BAB 4: Hutan Zekyrthuntala

131 32 2
                                    

Mantra Reislynn berhasil. Sesaat setelah mantra itu diucapkannya, kulit dari wanita itu mulai menyembuhkan dirinya. Bisul besar-besar yang tak terhitung jumlahnya mulai mengempis, dan hilang tak berbekas. Wanita itu kini sudah tidak kesakitan lagi, walaupun tubuhnya masih lemah. Tangannya yang sekurus tulang meraba-raba lengannya dan merasakan sudah ada benjolan-benjolan berdarah disana. Lukanya benar-benar sudah sembuh, tidak menyisakan satu bekaspun.

Wanita itu memandang Reislynn dan raut wajahnya menunjukkan rasa terima kasih. Ia mengangguk.

Zarek menepuk pundaknya, dan Reislynn mendongak. Ia bisa mendengar Zarek berkata terimakasih dengan suara pelan, dan para wanita disana berhenti mencacinya. Tapi mereka masih tidak berani mendekat. Mereka masih berkerumun di sudut-sudut, berbisik-bisik dengan gembira karena kepala suku mereka sudah sembuh.

Reislynn mendengar si kepala suku berbicara dengan suara serak kepada Zarek. Bahasanya masih tidak bisa dimengerti oleh Reislynn seluruhnya, tetapi dia bisa menyimpulkan kalau wanita itu mengizinkannya memakai portal.

Zarek membalas perkataan wanita itu lalu membungkuk dan berlalu pergi. Reislynn menyimpan kembali tongkat sihirnya dan mengikuti Zarek. Sebelum ia berlalu, ia membungkuk kepada wanita itu, dan mengikuti langkah kaki Zarek dengan tergesa.

Para wanita mundur saat Reislynn berada di dekat mereka, seolah Reislynn adalah binatang buas yang harus mereka hindari. Reislynn mengerti, dan mengingat reaksi Zarek saat melihat tongkat sihirnya, ia bisa menduga kalau semua orang yang ada di sana takut padanya, mungkin pada para penyihir.

Mereka berjalan di sepanjang jalan desa menuju gerbang keluar-masuk desa di sisi lain. Beberapa orang berjaga di sana. Mereka membuat api unggun dan bercakap-cakap dengan bahasa yang kurang Reislynn pahami. Kebanyakan dari mereka adalah remaja yang usianya hanya beberapa tahun lebih tua dari Reislynn. Walaupun mereka masih muda, mereka bahkan sudah mentato bagian tubuh mereka. Punggung dan lengan adalah hal pertama yang mereka tato. Biasanya semakin tua mereka, maka semakin banyak tato mereka. Zarek contohnya, ia memiliki banyak sekali tato di tubuhnya, dan hanya menyisakan sejumlah petak kulit yang berwarna kecoklatan.

Zarek menyampaikan sesuatu kepada orang-orang itu, dan mereka mengangguk cepat. Dua orang dari mereka berdiri dan berjalan menuju gerbang besar yang melindungi mereka dari hewan buas. Keduanya membuka pintu dan mempersilahkan mereka keluar. Setelah Zarek dan Reislynn berada di luar pagar, salah dari mereka memberikan sebuah lentera bercahaya biru kepada Zarek. Pintu menutup dan mereka mulai berjalan.

Mereka menyusuri sebuah jalan di lembah luas menuju hutan, hal yang membuat Reislynn bingung. Apa yang akan mereka lakukan di hutan? Apakah Zarek akan membawanya ke sana dan lalu membunuhnya?

"Kita mau kemana?" Reislynn memberanikan diri untuk bertanya.

"Portal," Zarek menjawab singkat sambil mengarahkan lenteranya ke kanan dan ke kiri, seolah memastikan bahwa tidak ada binatang yang mengikuti mereka.

"Tapi kita menuju hutan," kata Reislynn sambil menyamakan langkahnya dengan Zarek yang berjalan seolah tanah akan menelan kakinya. Dari kejauhan, ia bisa melihat pohon-pohon tumbuh rapat dan membentuk hutan yang gelap.

"Ya, karena portal itu berada di tengah hutan." Zarek berhenti untuk mendengarkan lebih seksama suara yang berasal dari semak-semak di seberangnya. Setelah ia memastikan kalau itu bukanlah binatang buas, ia melanjutkan perjalanannya.

"Oh, oke," Reislynn membalas singkat, akhirnya mengerti. Setelah itu, ia melamun, teringat kembali saat ia mendengar kabar tentang kematian Alextur. Saat itu ia sedang berada di kamarnya yang ada di kastil, berlatih menggunakan beberapa mantra. Seorang pelayan datang dengan wajah pucat pasi penuh kecemasan dan keterkejutan. "Raja dibunuh, dan Ratu meminta Anda untuk menghadap kepadanya di kamar beliau, " kata wanita itu terburu-buru, dan Reislynn melupakan semua hal dan mulai berlari. Sepanjang perjalanannya menuju kamar pribadi raja dan ratu, Reislynn melihat banyak sekali kesedihan. Banyak pelayan yang menangis tersedu-sedu, namun untuk sesaat, Reislynn tidak memedulikan semua itu. Dalam kepalanya hanya terdapat satu kalimat: "Tidak mungkin terjadi. Raja adalah penyihir yang hebat. Ia tidak mungkin mati. Itu pasti tidak benar."

The Kingdom of AleasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang