04. [ 𝙺𝚒𝚜𝚊𝚑 ]

62 38 40
                                    

𝒉𝒆𝒍𝒍𝒐 𝒔𝒘𝒆𝒆𝒕𝒊𝒆! 𝒉𝒐𝒘 𝒘𝒂𝒔 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒅𝒂𝒚?

|♪♪♪|
__________________ꨄ︎__________________
Happy Reading

"Key, please...gue butuh itu."

Mata kami beradu pandang.

Mata tidak akan pernah berbohong bukan? lantas saat menatap mata kecil itu aku seperti melihat ketakutan yang terpancar kuat di dalamnya.

"Zi, are u okay?."

Zio tak bergeming, ia bahkan terlihat enggan untuk menjawab pertanyaan ku.

"Zi?"

"Gue ngantuk." Ia mengucapkan kalimat itu lagi. Kali ini disertai kekehan kecil di akhir kalimatnya.

Cukup lama ia bungkam hanya untuk mengucapkan, "Ngantuk?? Beneran lo gapapa?."

Ia menganggukkan kepalanya meyakinkan. Air wajahnya tadi berubah begitu saja. Dia yang terlalu lihai mengubah ekspresi wajah dengan cepat atau aku yang terlalu lambat untuk mengartikan kondisinya?

Mungkin dia beneran ngantuk, batinku lalu memutus kontak mata dari Zio.

"Keysya! Zio! Yuhuuu." Teriakan itu menggema di dalam ruangan hingga membuat kami spontan menoleh bersama.

Dengan cepat ku gerakkan tanganku untuk menyembunyikan headset Zio ke dalam laci meja. Dia tidak boleh tuli terlalu dini.

"Kalian ngapain berduaan di dalam kelas? emm cie ciee," sumringahnya.

"Otak lo belum di servis ya? emm cie ciee," balasku meniru perkataannya.

Tanpa sadar kedatangan gadis itu berhasil melenyapkan semua suasana aneh yang terjadi beberapa detik lalu.

Dia Zeelina Athalia, sahabatku sejak kecil.

Mama kami sudah berteman sangat lama, sejak mereka berdua masih berada di bangku SMP hingga sekarang. Tidak heran jika pertemanan yang kelewat dekat itu membuat tali persahabatan mereka turun ke anak-anaknya juga.

By the way, sedari dulu aku selalu satu kelas dengan Zee tapi karna sistem pengacakan kelas membuat kami terpisah saat kelas sebelas ini. Dan Zio yang dulunya beda kelas dariku kini telah menjadi teman sebangku ku. Semoga saja tahun depan kami bertiga bisa satu kelas bersama-sama.

Oh iya, pertemuan kami dengan Zio itu cukup tidak terduga. Semuanya terjadi saat tahun lalu di kelas sepuluh.

Waktu itu semua orang tengah berhamburan karena upacara baru saja selesai dilaksanakan. Saat Aku dan Zee sedang bersantai ria duduk di pinggir lapangan sambil membicarakan anak I-Land, ternyata ada seseorang yang terus menguping kami hingga akhirnya ia ikut bergabung dalam obrolan kami pagi itu.

"Gue seneng banget mereka berhasil debut, tapi kalo nginget Ta-ki bikin gue nangis kejer."

"Bener Key. Sampe sekarang gue masi suka nangisin Daniel."

"Berharap banget semua anak I-Land bisa debut bareng-bareng."

"Kayaknya mereka bakal tetep debut, cuma ya beda-beda grup." Aku dan Zee serentak menoleh kebelakang untuk melihat sumber suara barusan.

"Hah?" Ucapku tanpa sadar pada cowok yang asal nimbrung itu.

"Apa?"

"Sopo lu?"

"Sopo? ohh, jarwo."

"..."

"...??"




My Virtual Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang