7!!

107 17 0
                                    

"Memangnya ada taman bermain yang buka?"

[Name] merapatkan jaketnya, udara sudah lebih dingin saat memasuki bulan Desember.

"Ada, tenang saja"

Kenma menarik lengan [Name] agar lebih dekat dengannya dengan dalih agar [Name] tak kedinginan.

Jika dilihat sekilas tinggi mereka berdua hampir sama, membuat mereka lebih terlihat seperti saudara, bukan sepasang kekasih.

Memang bukan sepasang kekasih, sih.

"Hangat" gumam keduanya bersamaan, membuat mereka saling menatap lalu kemudian tertawa bersama.

Tak terasa mereka sudah sampai di taman bermain. Diluar ekspektasi [Name], ternyata tempatnya cukup ramai.

Kenma mengajak [Name] agar mereka berdua membeli camilan terlebih dahulu karena lapar, [Name] mengangguk, toh ia juga sama laparnya.

"Kenma, Kuroo sudah tahu jika aku utaite"

"Eh?" ucapan [Name] membuat Kenma menghentikan kegiatannya memasukkan takoyaki ke mulutnya, "sejak kapan?"

"Kemarin malam, anak sialan itu tiba-tiba sudah ada di meja makan ketika aku dan keluargaku bercerita." Muka [Name] berubah masam, ia meremas botol minum seakan-akan itu Kuroo, "ya meskipun Kuroo itu juga keluargaku sih."

Kenma tak tahu harus menanggapi seperti apa, ia hanya tertawa kecil sembari mencubit pipi [Name].

🤔.

Bukan Kenma sekali.

"Tak apa, aku yakin Kuroo tidak akan memberitahu siapapun"

[Name] mengangguk, bukan berarti [Name] sepenuhnya percaya. [Name] tahu betul sifat sepupunya itu.

"Tunggu dulu, aku mau membeli crepe, kau suka kan?"

Kenma berusaha mengubah suasana yang agak tak nyaman, ia berdiri dan membeli crepe di stan sebelah.

'Darimana Kenma tahu aku suka crepe?'

[Name] tak tahu jika Kenma bersusah payah menahan gengsi untuk bertanya pada Kuroo.

Tentu saja itu semua untuk PDKT.

"Terima kasih, Kenma"

"Tak usah dipikirkan"

Kali ini Kenma tak membawa gameboy atau semacamnya, rasanya aneh melihat Kenma seperti itu diwaktu luang.

"Kau tidak bosan jika tak bermain game seharian penuh kan?" tanya [Name], ia paham bagaimana rasanya tak melakukan suatu yang sudah menjadi kebiasaannya.

"Tidak karena [Name]"

"A... apa-apaan itu, b-bodoh"

"...ha?"

"Lupakan, mau mencoba sesuatu?" tanya [Name] mengalihkan pembahasan.

"Tentu, selagi disini"

---


"Semua wahana ditutup"

[Name] dan Kenma terdiam, baik sekali sang pemilik taman.

Pastinya baik dalam artian yang buruk.

(?)

"Mau pulang saja?" tawar Kenma, [Name] sontak menggeleng.

"Aku juga tak mau pulang sebenarnya, tapi apa yang akan kita lakukan?" Kenma menatap [Name], [Name] menatap Kenma kembali. Keduanya lalu mengangguk.

"Makan"

"Duduk"

"Eh?"

"...?"

Kenma menarik salah satu sudut bibirnya, ia segera menggandeng [Name] dan membawanya berlari.

Ia tahu sesuatu yang lebih hebat dari crepe dan duduk dan juga taman bermain.

"H-hotel?! T-tapi kita masih siswa SMA..."

[Name] meneguk salivanya, tak [Name] sangka jika Kenma--

"Bukan, bangunan yang satunya lagi" jelas Kenma menunjuk tempat karaoke, pandangan [Name] mengikuti.

"O-oh, m-maaf!!!"

[Name] merutuki dirinya sendiri, ternyata pikirannya lah yang bermasalah.

"T-tak usah dipikirkan," ucap Kenma pelan, "kita masuk?"

"Y-ya mari"

---


"Rasanya seperti menonton konser tunggal"

"Bisa saja kau"

[Name] tertawa malu, kalimat itu.. bukankah sebuah pujian?

Kenma lagi-lagi tersenyum, kali ini senyum jahil, "boleh berfoto denganku? Selagi kau belum terlalu terkenal dan berfoto dengan fans"

"H-ha?"

Tangan Kenma merangkul [Name], tangan satunya lagi memegang handphone.

Kenma itu, meskipun dia meminta berfoto bersama, wajahnya sendiri tak terlihat karena topi.

"Terima kasih, akan kusimpan"

"Y-ya" [Name] memalingkan wajahnya.

Jika seperti ini rasa sukanya pada Kenma akan bertambah.

Puding sialan.

Couple : Tahan Dulu 『Kozume Kenma』HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang