Chapter 5

260 34 1
                                    

"ANJIR! Kok muka lo makin jelek aja Ji? Perasaan kemaren yang cedera kaki lo doang", sontak Lisa yang kaget melihat Jisoo yang tiba - tiba udah nyampe di kelasnya. Karena Jisoo kemaren nginep di apart Suzu, jadi dia ke sekolah sekalian berangkat bareng Suzu dan udah ngabarin Irene juga sebelumnya.

"Lo abis digebukin Ji?", tanya Wendy dengan raut muka khawatirnya.

Jisoo yang dilontarkan pertanyaan sedaritadi oleh Lisa dan Wendy cuman menjawab dengan endikan bahunya saja.

Kriing~

Jisoo menghela napas lega, akhirnya ia telah terselamatkan dari pertanyaan - pertanyaan dari kedua temannya oleh bunyi bel yang menandakan mulainya kegiatan pembelajaran. Siswa - siswi yang tadinya diluar kelas pun langsung menyerbu memasuki kelasnya, termasuk Seulgi dan Jennie ketiga temannya (Irene, Joy, Chaeyoung), melihat kedatangan guru Biologi yang terkenal killer menuju kearah kelasnya.

Jisoo yang sekarang duduknya berpindah di bangku kedua dari belakang bersama Lisa hanya menunduk dan mendengarkan materi yang disampaikan gurunya saja, tanpa menengok sedikitpun ke papan tulis yang sekarang sudah hampir penuh.

"Kim Jisoo", tegas guru Biologinya, Bu Erna. Jisoo yang terasa disebutkan namanya pun langsung mendongak dan memberikan penuh atensinya ke depan dengan kondisi muka yang babak belurnya tidak mudah dijelaskan. Murid - murid lain pun juga ikut teralihkan perhatiannya oleh nama yang telah disebutkan gurunya tadi, sedangkan teman - teman Jisoo yang menengok ke arah Jisoo langsung menampilkan ekspresi yang bervariasi (kecuali Lisa dan Wendy).

"Papan tulisnya berada di depan-", jelas gurunya. Namun, tiba - tiba gurunya langsung terfokus pada wajah Jisoo yang sekarang sulit dijelaskan.

"Apa yang terjadi dengan wajahmu?", tanya gurunya dan Jisoo pun tidak repot melontarkan jawabannya, ia hanya menatap bingung gurunya saja. "Baiklah, lebih baik kau istirahat saja di UKS jika memang merasa tidak enak badan".

"Ngga masalah kok bu, saya disini saja", balas Jisoo dengan senyum tipisnya.

.

.

.

Jam istirahat~

"Ji, sebenernya muka lo kenapa bisa jadi gitu sih?", tanya Seulgi untuk kesekian kalinya pada Jisoo yang sedang asik dengan chikinnya. Geng uke dan seme sekarang sedang berada di kantin, makan siang bareng di meja yang sama.

"Abis tampil kemaren Gi, di UFC", jawab Jisoo santai.

"Ngaco lo, masih aja becanda", balas Seulgi, teman - temannya yang daritadi penasaran mengenai hal yang telah menimpa temannya itu cuma bisa menghela napas, nyerah akan Jisoo yang sedang aktif dengan mode tertutupnya.

Sedangkan Jennie yang melihat keadaan Jisoo sekarang jadi mengurungkan niatnya untuk mengomeli Jisoo atas pertemuannya kemarin yang tiba - tiba tidak sengaja tertunda karena salah satu pihak. Ia lebih mengakhawatirkan keadaan Jisoo sekarang.

"Tau lo Jis, ntar gw bilangin bunda baru tau rasa lo", cetus Irene. Jisoo yang tidak peduli dan tertarik dengan celotehan teman dan adik sepupunya hanya bisa menatap malas mereka dengan wajah datarnya.

"Oh iya, kita udah lama nih ga ngumpul diluar jam sekolah", ucap Wendy yang berusaha untuk mengalihkan topik, karena ia tau pasti Jisoo sedang malas menjadi pusat perhatian.

"Yok deh abis pulang sekolah, gw juga lagi kosong nih ntar. Di apart lo aja ya Wen hehehe", saut Lisa.

"Sabii, yang laen gimana?", balas Wendy.

"Gw sih sabi, btw lo juga kalo mau pada ikutan gapapa kok", balas Seulgi serta melontarkan pernyataannya kepada empat cewe uke di depannya.

"Gw juga free sih, ngikut yang aja deh gw", ucap Joy yang kemudian diangguki gengnya.

You Can't Always Get What You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang