BAB 27: Aalicry

30 3 0
                                    

Alan masih tak habis pikir mengapa dia bisa mengangkat tangannya dan berkata bahwa dia ingin bergabung. Itu terjadi secara spontan, dan tanpa diduga-duga, kalau Alan boleh jujur. Dia merasa tangannya bergerak sendiri, begitu pula dengan lidahnya.

Awalnya dia hanya merasa sedikit kesal pada Alstan, dan mendengar bahwa sepupunya itu ingin bergabung dengan tim Sphortus, sesuatu menggerakkan dirinya untuk mengangkat tangan.

Sekarang sepertinya waktu yang tepat untuk menyesal. Kini Alan tak bisa menarik perkataannya. Begitu Ser Evender mendengar Alan ingin bergabung dengan tim, pria itu langsung memutuskan bahwa Alan akan dicalonkan untuk menempati posisi Elemen api.

Alan merasa sedikit curiga bahwa Reislynn sudah memberitahu Ser Evender, bahwa jika Alan ingin bergabung, maka dia harus ditempatkan pada elemen api. Bukankah Reislynn mengatakan akan menyampaikan itu pada seseorang yang ia sebut Pembimbing? Mungkin pembimbing yang ia maksud adalah Ser Evender, dan mungkin itu juga adalah alasan mengapa Reislynn berbisik kepada Ser Evender saat waktu makan siang.

Tidak salah lagi.

"Seleksi pemilihan anggota akan dimulai besok," kata Ser Evender setelah dia memberi beberapa nasihat kepada mereka yang ingin bergabung, seperti mereka harus menyiapkan mental dan fisik sebisa mungkin untuk penyeleksian besok sore. "Ketua asrama akan turun dan memilih sendiri anggota untuk tim asrama mereka, jadi pastikan bahwa kalian melakukan yang terbaik jika kalian memang ingin bergabung."

Kemudian kelompok itu dibubarkan, dan para siswa mendaki undakan untuk kembali ke atas bukit, meninggalkan lapangan Sphortus. Sepanjang perjalanan kembali ke asrama, Alan mengutuk dirinya sendiri atas perbuatannya tadi, sementara Gervis terus berceloteh dengan riang dan berkata selamat atas keputusan Alan untuk bergabung.

Alan ingin berteriak pada Gervis untuk berhenti mengoceh, bahwa dia mengangkat tangan bukan atas kemauannya sendiri, melainkan sesuatu yang menggerakkannya, tapi dia terlalu lelah untuk melakukannya. Dia membiarkan Gervis mengatakan semua hal yang ia tahu tentang tim Sphortus Tairan, kekalahan tim Sphortus Arras, dan banyak hal lagi.

Alan tidak terlalu memperhatikan, tapi tahu-tahu saja mereka sudah sampai di asrama. Dia bahkan tidak menyadari kalau sedari tadi sesosok hantu perempuan terus mengikutinya sambil terus menanyakan apakah Alan bersedia untuk menikahinya.

Hantu perempuan itu berlalu dengan air mata bercucuran setelah diusir oleh Gervis yang nampaknya sudah bosan melihat hantu itu terus mengikuti mereka. Hantu memang bisa menangis, karena sejatinya mereka hanyalah proyeksi dari tubuh mereka saat masih hidup. Para Saudara Sunyi yang tinggal di Necrotown yang membangkitkan para hantu di sana.

Beberapa orang siswi dari kelas 1, 2, dan 3 terlihat sedang mengobrol di ruang bersama. Yang lainnya sedang membaca buku atau memperagakan mantra-mantra. Seorang gadis dari kelas 2 menyihir temannya dan menumbuhkan kumis di bawah hidung gadis itu. Keduanya saling tertawa ketika kemudian berubah menjadi teriakan panik ketika kumis itu tak berhenti tumbuh hingga mencapai dagu dari si gadis. Kedua gadis itu berlari keluar dari aula ketika kumis gadis itu sudah mencapai bahunya, meninggalkan murid-murid lain yang kebingungan, dengan memanggil-manggil, "Maester Dalder! Maester Dalder!" Maester Dalder adalah nama penyembuh di basilias.

Alan dan Gervis berlalu saat tak menemukan Thalia dan Ysmay, atau seseorang yang mereka kenal. Mereka berdua menaiki tangga menuju ruang tidur anak laki-laki untuk berganti pakaian. Begitu keluar dari sana dengan pakaian biasa, Alan melihat Thalia dan Ysmay yang sedang duduk di atas permadani dengan bertumpuk-tumpuk buku di dekat mereka. Ysmay bersandar pada punggung sofa, sementara Thalia berbaring dengan menjadikan paha Ysmay sebagai bantal. Sebuah buku dengan sampul bertuliskan, 'Vitrologi -Seni Lengkap Dalam Menguasai Vitralitas-' terlihat sedang dibaca olehnya.

The Kingdom of AleasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang