Heartless

1.9K 269 94
                                    

PS. Alur maju-mundur.




Someone has to leave, not that they want to. Maybe the word 'goodbye' is the most painful way to say I love you.





Heartless





°•°•°









"Dia sudah pergi, Manjirou."

Suara yang terdengar iba masuk dengan tidak sopannya ke dalam telinganya. Manjirou menatap sosok di hadapannya.

"Aku tau."

Dia mengalihkan pandangannya kearah jendela besar, menatap Matahari terbenam yang terlihat indah namun menggelikan.

"Kau tidak bisa terus seperti ini."

Manjirou diam, dia menatap jauh ke depan.

"Emma, apa aku masih bisa di maafkan?"

Nada suara yang lirih dengan matanya yang kosong. Emma menatap Manjirou dengan sedih. Wajah Manjirou yang terlihat pucat pasi, dengan lengan yang di penuhi sayatan.

"Bisa, aku yakin."

Mendengar itu Manjirou tersenyum kecut, dia sedikit meragukan hal itu. Hal yang dia lakukan, adalah hal yang tidak mudah untuk di maafkan.

"Emma, jika suatu hari nanti aku berhasil menemukannya. Apa boleh aku berusaha untuk memilikinya?"

Emma tersenyum lembut. "Tentu saja."

Manjirou melirik ke arah Emma melewati pantulan kaca, sebelum kembali menatap langit yang sewarna jingga.

"Saat itu, jika dia menolak ku dan menyuruhku untuk pergi, apa boleh aku menyerah?"

Mendengar itu Emma mengulum bibirnya, matanya berkaca-kaca. "Ya, tentu saja." sebelum dia menutup wajahnya dan menangis keras.

Manjirou tersenyum, wajahnya terpantul di kaca. Memperlihatkan senyum indah yang lembut dan penuh ketulusan.

"Terima kasih, Emma."




















———————

Wounded? It's just a silent painful word.

°•°•°












"Hachih.."

Manjirou mengusap hidungnya yang terasa gatal, dia melirik ke segala arah untuk mencari sosok yang begitu dia kenal.

Namun dia harus menelan kecewa karna sosok yang tunggu tidak kunjung muncul. Beberapa hari lalu dia sampai di Moscow, dan secara tidak sengaja dia kembali bertemu dengan sosok di masa lalunya.

Hatinya terasa hangat, pipinya pun perlahan berubah warna. Dia sangat merindukan sosok itu, sampai terasa ingin mati karna menahan rindu.

Namun dia tidak pernah menutup mata, dia tetap sadar diri. Seindah dan secantik apapun pita yang di gunakan untuk membalut luka, luka itu akan tetap membekas.

Ya, dia sangat mengerti kata-kata itu.

Manjirou menatap lurus kedepan, dia masih berharap jika dia bisa bertemu kembali dengan sosok itu.

HeartlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang