9. Face-to-face

108 14 1
                                    

Kyungsoo saat ini berdiri di depan food storage dapur bersama Luhan. Mereka sedang mendata bahan makanan yang masih tersedia. Selalu seperti itu, setiap seminggu sekali. Kyungsoo yang memeriksa bahan makanan, sedangkan Luhan menuliskan apa-apa yang masih tersedia dan yang harus mereka beli.

"Kenapa kita benar-benar kehabisan keju?" tanya Kyungsoo sembari mendudukkan dirinya di atas konter dapur.

"Permintaan chiffon cheese cake meningkat sejak dua minggu yang lalu. Ditambah menu baru kita yang makin hari makin diserbu pelanggan, persediaan keju cepat ludes," ungkap Luhan.

Kyungsoo mengangguk-angguk paham. Dia memberi kode pada namja yang lebih tua darinya itu untuk keluar dari dapur dan menemui pegawai yang lain. Setelah mengambil sweater dan dompetnya yang berada di ruangan pribadinya, ia segera menyusul Luhan yang sedang menyusun daftar belanja.

"Jisoo-ya, ambil alih dapur selama satu jam kedepan. Aku dan Luhan Hyung harus mengisi ulang persediaan bahan makanan."

Seorang yeoja yang diberi perintah oleh Kyungsoo itu mengangguk dan tersenyum, "arasseo, Kyungsoo-ssi. Hati-hati di jalan, ya!"

"Of course, Jisoo!" Kyungsoo dan Luhan menjawab bersama, lantas keluar dari cafe dan berjalan ke halte untuk menunggu bis datang. Mereka berdua lebih memilih menaiki bis daripada memesan taksi. Hemat uang, katanya.

Kyungsoo menghela napas panjang. Setelah sampai di halte yang berjarak beberapa meter dari kafenya, dia menyesali keputusannya yang ingin menghemat uang dan tidak ingin menaiki taksi. Walaupun hari ini weekend dan bukan hari sibuk, tapi entah kenapa halte hari ini penuh sekali. Bahkan setelah masuk ke dalam bis yang baru saja datang, Kyungsoo dan Luhan tidak bisa mendapatkan kursi duduk.

"Kenapa bis hari ini penuh sekali?" bisik Luhan agar tidak menyinggung orang-orang yang duduk berderet di sampingnya. Mereka seperti sebuah perkumpulan atau geng anak sekolah, karena baju berwarna kompak yang mereka pakai.

Kyungsoo hanya mengidik bahu dan menghela napas panjang—lagi. Dia terlalu malas menjawab. Bukan karena ingin mengabaikan Luhan, namun seseorang bertubuh besar di belakangnya terus saja menubruk tubuhnya yang terbilang mungil hingga terus terhuyung kedepan. Untung saja Kyungsoo bisa menyeimbangkan dirinya sendiri, jadi dia tidak harus menanggung malu karena tiba-tiba tersungkur ke lantai bis. Menyusahkan saja.

"Aku menyesal tidak pernah mengindahkan perintah Baekhyun Hyung untuk belajar mengemudi."

***









"Kita berpencar saja. Bahan yang harus kita beli kebetulan cukup banyak." Kyungsoo memberi usul dan tiba-tiba saja menyobek kertas daftar belanja menjadi dua, membuat namja yang sedari tadi mengekori dirinya ini mengernyit heran.

"Ini bahan yang harus kau cari, dan ini yang harus kucari. Kita bertemu di rak permen dekat kasir jika sudah selesai. Arasseo?"

Luhan mengangguk, ia bergumam kata ya dan mengambil salah satu kertas yang sudah disobek, lantas melangkah meninggalkan Kyungsoo. Sedangkan namja yang masih berdiri di tempat itu segera berjalan ke sebuah rak tempat bahan makanan yang akan ia beli di list pertama. Selada air.

Tiga puluh menit berlalu dengan cepat. Kyungsoo baru menyadari jika troli belanjanya sudah penuh, dan ia hanya tinggal mencari satu bahan makanan terakhir di daftar miliknya. Dia melangkah melewati tiga rak, kemudian berbelok ke kanan dan menghadap rak penuh daging sapi fillet berbeda merek. Kyungsoo mengambil tiga bungkus dari salah satu mereknya, kemudian berjalan lagi meninggalkan rak itu untuk ke kasir. Saat melewati rak-rak yang berjejer, matanya tidak sengaja menatap satu baris rak penuh dengan kentang. Kyungsoo tersenyum, lantas menghampiri bahan makanan yang sebenarnya tidak ada dalam daftar belanjanya.

I'll Choose You [BxB]Where stories live. Discover now