Cold brew coffee

596 92 4
                                    

Hari ini Mark pulang dari agensi lebih cepat karena pekerjaannya sudah selesai, setelah menyetorkan aransemen lagu terakhir ke bagian editor ia keluar dari gedung itu tanpa menoleh lagi.

Mengambil helmnya di atas dudukan motornya, menaiki motor besar itu lalu pergi dari parkiran agensinya itu. Kali ini ia ingin pergi ke bakery yang baru saja dibuka tepatnya tidak jauh sih dari agensinya.

Gedung berwarna biru muda dengan aksen putih bersih terpampang jelas di matanya, bakery ini milik Seongwoo yang kemarin baru saja soft opening. Ketika ia membuka pintu, wangi kue dan roti manis tercium kuat di hidungnya.

Banyak tatanan-tatanan makanan manis yang mengandung banyak krim itu berjejer rapi di etalase, ia mengambil nampan berwarna hitam dan sebuah capitan besar lalu berjalan ke arah kue cupcake yang beraneka ragam.

Tak lupa ia mengambil roti-roti isi keju dan coklat kesukaannya untuk menemani dirinya sambil meminum kopi, ah sangat nikmat.

"Hei Mark, tak ingin membeli macaron? Aku baru saja mengeluarkannya langsung dari dapur, masih hangat dan nikmat." kata Jihoon sang kasir sekaligus teman sekolah Mark yang super cerewet, ia melihat sekotak Macaron yang berwarna-warni mengingatkannya kepada Jisung.

"Dua kotak ya, nanti tolong dipisah karena satu macaron untuk seseorang." ucap Mark sambil menyodorkan kartunya.

"Eyy, untuk pacarmu kah?" tanya Jihoon menggoda Mark.

"Calon, doakan saja ya. Aku pergi dulu."

"Hati-hati dan semoga lancar."

☕☕☕

Mark tiga di rumah Jisung, Jisung sendiri yang menawarkan Mark untuk meminum secangkir kopi di rumahnya sembari berbincang kecil. Setelah memastikan motornya terparkir dengan aman, ia turun dari kendarannya dan merapihkan rambutnya.

Mark mengetuk pintu itu, tak lama Jisung keluar dengan menggunakan sweater putih dengan aksen hitam di bagian dadanya. Ia menyuruh Mark untuk masuk mengingat udara makin dingin di luar sana.

"Ah ini, aku baru saja mampir di toko kue milik temanku." kata Mark sambil memberikan Jisung sekotak Macaron tadi yang langsung diterima oleh Jisung.

"Terimakasih kak, duduklah aku akan mengambil minum."

Mark menyamankan dirinya, ia merasakan rumah Jisung sangat hangat walau ditempati oleh satu orang yang sibuk dengan pekerjaannya. Rumah minimalis yang perabotannya tidak terlalu banyak, di pojok ruangan ia bisa melihat ada tanaman yang menghias membuat ruangan itu terasa segar.

"Dua cold brew coffee datang." kata Jisung lalu menaruh gelas kopi di tangannya ke meja di depan Mark, bau kopi menginvasi hidungnya.

Keduanya diam sambil menikmati segelas kopi di tangan mereka, diam bukan karena canggung namun diam karena menikmati suasana yang tercipta di sekitar mereka. Suara derakan dari api yang membakar kayu membuat kehangatan atmosfer di sekitar mereka.

"Kak." panggil Jisung, Mark menoleh.

"Tahu gak dibalik pahitnya cold brew terdapat air dingin yang membantu proses pengeluaran sari kopinya?"

Mark tentu saja tidak paham dengan cara pembuatan kopi yang dia minum, namun ia paham apa yang Jisung ingin katakan ke dia.

"Kkk... Tidak usah pake perumpamaan bisa? Aku mungkin tidak tahu proses kopi bagaimana tapi aku paham kamu sedang membicarakan apa." kata Mark lalu menaruh mugnya di atas meja.

Mark menghadap ke arah Jisung yang meminum kopinya dengan gugup, jemari panjang itu bergetar saat Mark makin intens melihatnya.















"Aku suka kamu, jadi pacarku mau?"

Dan Jisung pada hari itu ingin tenggelam di dalam mug kopinya saja saat Mark menggenggam tangannya dan melemparkan senyum termanis yang pernah ia lihat.

TBC

-535 kata-

Coffee Shop Boy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang