03

139 51 39
                                    

Bruk..

"BILA"

"bil lo kenapa, lo pingsan? Lo beneran pingsan gak sih, billaaa" ucap Nadine sambil menggoyang-goyangkan tubuh Sabila.

"Woi lo pada kenapa pada ngeliatin doang? bantuin tolol" kata Nadine ke semua teman-teman di sekitarnya.

Namun tiba-tiba, Qaishar Alfarel anak karate yang akan mengikuti lomba karate tingkat nasional, langsung menggedong tubuh Sabila ke arah UKS.

"Kalau ada yang pingsan dibantuin bukan ditonton" ujar Qaishar singkat.

Semua murid yang ada di lapangan tampak terkejut dengan perlakuan Qaishar barusan.

"WTH kak Qaishar gendong Sabila anjir"

"Ya Allah kak Qaishar bikin meleyot"

"Kak jadiin aku pacarmu kak"

"Udah ganteng baik lagi Ya Allah jodoh orang kok perfect banget ya"

Ucap gadis-gadis yang melihat kejadian tersebut.

UKS

Qaishar meletakkan tubuh Sabila ke atas tempat tidur di UKS.

"Bu ini tadi dia tiba-tiba pingsan pas upacara, mungkin belum sarapan bu" ucap Qaishar kepada petugas UKS

"Baik terima kasih Qaishar, dia dari kelas mana?"tanya petugas UKS

"Saya gatau bu, saya cuman nganterin aja, permisi bu" jawab Qaishar.

Qaishar langsung pergi meninggalkan UKS. Namun saat ingin keluar dari UKS Qaishar bertemu Nadine.

"Eh kak, lo yang gendong temen gua ke UKS ya?" Aduh emang tu anak udah berapa kali gua suruh sarapan ngeyel banget sih dekil" ucap Nadine panjang lebar.

"Hm" jawab Qaishar lalu pergi begitu saja.

"Buset hm doang?" kata Nadine.

Tak mau membahas Qaishar yang pergi begitu saja, Nadine langsung pergi menuju tempat tidur Sabila di UKS.

"Lah udah sadar? Kok cepet banget sih bil?" tanya Nadine.

"Terus gue harus pingsan mulu kan gak mungkin dine, lo nyumpahin gue mati ya" jawab Sabila.

"Ya bukan gitu juga dongo, kan kalau di TV tu sejaman, lah lo paling 15 menit doang" ujar Nadine.

"Kebanyakan nonton sinetron lo" ucap Sabila.

"Bu ini temen saya udah bisa masuk kelas belum?" tanya Nadine kepada petugas UKS.

"Kayaknya temenmu lebih baik pulang ke rumah dulu buat istirahat, kayaknya dia lagi banyak pikiran juga, badannya juga agak demam, nanti ibu bakal bilang ke guru piket untuk minta izin sakit" jawab petugas UKS tersebut.

"Oalah oke deh bu, makasih ya bu, saya temenin dia dulu ya bu disini sambil ngadem heheh" ujar Nadine.

"Iya"

Nadine kembali ke tempat tidur Sabila.

"Lo udah minum teh belum bil? Katanya lo lagi banyak pikiran? Emang mikir paan sih? Kayaknya lo banyak ngelamun hari ini." Tanya Nadine.

"Ah enggak, gue baik-baik aja kok" jawab Sabila.

"Bener ni?" Tanya Nadine lagi.

"Iyaaa Nadine gue tampar lo lama-lama" ucap Sabila.

"Nyenye, eh eh btw lo tau gak siapa yang bawa lo ke UKS tadi" kata Nadine.

"Enggak, siapa emang?" Tanya Sabila.

"Kak Qaishar anjir" jawab Nadine.

"Qaishar? Yang mana sih? Kayaknya gal pernah denger deh" ucap Sabila.

"DEMI APA LO GATAU KAK QAISHAR?"
tanya Nadine sedikit berteriak.

"Biasa aja ngomongnya dine, jangan teriak-teriak, emang yang mana sih, gue gatau beneran" jawab Sabila lagi.

"Ye maap deh, itu yang anak karate sabuk item, katanya 3 bulan lagi bakal ikut lomba ke tingkat nasional, yang tadi di lapangan" jelas Nadine.

"Ohhhh" jawab Sabila.

"Oh doang bil? Gue jelasin panjang lebar tapi lo jawab "oh" doang, gini banget idup gue" kata Nadine.

"Hehhehe iya maaf-maaf deh, eh dine nanti tolong bilangin ke bu Maya ya gue izin pulang, nanti kayaknya gue pulangnya jalan aja" ujar Sabila.

"Serius lo mau pulang jalan kaki bil, tapi muka lo masih rada pucet" kata Nadine khawatir.

"Iya gapapa, kan deket" jawab Sabila.

"Hmm yaudah deh, gue ambil tas lo dulu di kelas ya" ucap Nadine.

"Sip" jawab Sabila.

Sabila berjalan menuju kursi di ruangan UKS. Kepalanya masih sedikit pusing. Entah sampai kapan Sabila akan menutupi masalah yang terjadi pada papanya kepada Nadine. Padahal Nadine sudah cukup dekat dengan keluarga Sabila.

"Bil ni tas lo, surat izin sakit lo udah diurus sama petugas UKS" ucap Nadine.

"Ah iya makasih ya dine, sorry ngerepotin lo" jawab Sabila.

"Ah elah lebay lo, kayak siapa aja, eh btw lu beneran mau pulang sendiri bil?, sorry ya gue gak bisa nganterin lo sampe rumah" kata Nadine.

"Iya gapapa santai aja" tukas Sabila.

"Yaudah deh, yuk gua anterin ke gerbang" lanjut Nadine.

Lalu Nadine mengantar Sabila menuju gerbang belakang sekolah. Tak ada lagi siswa di sekitar mereka mungkin sudah masuk kelas. Setelah sampai di gerbang belakang sekolah, Sabila langsung pulang menuju rumah, sedangkan Nadine, entahlah mungkin menuju kantin lagi, katanya perutnya kembali lapar.

Sabila kembali melamun sepanjang perjalanan pulang, banyak sekali masalah yang terjadi padannya. Padahal ini baru bulan kedua di tahun 2016.

Sabila memutuskan untuk berhenti sejenak di taman kecil yang tak jauh darinya, tidak terlalu ramai mungkin hanya 2 orang petugas kebersihan yang sedang menyapu.

"Sabila kangen papa,papa kapan pulang" keluh Sabila.

Hiks...Hiks...Hiks

Sabila terus menangis di atas rumput yang langsung menghadap ke danau kecil.

"Papa udah makan belum ya? Papa tidur dimana semalem?"batin Sabila.

Sekitar 15 menit Sabila menghabiskan waktunya di taman. Mata dan hidungnya cukup sembab dan sedikit memerah.

Namun saat ingin melanjutkan perjalanan pulang, tiba-tiba seseorang menyodorkan sehelai tisu kepada Sabila. Sabila menatap orang tersebut sebentar lalu pergi begitu saja. Ia selalu berhati-hati terhadap lingkungan sekitar.

"Ambil" ucap orang tersebut.

Sabila terus berjalan dan memilih untuk tetap tidak menjawab.

"Gue yang bawain lo ke UKS tadi" ucapnya.

Sabila tersentak kaget. Ia tak menyangka bahwa orang itu adalah Qaishar. Sabila segera menghampiri Qaishar lalu mengambil tisu yang ada di tangan pria tersebut.

"Makasih" ucap Sabila Singkat.

"Gue anter balik" ujar Qaishar.

"Aku masih punya kaki, masih bisa jalan sendiri" tukas Sabila.

"Muka lo pucet" lanjut Qaishar.

"Biarin" jawab Sabila, lalu ia segera meninggalkan Qaishar di taman sendirian.

Sabila terus berjalan ke arah rumahnya, tak ada yang aneh sepanjang perjalanan pulangnya, namun rasa sakit pada kepalanya masih terasa.

Tapi tanpa sepengetahuan Sabila ternyata Qaishar mengendap-ngendap mengikuti Sabila dari belakang untuk memastikan Sabila sampai di rumah dengan selamat.

"Tu anak kenapa ya" batin Qaishar.




Jangan lupa vote sama comment💘
Makasih semuannya💕

Maaf kalau banyak typo hehe😣🙏




Qaishar (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang