CHAP 3

379 81 14
                                    

Typo bertebaran.

Di pagi hari, sekitar pukul 07.00 Jisung sudah berada di kamar pribadi Jeno.

Berkat bertanya pada YangYang teman barunya kalau kata Jisung, akhirnya remaja 19 tahun itu tau dimana letak kamar Jeno.

Sebenarnya tadi dia enggan untuk masuk saat dilihat kamar Jeno hanya bercat hitam polos dengan lemari lemari besar yang menyeramkan. Tapi saat melihat Jeno tertidur di atas ranjang king size milik pria itu ia menjadi berani untuk masuk.

"Nono", ucap Jisung sedikit berisik.

"Nono", Jisung memanggil lagi karena tidak ada respon dari pemuda Lee itu.

"Ish, Nono kebo", celetuk Jisung.

Brak!!, Jisung menghempaskan tubuhnya ke atas badan Jeno.

Tapi...lihat Lee Jeno tidak merasa terganggu sama sekali.

"Nono angun, ini udah siang"

Terlampau kesal Jisung langsung mendorong Jeno, dan....

Bruk!!, dengan tidak manusiawi Jeno terjatuh ke lantai.

"SIAPA YANG BERANI MENGANGGU TIDURKU!!", teriak Jeno.

Hening, tapi setelah itu....

"Hiks...hiks hiks...."

Jeno terkesiap setelah mendengar isakan kecil itu, mata nya membola saat melihat Jisung meringsuk takut memeluk tubuh mungilnya sendiri.

"Hey hey, ma-maaf mengagetkan mu"

"Hiks...Nono seram"

"Iya, maafkan Jeno hyung ya. Jeno hyung tidak niat menakuti Jiji"

"Hiks, Nono marah Jiji", ucap Jisung.

Jeno langsung menarik Jisung ke pelukannya.

"Sstt, tidak maafkan Jeno hyung ya. Jeno hyung tadi hanya kaget, bukan mau memarahi Jiji"

"Benarkah?"

"Iya...Lalu, kenapa Jiji sudah kesini. Lihat baru pukul 07.00"

Baru?, hey itu sudah siang ya Lijen.

"Nono", Jisung tidak menjawab malah memanggil Jeno sembari membuat pola abstrak di dada pria yang kini tengah memeluk dirinya.

"Iya?", Jeno menunduk menatap remaja manis yang kini masih ia peluk itu.

"Kamar Nono jelek, Ji nda suka"

Jelek? hey kamarnya tidak reot kan.

"Jelek bagaimana?"

"Hitam, Ji nda suka"

Jeno menepuk jidatnya, dia lupa jika di mansion nya kini sedang ada bayi.

"Yasudah Jeno hyung ganti, warna apa?"

Jisung tampak berfikir, dan aktifitas itu tidak lepas dari pandangan Jeno. Sungguh menggemaskan.

"Seperti warna di kamar Jiji"

"Biru ya?"

"He'em"

"Oke, kita ganti Biru muda. Nah sekarang Ji mandi dulu dan kita sarapan pagi dibawah, oke?"

"Oke, Jiji mandi. Dadah Nono"

Jisung berlari kecil keluar kamar Jeno, sedangkan Jeno terkekeh gemas melihat aksi Jisung.

◇◇◇◇

Jeno selesai mandi dan juga kini ia sudah berada di meja makan.

Sudah setengah jam menunggu namun Jisung tidak tampak turun dari kamarnya sama sekali.

Oh ya ngomong ngomong masalah kamar, setelah Jisung menangis hari itu. Jeno langsung mengganti warna cat di kamar yang di tempati Jisung.

"Kenapa Jisung lama sekali mandinya"

Jeno bangkit dari duduknya dan menuju kamar Jisung.

Ceklek, bunyi pintu yang di buka perlahan dan Jeno melihat kedalam kamar Jisung.

Namun....kosong.

Eh sebentar, dari kamar mandi terdengar kekehan dan suara gemericik air.

Sudah pasti itu Jisung.

"Ji", ucap Jeno setelah membuka pintu kamar mandi.

Tapi apa? yang dilihat Jeno malah kini Jisung yang masih menggunakan baju piyamanya lengkap dan berdiri dibawah guyuran shower.

"Astaga Jisung, jangan main main gini. Nanti sakit", ucap Jeno lalu mematikan shower nya.

"Hehehe, Nono seru"

"Iya tau seru, tapi nanti Jiji bisa sakit. Ayo sini Jeno Hyung mandikan"

Jisung mengangguk lucu dan Jeno langsung membantu Jisung mandi bahkan setelah mandi Jeno juga membantu Jisung memakai baju.

Tenang, Jeno ga khilaf kok. Di pandangannya remaja yang berada di depannya ini tak ayal dari bocah kecil yang masih butuh bimbingan.

◇◇◇◇

Kini kedua pemuda beda usia ini telah duduk manis di meja makan, Jeno sudah memakan makanan nya. Sedangkan Jisung tampak kesulitan menyendok makanan dan membuat beberapa kali nasi di piringnya berserakan.

Jeno sebenarnya sudah kesal, tapi dia berusaha menahan amarahnya.

"Bukan seperti itu Jisung, sini aku suapi"

Jisung mengerjapkan matanya lucu melihat piring makannya di tarik Jeno.

"Jangan ambil makanan Jiji"

"Eh, Jeno hyung ga ambil makanan Jisung. Tapi mau menyuapi Jisung"

"Nah sekarang buka mulutnya", lanjut Jeno.

Perlahan Jisung membuka mulutnya, walaupun tatapan Jisung masih sinis pada Jeno tapi dia tetap memakan nasinya hingga habis.

"Yeyy, habis", ucap Jeno lalu bertepuk tangan.

Tidak tau saja Jeno kalau beberapa maid dan anak buahnya menatap aktifitasnya dan Jisung malah bergidik ngeri.

"Obat?", ucap Jisung sembari mengadahkan tangannya seperti meminta sesuatu.

"Obat?, obat apa?"

"Buna biasa ngasih...Jiji obat...kalau...selesai makan", ucap Jisung yang mengeja kata katanya.

"Hm, nanti kita minum obat. Jeno hyung ga tau obat apa yang Jiji maksud", jelas Jeno.

"Oke"



TBC.

Vote dan Comment nya jangan lupa ya.

THE LOVE ACCIDENT (NoSung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang