Heartless

5.1K 583 538
                                    

- They say the more tears you shed, the stronger you become. But, they were wrong. You only break apart. -





Heartless

°•°•°








Plakk-!!

Suara tamparan terdengar nyaring di rungan itu, baik anyir darah tercium sangat pekat. Namun, tidak ada teriakan atau bahkan ringisan. Meski sesekali terdengar suara cambukan yang membuat siapapun bergidik.

"MENANGISLAH!" Teriakan itu terdengar, lalu tak lama mulai terdengar sebuah isakan.

Pats! Pats!

Suara cambuk kembali terdengar, isakan tangis itu mulai lebih kencang. Makian terdengar semakin nyaring, sebelum seorang pria keluar dari ruangan itu, tangannya penuh dengan darah. Seorang pelayan menghampirinya, dia menunduk dengan hormat.

"Bersihkan dia." titahnya, yang mana di jawab dengan anggukan kepala dari sang pelayan. Pria itu berlalu pergi, meninggalkan pelayan itu yang menghela nafas lalu masuk kedalam ruangan.

Saat dia memasuki ruangan itu, dia hanya bisa menahan nafas. Karna disana terlihat seorang Pemuda dengan luka di seluruh tubuhnya. Pemuda itu, tampak sangat lemah. Pelayan itu membantunya, dan memindahkan Pemuda yang sudah pingsan itu ke kamar yang berbeda.

Dia dengan telaten membersihkan darah dari tubuh Pemuda itu dan membalut lukanya. Perlahan air matanya mulai turun, dia mengusap air matanya sembari membalut luka-luka itu.

Tak lama, dokter pribadi Tuan nya datang dan mulai memeriksa Pemuda itu. Dokter itu bahkan mengatakan bahwa kemungkinan Pemuda itu berumur pendek.

Pelayan itu menarik selimut dan menyelimuti Pemuda itu, dia tersenyum sendu sebelum akhirnya keluar dari kamar tersebut.

Mata itu terbuka tepat setelah pelayan itu menutup pintu, Pemuda itu menatap ke arah pintu lalu menatap ke arah sekelilingnya. Dia kembali memejamkan mata, dan air mata mulai menetes dari sudut matanya.

Hei, perkenalkan namanya Takemichi.

Tidak banyak yang dia ingat, ingatannya kabur. Bahkan untuk nama itu, dia pun ragu. Apakah Takemichi itu benar-benar namanya, atau hanya kata acak yang dia pilih untuk mengindentitaskan dirinya? Entahlah, dia tidak tau. Dia sudah terlalu banyak terluka, hingga mencoba untuk melarikan diri dari kenyataan.

Hanya sedikit yang dia ingat, salah satunya adalah kenyataan bahwa dulu dia adalah anak dari keluarga yang memang tidak harmonis.

Samar-samar dia ingat. Saat dia berusia tiga tahun, pertengkaran demi pertengkaran lah yang selalu dia lihat. Sejujurnya dia tidak begitu ingat wajah Keluarganya, dia hanya mengingat wajah Neneknya. Saat itu, saat dia berusia lima tahun, Neneknya mengambilnya dan mengurusnya. Saat itu, dia bahagia. Tapi, kebahagiaannya tidak lama, dia harus kehilangan Neneknya di usianya yang ke sepuluh. Neneknya meninggal dunia, meninggalkan dirinya sendiri di dunia yang keji ini. Sebulan setelah Neneknya meninggal, orang tuanya bercerai. Dia ikut dengan Ibunya, yang tak lama setelah perceraian itu Ibunya kembali menikah. Sangat di sayangkan, Ayah tirinya adalah sosok Manusia yang bejat.

Di umurnya yang ke tiga belas tahun, dia di lecehkan dan di siksa oleh Ayah tirinya. Ibunya tidak peduli padanya, dan tidak pernah mempercayai perkataannya. Beberapa bulan setelah ulang tahunnya yang ke empat belas, Ibunya meninggal dan dia harus hidup dengan Ayahnya tirinya yang gemar menyiksa dan melecehkannya. Dunia kala itu, benar-benar tidak ada ampun padanya.

Di umurnya yang kelima Belas tahun, dia di jual oleh Ayah tirinya kesebuah rumah pelacuran. Dia yang saat itu, tidak kuat mencoba kabur. Namun, tidak pernah berhasil. Sampai, pemilik dari rumah pelacuran itu merantainya, dan membuatnya di lecehkan siang dan malam.

HeartlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang