Itu hanya berlangsung untuk waktu yang singkat, mungkin tidak berlangsung selama beberapa detik.
Sang Zhi bingung, dia bahkan tidak melakukan apa pun untuk merespons. Dia merasa bahwa Duan Jia Xu menjadi kaku dan kemudian segera berdiri tegak. Dia mundur selangkah.
Mereka berdua membuat ruang di antaranya.
Mereka berdiri di belakang halte bus. Sang Zhi mengangkat wajahnya dan menatap wajahnya.
Sang Zhi tidak berani menatap matanya sehingga dia mundur selangkah, dia tidak tahu di mana harus meletakkan tangan dan kakinya.
Dia tidak tahu bagaimana dia harus menanggapi untuk membuatnya nyaman.
Jika dia merespons terlalu berlebihan, itu akan terlihat aneh. Jika dia menjawab seperti itu bukan apa-apa, bukankah itu tidak pantas?
Jika tidak, dia hanya berpura-pura bahwa tidak terjadi apa-apa?
Sang Zhi tidak bisa berkata apa-apa. Pikirannya sedang kacau. Dia ingin menggunakan lengan bajunya dan menggosokkannya ke dahinya. Tapi saat dia mengangkat lengannya, dia merasa itu terlalu jelas. Jadi dia hanya mengelus kepalanya.
Dengan sangat cepat Sang Zhi mendengar Duan Jia Xu berbicara. Napasnya terburu-buru dan cepat seperti menahan rasa sakit. "Maafkan aku."
Sang Zhi menatapnya.
Dia memperhatikan bahwa wajahnya semakin pucat. Mungkin karena cuaca, dia banyak berkeringat. Dahinya basah. Sepertinya dia akan pingsan sebentar lagi.
Sang Zhi terkejut.
Dia tiba-tiba ingat bahwa dia menyentuh sesuatu di perut. Dia tergagap : "Ge Ge ... kau sangat kesakitan? Apakah karena aku memukul bagian... "
"Apa maksudmu kau memukulku." Duan Jia Xu mencoba menenangkan napasnya. "Kau hanya menyentuhnya sedikit. Apakah kau ingin mencari kesempatan untuk menipuku?"
"Maafkan aku." Sang Zhi merasa ingin menangis, matanya merah. "Ge Ge, tunggu aku sebentar. Aku akan memanggil taksi."
Kali ini Duan Jia Xu tidak mengatakan apa-apa, "Pergilah."
Dia pergi ke sisi jalan dan untungnya dia melihat taksi yang kosong. Dia memberi isyarat agar sopir taksi berhenti. Lalu dia berkata kepada sopir taksi untuk menunggu sebentar. Dia segera berlari menuju ke sisi Duan Jia Xu.
Dia menuntunnya untuk berjalan menuju taksi.
Duan Jia Xu berjalan sangat lambat, dia tampak kesakitan ketika dia bergerak. Dia tiba-tiba tertawa : "Kali ini kau benar-benar terlihat seperti sedang menuntun orang tua."
Sang Zhi tidak bisa tertawa.
"Xiao Sang Zhi, rasanya Ge Ge tidak sakit perut?" Duan Jia Xu menatap Sang Zhi, dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Dia berkata : "Tapi Ge Ge masih ......"
"……."
"Merasakan sedikit sakit."
______
Setelah naik taksi, sopir itu melihat kembali ke arah mereka. Dia memperhatikan wajah Duan Jia Xu. "Apakah dia mabuk? Ada apa dengannya? Dia tidak akan muntah di disini kan?"
Di taksi, dia merasa sakitnya berkurang. Wajah Duan Jia Xu tidak sepucat itu lagi. Dia tersenyum dan berkata : "Tuan, jangan khawatir. Aku akan menahannya."
Pengemudi itu mengerutkan kening dan mengingatkannya : "Jika kau muntah, kau harus membayar dua ratus dolar."
"Jika dia muntah, kami akan membayarmu." Sang Zhi berkata dengan cepat : "Shu Shu (Paman), dia sedang tidak sehat, dia tidak mabuk. Tolong antar kami ke rumah sakit kota. Terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretly, Secretly ; But Unable to Hide It | Can't Hide Secretly | Hidden Love
Romance[Novel Terjemahan] ...... Name : Secretly, Secretly, But Unable to Hide It | Can't Hide Secretly | Hidden Love Author(s) : Zhu Yi [竹已] Year : 2019 Status in COO : 85 Chapters (Completed) + 4 extras Saat dia berusia tiga belas tahun, Sang Zhi diam-di...