Gadis itu menggerutu sebal lantaran hari nya yang cukup sial, mengingat tadi pagi ban motornya bocor, ditambah dengan dirinya yang lupa mengerjakan pr, hingga berakhir pingsan saat jam pelajaran olahraga karena dirinya melupakan sarapan di pagi hari.
Langit semakin gelap tertutupi awan Cumolonimbus yang semakin membuat hatinya resah. Sudah sekitar 2 jam Kinara Yvonabelle menunggu bus menuju rumahnya, namun tak ada satupun yang datang.
Perlahan rintik hujan mulai membasahi dirinya, udara dingin pun semakin menyelimuti kulit putihnya yang mulus. "Gue kenapa sial banget sih hari ini!" Kesalnya menendang sebuah botol ke lain arah.
"Pulang ke rumah gimana ini ya Tuhan. Masa jalan kaki sih, gila aja gue jalan kaki 8 kilometer! Yang ada sampai rumah kaki gue udah copot ketinggalan di jalan. "
Tin tin!
Sebuah klakson dari motor tua itu berbunyi keras membuat Kinara terlonjak kaget. Dengan segera Kinara langsung mencari sumber suara itu. "Ck. Ngapain Lo disini?!" Gadis itu berdecak sebal melihat wajah lelaki di depannya.
Lelaki itu nampak membuka helm nya perlahan. "Lo mau naik motor atau jalan kaki 8 kilometer hm?" Suara berat lelaki itu.
Kinara membuang nafasnya untuk yang kesekian kali. "Gak mau gw pulang sama cowok fakboy kaya Lo!" Lelaki itu membesarkan bola matanya. "Fakboy Lo bilang? Yaudah terserah lo Nar, jangan salahin gw nanti kalau bunda Lo marah karena Lo nolak ajakan gue."
Gadis itu berdecak kesal, melihat Jevan Aaric Yoando tetangganya yang paling menyebalkan. Bisa dibilang 18 tahun Kinara hidup, dia sangat tak bahagia menjadi tetangga lelaki itu, lelaki dingin yang kasar, selalu membuatnya naik pitam bila bertemu.
"JEVAN! GUE IKUT! TAPI INI TER-PAK-SA!"
"Serah lo."
Belum sampai di rumah hujan semakin deras, jalanan bahkan tertutup kabut gelap yang sangat membahayakan para pengendara. "Neduh dulu Jev." Jevan mengikuti ucapan Kinara, mereka meneduhkan dirinya di sebuah toko kelontong yang sudah tutup bertahun-tahun, bahkan bisa di lihat dengan jelas, bangunan ini sudah sangat tua.
"Ck! Sial banget hari gue!" Gertak Kinara.
"Emang hidup Lo kan penuh kesialan." Balas Jevan.
"Sialan!"
Suhu udara kini kian menurun, tubuh Kinara sudah menggila setengah mati, baju sekolahnya memang tidak terlalu basah, tapi mengingat baju dan juga rok nya yang pendek membuatnya semakin terasa dingin.
Jevan menatap wajah Kinara yang sudah membiru kedinginan, bibir nya pun sangat pucat. Perlahan lelaki bermata sipit itu menggerakkan tangannya mengambil tangan Kinara. Dengan lembut Jevano menggosokkan tangan mereka berdua agar terasa hangat. "Lo gapapa?" Tanya Jevan.
Kinara segera melepaskan tangannya dari tangan Jevano. "Ck. G-gue gapapa, jangan lebay."
"Tapi muka Lo udah pucet banget kaya orang meninggal 2 jam. Gw denger dari Arnina tadi pas pelajaran olahraga Lo pingsan, bener Nar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FUTURE SON |JenoKarina|✅
Fanfic18 tahun dalam hidup Kinara bersumpah tak akan pernah mengeluarkan bendera putih untuk berdamai dengan seorang Jevan Aaric Yoando. Namun sampai suatu ketika ... Apa yang harus Kinara dan Jevan lakukan saat ada seorang anak kecil datang dari masa de...