Iri

186 13 0
                                    

Hallo apa kabar kalian? Semoga sehat selalu

Yukk lanjut yuk bacanya hehe

Jangan lupa Vote dan Komen ya, agar aku semangat terus

Terimakasih

============================

“Memangnya Kookie habis melakukan apa? Sampai butuh istirahat. Di sini dia hanya diam saja, naik turun pun Appa yang menggendongnya” ketus Jimin

Soejun mengepalkan tangannya, dirinya berniat menonjok Putra sulungnya itu. Namun diurungkan, tidak mungkin Soejun memukul Jimin di depan orang lain.

-----------------------------------------------

~Selamat membaca~

Yehi menangis mendengar ucapan Anak sulunya, dirinya berjalan pergi meninggalkan mereka semua. Mereka semua terkejut, melihat Yehi pergi sembari menangis.

Soejun hanya bisa bernapas kasar, dirinya sangat tahu bagaimana perasan Yehi. Soejun benar-benar kecewe pada Jimin, bagaimana bisa Jimin dengan mudahnya berkata seperti itu. Sekali pun Jimin tidak tahu Jungkook sedang sekarat tetap saja, itu bukan perkataan yang bagus untuk diucapkan.

“Mianhae, kalian jadi melihat ini semua” ucap Soejun

“Gwenchana Paman Soejun. Seharusnya kita yang minta maaf” ucap Namjoon

Soejun tersenyum. “Kau sangat dewasa nak, apa kalian sudah sarapan?” tanya Soejun

“Belum Paman, kita langsung jalan pagi-pagi sekali hehe” ucap Taehyung

“Taehyung,,” teriak Jin, Hoseok, Yoongi dan Namjoon bersama

“Gwenchana. Kajja, kita sarapan bersama. Jimin kau sudah sarapan nak?” tanya Soejun

“Ne, aku sudah sarapan Appa” jawab Jimin ragu. Jimin sangat takut, dirinya masih belum mengerti soal kejadian beberapa detik yang lalu.

“Sebaiknya kau temui Eomma Jimin. Minta maaflah padanya” ucap Soejun

Sebenarnya Jimin tidak tahu harus meminta maaf karna apa, namun dirinya tidak berani menanyakan hal itu pada Soejun, akhirnya Jimin mengikuti perintah Soejun.

“Ne Appa. kalian semua, aku tinggal dulu” ucap Jimin dan dianggukan mereka semua

-----------
Di kamar

Yehi sedang menangis di dalam kamarnya, dirinya sangat kecewa pada Jimin.

“Tuhan, apakah selama ini aku telah salah mendidiknya hiks” lirih Yehi

“Aku bahagia ketika keluargaku rukun dan damai, tapi kenapa Kau mengambilnya? Hatiku hancur melihat Putra bungsuku Kau berikan ujian yang berat untuknya, namun hatiku lebih hancur mengetahui Putra sulungku menjadi orang yang kejam seperti itu. Berikan kesempatan keluargaku bahagia kembali Tuhan, setidaknya sampai Anak bungsuku Kau ambil” ucap Yehi dengan isaknya

Tok

Tok

Ceklek

Suara pintu terbuka, memperlihatkan Jimin masuk ke dalam kamar Yehi.

“Eomma, mianhae Eomma” ucap Jimin sembari berjalan mendekat pada Yehi

“Jimin, kenapa kau disini nak” ucap Yehi

“Mianhae Eomma. Jimin tidak tahu apa yang salah dengan Jimin, tapi Jimin tidak ingin melihat Eomma menangis” ucap Jimin

Yehi tersenyum kecut. “Ku fikir, Anakku meminta maaf atas kesalahannya, ternyata tidak. Ini pasti disuruh Soejun” batin Yehi

Wae HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang