Americano

669 90 4
                                    

Untuk pertama kalinya di hidup Mark... Ia sangat-sangat lelah hingga rasanya tak mampu untuk sekedar mengangkat jarinya dari atas meja.

Tepat 3 hari setelah bertemu dengan sang pujaan hati, ia ditelpon oleh rekan setimnya untuk mengarasemen sebuah lagu yang akan digunakan untuk ost drama.

Dan selama 3 hari ini ia makan tak teratur, begadang, memakan mie instan, minum kopi dan merokok. Tidak hanya dirinya, ada Kang Daniel yang setia berada di sampingnya bernasib sama dengannya.

"Halo." kata Daniel sambil menempelkan handphonenya di telinga, Mark hanya melirik temannya lalu menaruh kepalanya di sandaran kursi.

"Iya sayang, nanti aku kesana ya."

"Hmm... Oke dadah, salamkan sayangku kepada Woodan ya."

Daniel menatap teman senasibnya yang sangat lemas dengan wajah kucel khas orang tidak tidur, ia menepuk bahu sang teman sambil beranjak dari duduknya.

"Ayo, Seongwoo baru saja menelpon katanya ia harus membawamu ke rumah agar kamu bisa istirahat."

Mark hanya mengangguk, Ong Seongwoo atau sekarang berubah marga menjadi Kang Seongwoo merupakan sepupunya yang sudah menikah bahkan memiliki anak berumur 8 bulan.

Keduanya dengan lemas berjalan ke luar dari studio sambil mengusap mata mereka yang kering, bunyi musik yang teredam mengalun di ruang latihan milik artis disini.

"Oppa." panggil seseorang, keduanya menoleh lalu berdecak malas.

"Ada apa Yerin-ssi?" tanya Mark malas.

"Apa kau ingin makan siang denganku?" tanya Yerin.

"Tidak terimakasih, sudah cukup kau pernah hampir membuatku kehilangan pekerjaan karena skandal milikmu. Makanlah sendiri dengan teman-teman mu, ayo Daniel."

Mark pergi ke arah lift meninggalkan Yerin yang berdecak kesal karena ditolak oleh Mark berkali-kali. Sesampainya di lift Daniel terkikik geli melihat wajah asam sahabatnya itu.

"Yerin suka denganmu ya? Kkk... Sangat lucu." kekeh Daniel membuat Mark mendelik malas.

"Ia selalu menggangguku dimana saja dan kapan saja, aku risih tau." cibir Mark.

"Apakah kamu tidak dekat dengan orang lain? Untuk membuktikan ke Yerin jika kamu sudah ada yang punya?"

Mark mengangguk lalu menggeleng membuat Daniel bingung.

"Pendekatan sih iya, tapi bukan berarti kita sedekat itu kan?"

Demi apa Daniel pusing dengan perkataan puitis Mark.

☕☕☕

Selesai makan di rumah kecil milik pasangan NielOng, ia memutuskan untuk pulang sebelum dirinya menjadi lebih gila dari sebelumnya.

Ia memberhentikan motornya di depan kafe tempat pujaan hatinya bekerja, setelah masuk ia memesan secup americano dingin dan duduk di meja lantai bawah, matanya menatap jelalatan seisi ruangan untuk mencari dimana pujaan hatinya.

"Anda mencari Jisung, tuan?" tanya pelayan itu sambil menaruh pesanan Mark, yang ditanya hanya mengangguk.

"Jisung sedang pergi dengan sahabatnya tuan, makan siang." kata pelayan itu lalu menunduk dan pergi dari sana, meninggalkan Mark yang hanya diam termangu mendengar perkataan pelayan tadi.

Siapa dia?

☕☕☕

Mark masih saja berada di kafe itu, jam sudah menunjukkan pukul 2 siang tanda makan siang Jisung telah berakhir. Americano kedua ia minum dengan pandangan hampa, sesekali tangannya mengusak rambutnya kasar hingga rambut yang awalnya tertata rapi malah berantakan bak sarang burung.

Bunyi dentingan pintu merenggut seluruh atensi Mark, ia melihat Jisung-nya tertawa bersama dengan seorang pria bule yang lebih tinggi daripada Mark. Pria yang memiliki wajah tampan dan bibir sexy mengusap gemas rambut Jisung hingga membuat Mark sedikit sakit melihatnya.

"Oh... Kak Mark." panggil Jisung sesaat ia menolehkan pandangannya ke sudut ruangan, menatap Mark dengan pandangan bingung karena mata Mark seperti tidak fokus kepadanya.

Mark beranjak bangun, tangannya membawa segelas cup americano tadi sambil berjalan ke arah Jisung yang menatapnya dengan pandangan bertanya.

"Tadinya aku ingin mengajakmu makan siang, namun ternyata aku sudah kalah duluan." kata Mark sambil tersenyum tipis lalu menatap pria di sebelah Jisung dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Baiklah... Aku permisi dulu, selamat siang Jisung dan pak---entahlah."

Mark pergi dari sana tanpa menatap Jisung lagi, melangkahkan kakinya ke arah tempat sampah lalu meminum sedikit americano nya sambil meringis.

"Nyatanya sakit hati lebih pahit daripada americano, hahh..."

TBC

-625 kata-

Coffee Shop Boy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang