07. Cloud Flowers

130 6 0
                                    

🎶 Come, Gentle Night

Katanya setiap rasa itu pasti berubah seiring waktu. Tetapi, jikapun perasaanmu berubah

Aku tak apa.. Karena yang berubah itu perasaanmu. Bukan KAMU(⁠ ⁠'⁠◡⁠‿⁠ゝ⁠◡⁠'⁠)

️🌨️🌨️🌨️

07. Cloud Flowers

Dalam cahaya redup yang memancar dari jendela kaca besar, Candevinn membungkuk, mendekatkan wajahnya ke Shaileia yang terbaring lemah diatas sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam cahaya redup yang memancar dari jendela kaca besar, Candevinn membungkuk, mendekatkan wajahnya ke Shaileia yang terbaring lemah diatas sofa. Dingin es yang mengalir di nadi Candevinn hampir mencair, merasakan kehangatan yang kontras dengan materi tubuhnya. Saat bibir mereka hampir bersentuhan, waktu seakan berhenti, kelopak Shaileia menutup oleh efek samping teh yang Candevinn berikan. Es yang biasanya keras dan tak tergoyahkan dalam diri Candevinn mulai retak, meleleh oleh perasaan yang membelenggu.

"Kamu yang membiusku Shaileia. Wajah ini hampir buat aku goyah," bisiknya lembut yang berakhir menarik diri.

Luka ditelapaknya memancarkan glitter biru berlian ketika Candevinn mengangkat tangan untuk membersihkan ruang dari partikel asing. Debu haluspun kembali ketempatnya tanpa menyisakan bekas dirinya di mansion itu.

Kupingnya sedikit bergerak mendengar suara mobil Nadenta memarkir diseberang, ia menoleh sebentar ke Shaileia lalu berjalan santai ke arah luar. Dari teras mansion kehalaman rumah Nadenta, hanya memerlukan perjalanan satu detik bagi Candevinn.

"Devinn lo anjing! Apa yang lo rencanain dengan monster itu heh? Ini pasti ulah lo? Semua anggota keluarga lo mafia, gue kenal robot lo yang ada dikebun itu, mereka antek Papa Zoni, iyakan? Jawab gue kemana Shaileia? Habis lo apain, Babi!?" sambar Nadenta setelah bergegas keluar mobil.

Ia mencengkeram leher baju Candevinn setelah menampar rahang sebanyak dua kali, "Heh.. gue tau lo terobsesi. Shaileia udah cerita ke gue kalo lo tu cowok mesum, ngapain lo ngaku-ngaku mantannya?!"

"Denta patuhlah!" Mata Candevinn memutih.

"Tidur.. jangan di ingat lagi!"

Kepalan keras itu melemas dan hasrat Nadenta menghilang, tangannya turun perlahan dengan tatapan tajam yang berubah kosong. Nadenta melangkah menuju pintu sesuai kemauan Candevinn.

"Denta?"

"Iya..?" sahut Nadenta dengan nada rendah tanpa menoleh.

"Kejadian hari ini dan apapun yang udah nambahin beban dipikiran lo tentang keberadaan kami, cuman bunga tidur yang enggak berarti apa-apa bagi lo. Keanehan yang lo lihat hanya delusi. Fakta kita berteman sebagai manusia biasa di area kampus maupun diluar merupakan hal yang semestinya. Gue enggak mau lo salah paham," titah Candevinn.

Biazuhassa (The Middle Ice Eyes)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang