bag 04. Keluarga Ordwore.

5 0 0
                                    


******

"Sa.saya tidak bermaksud mengatakan demikian, saya tidak berkata begitu."

"Benarkah? Tapi yang aku dengar, anda baru saja mengatakan hal tersebut."

"Sa.saya tidak ..." baguslah, diam dan pergi saja sana, jangan ganggu aku!

"Saya salah berkata, mohon maafkan saya. Dan saya pamit undur diri." Ya ya pergilah dan jangan tunjukkan wajahmu lagi. Menyebalkan!

Sepertinya aku harus pergi sekarang, yang terpenting aku sudah memberi selamat dan menunjukkan wajahku di depan Hacio. Lebih baik sekarang aku pergi, dari pada terjebak lagi di situasi yang sama.

*****

      Sudah satu minggu berlalu semenjak persta kedewasaan Hacio, sekarang istana sudah mulai membaik, tidak seperti dulu, semua juga mulai teratur. Dan hari ini, aku berencana pergi keluar, tentunya Irine juga ikut.

"Paul, siapkan beberapa kamar. Saat aku pulang malam nanti, kamar-kamar itu harus sudah siap."

"Tuan putri, berapa kamar yang tuan putri butuhkan?" aku masih belum tau.

"Siapkan saja beberapa kamar untuk para pekerja, aku tidak tau akan membutuhkan berapa ruangan, tapi siapkan secukupnya saja."

"Baik, Tuan putri." Aku sudah menduganya, Paul sebenarnya memiliki potensi.

      Dalam waktu satu minggu terakhir ini, aku memintanya untuk memahami pekerjaan menjadi seorang kepala pelayan, dan sekarang, dia bahkan sudah mulai memahaminya, walaupun aku yakin, dalam hal praktek, akan lebih sulit. Dan ya, kadang dia juga masih sedikit kesulitan, tapi sepertinya dia berhasil untuk menyesuaikan diri.

"Irine, ayo berangkat."

"Baik Tuan putri, kereta kuda sudah di siapkan." Sebaiknya aku pergi sekarang, menjemput mereka.

*****

"Tuan putri, apa anda yakin tidak perlu pengawal? Desa yang akan kita datangi adalah desa di pinggiran yang cukup berbahaya, ada banyak jenis kejahatan di sini." Itu benar, di tempat ini banyak sekali aksi kejahatan. Bahkan, tempat yang aku kunjungi ini adalah sarang penjahat.

"Tidak usah khawatir, ayo bergegas." Melewati beberapa bangunan dan beberapa toko, akhirnya aku melihat tempat itu lagi, sudah berapa lama aku tidak melihatnya.

     Apa pemiliknya masih sama, aku sudah tidak datang kesini 8 tahun setelah kematianku yang terakhir. Apa 'dia' masih ada di sana?

"Tuan putri, apa kita akan masuk ke dalam?"

"Benar. Ada apa?"

"Tidak, hanya saja, tempat ini terlihat sedikit mencurigakan."

"Tenang saja, tempat ini akan menjadi sumber penghasilanku." tempat ini masih sama, aroma mint yang selalu tercium setiap kali aku membuka pintu ini, sejak dulu tidak pernah ada perubahan.

"Nona, apa yang anda cari?" ahh, orang baru, sudah 8 tahun, apakah ada banyak orang baru.

"Aku mencari Clift."

"Tuan Clift, apa anda mengenalnya?"

"Aku teman lamanya, bisakah aku bertemu dengannya?"

"Sayangnya, Tuan Clift sedang tidak ada, jika sangat penting, apa Nona bisa menunggu sebentar, aku akan memanggilnya segera." Tidak masalah menunggu, lagi pula aku memang harus bertemu dengannya.

"Baiklah, aku akan menunggu. Jika kau bertemu dengannya, katakan padanya, 'Kita pasti bertemu lagi lain kali.' dia akan tau siapa aku jika kau mengatakan itu."

"Baik, aku akan mengatakan seperti itu. Kalau begitu, masuklah kedalam." Ruangan yang masih sama seperti dulu, pria keras kepala itu benar-benar menepati perkataannya.

Aku pikir, aku akan menunggu seharian, tapi setelah hampir 1 jam, dia berlari masuk sambil terengah-engah. "Apa kau ...?"

"Ada apa? Clift, sudah sangat lama bukan?" pria itu bernama Clift. Clift Ordwore, sejak entah berapa ratus tahun yang lalu, keluarga Ordwore sudah mengabdi padaku, diriku yang asli.

       Clift adalah keturunan Ordwore yang ke 73, di bandingkan aku yang sudah mati puluhan kali, keluarga Ordwore justru terus mengajarkan keturunan mereka tentang diriku.

     Seakan aku adalah orang yang sangat penting untuk keluarga mereka, di setiap generasi, mereka akan memberikan beberapa keturunan mereka untuk melayaniku.

"A.apakah ini benar-benar anda?"

"Kau pikir, siapa lagi yang tau jika kau pernah meminum racun hanya karena salah paham."

"Nyonya ..." aku melirik Irine yang tampak kebingungan.

"Irine, tunggulah di luar, aku akan memanggilnya jika aku sudah selesai dengan urusanku."

"Baik, Tuan putri."

*****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Living as a Neglected Imperial FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang