bag 02. Pesta Kedewasaan Pangeran.

4 0 0
                                    

******

Kabar tentang Lyn yang di pecat membuat para pelayan yang ada di istana Safir biru merasa heran. Terlebih selama ini Tuan putri yang di buang itu tidak pernah berbicara pada siapapun selama 4 tahun dia berada di istana.

Suasana di istana Safir biru cukup menegangkan saat ini. Semua pelayan berkumpul di ruang utama istana, ada 4 pekerja pria dan tersisa 6 pelayan wanita. Semuanya hanya diam sambil menunduk di depan Chaterine.

Ini memuakkan, ku pikir mereka semua bekerja dengan tulus, di lihat dari manapun, mereka semua adalah penipu. Tapi ada pengecualian, ada dua orang yang membuat aku merasa bersyukur. Bahkan di situasi menyedihkan ini, aku masih sempat bersyukur.

"Kau, Irine kan."

"Iya saya, Tuan putri."

"Mulai sekarang, kau yang jadi pelayan pribadiku." Di dalam ingatan Chaterine, hanya gadis berambut pendek dengan mata cokelat ini yang sering menyapanya, kadang juga memberikan roti hangat yang dia curi dari dapur para pelayan dan di berikan kepadanya. Chaterine, sepertinya kau tidak terlalu menyedihkan juga.

"Baik Tuan putri."

"Dan kau, Paul. Mulai saat ini, aku menunjukmu sebagai pengurus rumah ini."

"Sa.saya Tuan Putri?"

"Ya, Kau. kenapa, apa kau ingin membantah?"

"Saya tidak berani Tu.tuan putri."

"Bagus, kalau begitu, kalian semua pergi dan kerjakan tugas kalian masing-masing. Lalu, ingat satu hal, jika ada yang melakukan hal yang pernah di lakukan oleh pelayan yang aku pecat tadi, ingatkan aku agar tidak memberikan hukuman berat pada kalian." Semua orang pergi, aku tau bahwa mereka pasti penasaran, mengapa Tuan putri yang dulunya bahkan ketakutan saat melihat mata orang lain, kini berani memecat seorang pelayan yang di pilihkan langsung oleh kaisar.

Selain Irine, orang yang mau bicara pada Chaterine hanyalah paul. Tukang kebun yang sebenarnya pintar. Dalam ingatan Chaterine yang aku lihat, Chaterine pernah tak sengaja melihat Paul sedang membaca bahkan menulis dan menghitung dengan lancar, oleh sebab itu.

Aku memutuskan untuk menjadikan Paul sebagai kepala pelayan yang mengurus semua keperluan dan mengurus Anggaran yang di berikan Kaisar. Selama ini, Lyn sudah menggelapkan anggaran yang di berikan Kaisar, dan bahkan berani menjual beberapa barang yang ada di istana, benar-benar kurang ajar.

"Tuan putri, sarapan sudah hampir siap." Benar, aku membutuhkan orang seperti Irine, bukan seorang sampah seperti Lyn.

Ngomong-ngomong, aku menyadari bahwa sebenarnya Chaterine memiliki energi sihir tersembunyi di dalam tubuhnya. Mungkin selama ini dia tidak menyadarinya, atau bahkan mungkin dia tidak tau.

Dia hanya menggunakan mata kemurniannya saja. Mata kemurnian adalah keadaan di mana seseorang bisa melihat nilai kejujuran dari kata-kata seseorang.

Mata kemurnian juga bisa melihat warna dari ketulusan seseorang. tapi kelemahan dari mata ini adalah, dia tidak bisa melihat niat buruk seseorang, dia hanya tau bahwa orang yang jujur dan tulus, memiliki cahaya berwarna putih.

"Aku akan datang." Aku harus segera melatih tubuhku agar bisa menjadi lebih berguna utuk kedepannya. Dengan kondisiku saat ini, dan dengan tubuh yang kurus dan lemah ini, mungkin saja, dalam dua bulan aku akan mati lagi.

******

Setelah menyelesaikan permasalahan di antara para pelayan, kini aku harus bersiap untuk pergi ke acara pesta kedewasaan pangeran ke2, Hacio Lubrick. Walaupun enggan untuk hadir, akan tetapi, setidanya aku harus memberikan selamat dan kembali setelahnya.

Living as a Neglected Imperial FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang