26 Februari 2016
Ini adalah hari dimana Sabila harus memulai kembali hidupnya. Sosok ayah yang selalu di sampingnya harus pergi sementara waktu.
Pukul 05.00 WIB Sabila sudah tebangun dari tidurnya. Masih teringat jelas di pikiran Sabila dengan kejadian yang terjadi pada ayahnnya kemarin.
Hari ini adalah hari pertama Sabila kembali ke sekolah.
Sabila segera pergi mandi dan melaksanakan sholat subuh. Tak lupa ia juga berdoa untuk papanya yang sekarang mendekap di penjara.
Setelah sholat, Sabila langsung menggunakan seragam putih abu-abunya. Sabila segera menyisir rambutnya yang sedikit bergelombang itu.
Pukul 06.15 WIB Sabila sudah siap. Ia segera turun ke bawah. Sepi, tak ada satupun orang yang ada di ruang keluarga.
"Biasanya papa selalu baca koran disini sambil nungguin mama masak nasi goreng. Sekarang papa lagi ngapain ya?papa udah makan belum ya? papa tidur dimana" Tanya Sabila pada dirinya sendiri.
Sabila berjalan menuju kamar Lestari.
Tok tok tok
"Ma,mama udah bangun belum,mama belum sarapan ya?" Tanya sabila dari luar kamar.
"Sabila, mama udah bangun,maaf ya mama gak sempet buatin kamu sarapan, mama juga gak bisa anter kamu hari ini" ucap Lestari dari dalam kamar dengan nada sedih.
"Gapapa ma, mama jangan sedih terus ya, Sabila bisa sarapan di jalan nanti, mama jangan lupa sarapan, Sabila sekolah dulu ya ma, Assalamualikum" balas Sabila
"Waalaikumsalam, hati-hati ya bil,
ma-maafin mama" isak Lestari.Jarak rumah Sabila dan sekolahnya tidak cukup jauh. Hanya butuh waktu 15 menit. Sabila memutuskan untuk berjalan kaki.
Sepanjang perjalanan Sabila lebih banyak diam dan melamun. Entah apa yang akan terjadi pada hari ini. Apa berita papanya menyebar ke seluruh sekolah? Entahlah dia hanya bisa berharap agar hari pertama dia kembali ke sekolah akan baik-baik saja.
Sekolah, 07.40
Sabila telah sampai di sekolahnya. Tak ada yang berubah sedikitpun. Dan tak ada yang melihat Sabila dengan tatapan-tatapan aneh. Apa tidak ada satupun berita yang menyebar?.
"Widiii, Si dekil udah dateng nich" Ucap Nadine, sahabat Sabila dari kelas 2 SMP.
"Kenapa sih lo, bawah mata lo item tu, begadang ya lo?"
"Ya Allah bil berapa kali gue bilang gak usah begadang mulu, lo pasti marathon drakor ya atau drachin?" Sambung Nadine.
"Emm lo gak ada liat berita di tv ya semalem?" Tanya Sabila sedikit menunduk.
"Hah berita paan sih gak ada berita apa-apa anjir, yang gua inget cuman ada berita monyet gitu lepas tapi gatau dimana, emang kenapa sih?" balas Nadine.
"Beneran?" Tanya Sabila lagi.
"Suer tekewer-tekewer deh, eh btw bokap lo mana kan yang biasa nganter lo ke sekolah bokap lo" kata Nadine.
"Eh bokap gua lagi ke luar kota, ada kerjaan kantor" bohong Sabila.
"Ohh yodah kuy kelas" Ajak Nadine.
"Masa Nadine gatau ya? Anak-anak lain juga kok biasa aja, Apa emang beritanya gak nyebar? batin Sabila
"Bil lo udah sarapan belum, kok gue laper lagi ya, padahal tadi udah makan kebab di rumah" ucap Nadine.
"Belum sih, tapi kan bentar lagi udah mau upacara dine, gue gak ikut deh" jawab Sabila.
"Ah lo mah, yaudah deh gue kantin dulu, bye dekil" balas Sabila.
Sabila berjalan menuju kelas nya XI IPA 2. Sabila duduk di kursinya. Tak ada yang aneh. Teman-temannya juga beraktivitas seperti biasanya.
Sabila membuka Handphone miliknya dan mencoba mencari berita papanya, namun hasillnya nihil, Aneh.
Pukul 07.00
Sabila dan siswa lain sudah berada di lapangan sekolahnya. Kecuali Nadine, entah kemana dia pergi, mungkin masih di kantin.
Pagi ini cuaca cukup cerah. Upacara segera dilaksanakan. Bendera merah putih sedang dikibarkan. Seluruh siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama.
Setelah itu, kepala sekolah mulai memberi amanat dan nasehat-nasehat singkat.
Saat upacara hampir selesai tiba-tiba "Tambahan acara".
Sabila selalu malas dengan tambahan acara, baginya itu hanya membuang-buang waktu.
"Woy, lo upacara? Yah kasian liat dong gua daritadi di kantin, kasian pasti kepanasan kan lo" celetuk Nadine yang tiba-tiba datang.
"Bodo" jawab Sabila singkat.
"Dih, napa sih lo? Dapet ya? Sensi mulu lo" tanya Nadine.
Sabila tidak menjawab pertanyaan Nadine. Ia tidak tertarik membahas kondisinya saat ini kepada Nadine.
"Baiklah anak-anak hari ini bapak akan mengumumkan nama teman-teman kalian yang kemarin berhasil memenagkan lomba karate di tingkat provinsi dan akan melanjutkan ke tingkat nasional"ucap kepala sekolah.
"Ada 3 siswa yang akan lanjut ke tingkat nasional".
"Yang pertama Revan Saputra dari kelas X IPA 4 dengan sabuk coklat, kedua Muhammad Faiz kelas XI IPS 1 dengan sabuk biru dan yang terakhir Qaishar Alfarel dari kelas-"
Bruk..

KAMU SEDANG MEMBACA
Qaishar (On Going)
Teen FictionQaishar Alfarel, siswa berparas tampan dan sedikit pendiam. Ia adalah siswa dari ekstarkulikuler karate yang sudah memiliki sabuk hitam. Tapi Qaishar selalu memendam semua masalahnya sendiri, dia selalu tertutup bahkan dengan sahabatnya sendiri. Sab...