mungkin. "

Jeno mendengar obrolan sang ayah dengan ibu tirinya itu, ia menyimpan kembali segelas air minum yang tadi dibawanya dari dapur.

Masuk ke dalam kamar, di meja belajar ada Eric sedang bermain game. "Katanya mau ambil air minum, mana? " tanya Eric yang menoleh sekilas ke sang kakak.

"Bawa barang kamu, jangan banyak‐banyak. "

"Papa udah mau pindah? "

"Kita diusir, "

"Hah? "

"Kamu mau tetap di sini terus dibawa ke mama? Lebih buruknya kamu mau dibawa ke panti asuhan? "

Eric menggeleng, keduanya pilihan yang buruk. Anak 12 tahun itu segera mengambil tas, memasukkan buku‐buku serta pakaiannya.

"Kamu keluar jendela, aku mau ke dapur dulu. "

"Gak ijin papa? "

"Apanya? "

"Perginya, "

"Bodoh! Kalo ijin kita gak kabur namanya. Cepetan keluar lewat jendela, tasku bawain juga ya. Aku mau ke dapur. "

Eric tampak gelisah, tapi ia segera mengikuti titah Jeno, mengambil tas sang kakak lalu keluar lewat jendela.

"Kamu jalan ke luar komplek dulu, aku gak lama kok. " Jeno menyembulkan kepalanya di jendela, lagi Eric mengangguk tanpa bertanya. Dari luar ia melihat Jeno mengambil korek api dari sakunya.

Eric tak tahu apa yang direncanakan kakaknya itu, mengingat Jeno menyuruhnya segera pergi ke gerbang komplek membuat laki–laki itu cepat memeluk tas Jeno melompati pagar yang untung saja tidak terlalu tinggi.


**


Sebuah rumah terbakar di sebuah komplek perumahan, suami istri meninggal karena terjebak dalam api.


Eric merasakan matanya memanas. Rumah itu… rumah yang tadi malam ia tinggalkan.

"Untuk penyebab kebakaran masih diselidiki oleh pihak kepolisian. "

Eric tersentak ketika seseorang merebut handphonenya secara tiba‐tiba. "Tidur, tadi malam kamu gak tidur. "


"Papa Jen, "

"Biarin aja, karma karena udah ngusir kita. "

Eric merebut kembali handphonenya dari Jeno, ia mengalihkan pandangannya ke jalanan.


Mengingat tadi malam ketika Jeno mengambil korek api dari sakunya membuat Eric—

"Tidur, perjalanan masih jauh. "

tidak mungkin, Jeno tak akan sejahat itu.

*


Sandyakala | Jeno EricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang