Ice Tea with honey

527 83 9
                                    

Mark sekarang sedang berada di rumah milik sepupunya, Lee Taeil. Pagi-pagi sekitar jam 7 ia sudah ingin mendobrak engsel pintu milik pasangan Lee yang saat ini tengah menatapnya seperti harimau yang menatap mangsanya.

Sebenarnya hanya Lee Doyoung saja sih yang menatap Mark seperti itu, sedangkan Taeil hanya diam menyesap kopi hitamnya dengan nikmat.

"Sekarang jelaskan tujuanmu hampir saja melepas engsel pintu sebelum aku menggorengmu di minyak panas." kata sadis Doyoung membuat Mark bergidik ngeri.

"Aku hanya.... Hanya itu.... Ishhh aku hanya ingin meminta bantuan mu, kak Doy." kata Mark setengah gugup saat ada dua pasang mata menatapnya dengan intens.

"Kali ini apalagi!?"

Apakah keputusan Mark meminta bantuan ke macan bunting itu adalah hal yang tepat?

☕☕☕

Sudah 5 menit Taeil tertawa lebih tepatnya menertawakan adik sepupu istrinya ini ketika Mark selesai bercerita awal masalahnya.

Doyoung yang jengah mendengar tawa dari suaminya langsung menggeplak lengan Taeil hingga memerah namun cara itu cukup berhasil membuat Taeil terdiam menahan rasa perih dan panas di lengannya.

Galak sekali -,-

"Jadi hanya itu saja sampai kau ingin melepas pintu itu?! Hanya karena kekasihmu marah kepadamu!?" tanya Doyoung menahan amarah, Mark meringis saat melihat alis tebal Doyoung menukik tajam.

Taeil yang tahu ini tak akan berhasil lalu mengelus punggung sang istri yang ia nikahi 2 tahun yang lalu dengan lembut, ia berdiri lalu menarik sang istri menuju kamar milik mereka sambil mengaba-aba Mark untuk menunggu sebentar.

"Kamu tidur saja ya dek, saya rasa kamu butuh istirahat yang banyak. Sudah urusan Mark biar mas yang urus, sekarang tidur." kata Taeil sambil mengusap kepala Doyoung perlahan, membuat Doyoung yang terbakar amarah tadi langsung reda dan memejamkan matanya.

Setelah merasa Doyoung telah terlelap ia lantas berdiri dan menemui Mark yang masih duduk di meja makan dengan segelas es teh di depannya, sesekali pria muda itu meneguk isi gelas itu dan menaruhnya dengan hentakan keras.

"Jangan frustasi seperti itu, coba diingat mungkin kamu yang salah disini." kata Taeil lalu duduk di depan Mark yang mengacak rambutnya hingga terlihat seperti singa yang baru saja bangun tidur.

Mark terhenyak saat satu bayangan melintas di pikirannya, ia berdecak saat rentetan bayangan itu menjawab semua masalah diantara dirinya dan Jisung.

Itu semua karena dirinya yang asik mengedit foto sang kekasih hingga lupa orang yang ia edit butuh diperhatikan >:(

Oalah Mark pancen kowe kyok asu kok

☕☕☕

Malamnya Mark datang ke rumah sang kekasih, membawa buket bunga terakhir yang dijual oleh toko bunga langganannya serta beberapa plastik berisi makanan kesukaan sang kekasih.

Ia mengetuk pintu rumah itu 3x hingga tak lama Jisung datang dengan handuk melingkar di lehernya, wajahnya yang semua polos berubah menjadi datar hingga membuat Mark meringis melihatnya.

Jisung tanpa perkataan langsung masuk ke rumah tanpa menutup pintunya, membiarkan Mark masuk setelah mengganti sepatunya dengan sandal rumah khusus miliknya. Ia melihat sang kekasih duduk dengan segelas es teh yang tampak menyegarkan.

"Sungie, maafkan kakak ya karena sudah mengabaikan Jisung beberapa hari yang lalu." kata Mark sembari menaruh buket bunganya di pangkuan Jisung. Jisung hanya diam sambil menyesap es tehnya dengan tenang.

Mark bingung bagaimana cara memperbaiki suasana hati Jisung, karena masalah ini baru pertama kali muncul di dalam kehidupan cintanya.

Ingat kan jika Mark tidak pernah memiliki kekasih sekalipun.

Jisung yang melihat Mark begitu frustasi menahan tawa gelinya, rambut coklat itu mencuat kemana-mana seperti sarang burung, kedua mata Mark bahkan memiliki kantung hitam yang sangat jelek di wajah rupawan itu.

"Kak Mark, tau tidak bahwa teh yang dicampur madu pasti akan terasa manis kan?"

Mark mengangguk.

"Tapi jangan lupa jika teh yang didiamkan terlalu lama juga akan terasa pahit di lidah."

Mark lesu kemudian.

"Tapi karena madu itu semua kepahitan itu tertutupi dengan sempurna, kak Mark jangan ulangi lagi ya? Aku tidak suka diabaikan oleh sebongkah teknologi itu."

Bolehkah Mark berjingkrak ria karena Jisung telah memaafkannya?

TBC

-626 kata-

Saya suka teh... Apalagi jika teh itu masih panas dengan asap yang mengepul ke udara, iykwim 🌚

Coffee Shop Boy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang