•Keputusan Ayah

14 3 0
                                    

"Sejatinya kau tak butuh banyak teman, cukup satu sahabat yang berani menyelam dalam dunia kelammu yang tak dapat dijangkau oleh manusia lain"
-septianaraa-
****

Aku menunggu didepan gerbang hampir 30 menit lamanya
Dan bocah tengil itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya
Aku heran, apa yang sedang ia perbuat didalam sana

"Hi Aunty." Sapanya dengan girang

"Hai cill, gimana sekolahnya hari ini?." Tanyaku

"Alhamdulillah seru Aunty." Jawabnya dengan tersenyum lebar
Seolah tak ada beban dosa sama sekali di hidupnya.

"Yaudah ayo pulang! Udah ditunggu kakek sama nenek dirumah." Ucapku padanya

Aku menaruh Kellyn diboncengan depan, lebih tepatnya di tangki motorku
Maklum saja, aku tak lagi menggunakan mobil karena niat awalku hanya ingin mencari angin untuk menenangkan fikiranku sejenak.

"Are you ready cill?." Tanyaku padanya

"Yeah Aunty." Jawabnya dengan semangat

Segera kuhidupkan motorku dan kulajukan dengan kecepatan sedang untuk membelah jalanan kota Metropolitan ini.

Hanya butuh waktu kurang dari 20 menit untuk sampai dikomplek perumahanku.

"Assalamualaikum Bunda , Ruhy si cantik jelita udah pulang." Ujarku dengar berteriak semangat

" Waalaikumussalam anak bunda." Jawab bunda dengan membawa nampan berisi kue bolu kesukaan Kellyn.

"Bisa gak si kamu gausah teriak, ini itu rumah bukan hutan!." Imbuh Bunda

"Hehe peace bunda." Jawabku dengan cengengesan

"Eh ada cucu Oma yang cantik." Ucapnya sambil mengulurkan tangan kepada Fely

" Hai Oma nya Kellyn yang paling baik." Jawab Kellyn sambil menerima uluran tangan dan mengecupnya sebentar

"Gimana sekolahnya hari ini sayang?." Tanya Bunda

"Seru banget Oma, tadi Miss Devina ngajarin Kellyn gambar rumah." Ucapnya sambil berceloteh panjang lebar

Dan seperti biasanya, aku tak perduli dengan pembicaraan unfaedah bocil dan Neneknya
Jadi aku memutuskan untuk pamit pergi ke kamar

"Bund, Ruhy pamit ke atas dulu ya, mau bersih bersih sekalian istirahat." Pamitku

"Iya gih sana." Ucap bunda

Aku pun berjalan menuju kamarku yang letaknya di lantai atas
Berniat untuk mandi lalu tidur sebentar.

*****

Sesorang telah mengusik tidur cantikku
Dengan tak sopannya ia meloncat loncat diranjang kesayanganku
Siapa lagi kalo bukan Fely , si manusia minus akhlak

"Aduh Fey, lo ganggu banget si." Ucapku dengan nada khas bangun tidur

"Ya abisnya lo kebo banget si." Jawabnya

"Udah deh mendingan lo sekarang Lo mandi." Ucapnya

"Bentar 5 menit lagi, gue masih ngantuk." Jawabku mencoba bernegosiasi

" Alah banyak nawar lo!." Ucap Felu sambil menarik paksa tubuhku dan mendorongku menuju kamar mandi

Alhasil, aku harus menuruti keinginan ndoro fely yang telah mengacaukan tidur cantikku.

Tak butuh waktu lama, hanya 5 menit untuk menyelesaikan ritual mandiku

Setelah itu aku bergegas mengganti pakaianku dan turun kebawah untuk menyusul fely

Sepertinya dia sedang bermain dengan Kellyn, karena kakakku menitipkan Kellyn disini selama beberapa hari

"Malam semuanya." Sapa ku pada seluruh anggota keluarga yang ada di meja makan. Terkecuali pada Ayah

Karena aku masih marah atas tindakannya yang asal menjodohkan ku dengan pria asing, yang wujudnya aja aku gatau

"Malam Ruhy." Jawab semuanya dengan kompak

Aku hanya melirik ayah sekilas dan kulihat ia sedang menatap diriku sambil menghela nafas

Aku segera mendudukkan diriku dikursi sebelah bunda

"Ayo semuanya makan, jangan lupa berdoa." Ucap bunda

"Siap bund." Jawab kami dengan kompak

Lalu kami segera menyantap makanan dengan penuh khidmat
Hanya terdengar bunyi dentingan sendok makan aja

Setelah selesai makan aku dan Fely berniat segera menuju kamar, namun mengurungkan niat saat mendengar ayah menyebut namaku

"Ruhy, besok Ayah dan Bunda sepakat ngirim kamu ke Pesantren." Ujarnya sambil menatapku

Apa apaan ini hah?
Tadi perjodohan sekarang pesantren!

"Ayah apaansi main ngambil keputusan sepihak." Jawabku tak terima

"Ini semua demi kebaikan kamu sayang." Ucap Ayah dengan lembut

"Nggak! Kalian ini egois, sesuatu yang kalian anggap baik belum tentu baik buat aku." Tolakku dengan tegas dan segera menggandeng tangan Fely menuju kamar

Aku tak habis fikir dengan jalan pikiran mereka
Aku ini masih muda, masih mau menikmati masa masa remaja
Mereka malah seenaknya mau merenggut masa remajaku
Aku sungguh tak terima!!

Saat sampai dikamar aku langsung menutup pintu kamarku dengan keras dan langsung menguncinya rapat rapat

Menarik nafas pelan untuk meredam gejolak amarah yang saat ini menguasai ku

"Fey, gue mau ngomong penting sama lo." Ujarku dengan tampang serius

"Apaan emang?." Tanya Fely penasaran

"Gue mau dijodohin huaa!." Ucapku hampir menangis

"H-hah? Lo dijodohin?." Tanya nya memastikan

"Iyaaa." Ucapku merengek

"Sama siapa? Lo kan punya Jeven." Ucap Fely

"Makanyaa gue gamau ish." Ucapku padanya

"Ya gampang, tinggal lo tolak aja lah." Ucapnya

"Ga semudah itu ferguso, Ayah bakal nyita semua fasilitas kalo gue nolak perjodohan ini dan gue gamau jadi gembel." Ucapku panjang lebar

"Iyajugasi, duh bokap lo kenapa aneh gini sih. Pusing gue jadinya." Ucapnya

"Lo mau bantu gue gak?." Tanya ku

"Bantu apaan?" Bantu gue kabur dari sini

"Hah apa? Lo gila ya!." Ucap Fely berteriak

*******



Jangan lupa vote and coment ya!

Tolong diingatkan apabila ada kesalahan
Salam hangat septianaraa🥰

Pelabuhan Terakhir (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang