BAB 10: Sebuah Dunia Aneh dan Misterius

110 21 1
                                    

Mendengar ucapan si pria Leodrick itu, Alan berubah kaku. Tubuhnya menegang dan secara misterius tangannya bergetar. Apa ia baru saja menyinggung tentang ayahnya? Tapi, ayah siapa yang ia maksud? Apakah mungkin Charles? Tapi sepertinya bukan, karena pria itu mengatakan kalau ia mirip dengan ayahnya, dan Alan sama sekali tidak bisa dibilang mirip dengan Charles.

Apa mungkin ... dia membicarakan ayah kandungnya?

Ia memandang pria itu dengan penuh pertanyaan.

"Kau bilang apa?" Alan bertanya gugup. Ia bisa merasakan mata pria itu meneliti wajahnya seperti sedang memastikan sesuatu.

"Kau mirip dengan ayahmu," pria itu menjawab hampir seperti bisikan. "Kalian benar-benar mirip." Tatapannya hampir-hampir seperti seseorang yang baru saja bertemu dengan kekasihnya, atau seseorang yang ia cintai.

Alan hanya menjadi semakin penasaran. "Ayah ... ku?" Ia tidak mengerti.

Pria itu mengangguk, dan selimut yang ia pegang terjatuh. Sebelum Alan sempat untuk menerka apa yang dilakukannya, pria itu sudah merengkuhnya ke dalam pelukan.

Alan melenguh antara terkejut dan kebingungan. Tubuhnya kaku di dalam pelukan pria itu.

Si Leodrick itu memeluknya erat, seolah ia tak akan pernah melepaskannya lagi. Tubuhnya bergetar, dan Alan mendengar pria itu menangis. Ia terenyuh antara rasa takut dan keterkejutan.

Alan bisa merasakan bulir-bulir air mata membasahi bahunya seiring pria itu menangis. Alan tidak mampu untuk bergerak maupun berbicara. Ia diam dalam pelukan pria itu seperti patung, kaku dalam keadaan terkejut. Rengkuhan pria itu terasa sangat akrab, terasa sangat familiar. Ia merasa telah dipeluk dengan cara seperti itu sebelumnya. Aroma tubuh pria itu terasa seperti kayu-kayuan, dan ada sedikit aroma laut, juga keringat.

"Eum ... Sir?" Alan menyahut gelisah. Kedua tangannya yang menggantung lemas di kedua sisi tubuhnya membuka dan menutup. Telapak tangannya berkeringat.

Pria itu tidak menjawab, dan masih terus menangis. Ia terlihat begitu rapuh, seolah sebuah sangkalan dari Alan akan membuat kakinya goyah dan ia akan terjatuh. Alan merasa iba, sekaligus keheranan. Semua yang terjadi akhir-akhir ini benar-benar aneh. Kedua orangtuanya meninggal secara misterius, dan tiba-tiba saja seorang pria datang menyusup ke jendelanya dan memanggilnya Alistair, lalu tiba-tiba pria itu memeluknya dan menangis. Sepertinya Alan sudah masuk ke dunia drama. Dunia drama sinting yang sayangnya tidak ia pahami.

"Sir?" Sekali lagi Alan menyahut, tapi pria itu masih memeluknya dengan erat, nampak tak ingin melepaskannya. "Apa yang terjadi?" Pertanyaan konyol, Alan tau itu. Tapi sayangnya ia tidak bisa menemukan pertanyaan yang lebih baik. Dan bagaimana ia bisa membiarkan seorang pria asing memeluknya dipagi buta seperti ini? Bagaimana kalau pria itu hanya berniat untuk mengelabuinya? Alan seharusnya tidak beramah-tamah dengan seorang penyusup. Bagaimana kalau sebenarnya ia berniat jahat? Bagaimana kalau ia adalah kawanan perampok?

"Kenapa kau pergi?" Reislynn Leodrick bertanya kepada Alan. Suaranya terdengar seperti ia tidak setuju kepada Alan, atas apapun yang ia lakukan. "Aku mencarimu seperti orang gila."

Alan mengerutkan keningnya. "Pergi?" ia mengulangi dengan kebingungan. Bagaimana pria itu tau kalau ia tidak tinggal di rumahnya yang dulu, dan apakah pria itu mengenalnya? "Memangnya, untuk apa Anda mencariku?" Berada di pelukan pria itu membuat Alan cukup dekat-terlalu dekat-untuk menebak berapa umur pria itu; mungkin sekitar 30 tahun keatas.

Reislynn melepaskan pelukannya dan mengusap bekas air matanya dan menatap Alan lekat-lekat. Nampaknya ia tidak malu karena sudah dengan terang-terangan menangis di hadapannya. "Kita harus segera pergi," ia berkata dengan tegas, wajahnya menunjukkan keseriusan. "Kita tidak memiliki waktu lagi, ayo cepat." Dia ingin menarik tangan Alan, tetapi Alan menampik tangannya dan mundur. Apa pria itu berniat untuk membawanya pergi? Kemana?

The Kingdom of AleasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang