•Absurd

11 0 0
                                    

"Terkadang keluarga kurang mengerti apa yang kita inginkan namun tak jarang kita kurang mengerti keadaan"
-septianaraa-

"Duh taksi jam segini ko ga ada yang lewat sih."

Kulirik Arlojiku menunjukkan pukul 11 malam, wajar saja jika tak ada taksi yang lewat
Apalagi malam ini memang hawanya sangat cocok untuk hibernasi namun harus ku urungkan karena aku harus menjalankan misi cantik untuk menggagalkan rencana perjodohan sialan itu

Kuhirup napas dalam dalam , merapalkan doa berharap ada mobil yang lewat di jalanan yang sepi ini

Tak berselang lama aku melihat ada cahaya mobil yang seperti nya akan melintas

Dengan nekat bismillah akan ku perjuangkan masa depanku meski harus melakukan hal konyol seperti ini

"STOP!!." Teriakku dengan kencang

Aku berdiri dengan merentangkan kedua tangan ditengah jalan, berharap sang pemilik mobil berhenti dan bersedia memberi tumpangan kepadaku

"Apa kau sudah gila hah?." Tanya seseorang dengan nada marah

Hanya terlihat kepalanya saja yang menyembul dikaca pengemudi dan aku segera menghampiri nya untuk meminta tumpangan

"Sorry sebelumnya, gue harus pergi ke suatu tempat. Lo mau kan nolongin gue?." Ucapku memohon

Namun sang pengemudi hanya diam sambil menatapku datar

"Ah gue gamau tau, Lo harus anterin gue ke bandara." Finalku

Dan langsung menyerobot masuk kedalam mobil. Persetan dengan sopan santun
Saat ini aku harus cepat melarikan diri dari kawasan komplek perumahan, sebelum Ayah tau bahwa putri cantiknya ini kabur dari rumah

"Tunggu apalagi? Ayo jalan."

"Apa anda tidak pernah diajarkan sopan santun?." Ucapnya dingin

"Anterin gue Pliss, nanti gue bayar deh ongkosnya." Ucapku dengan memohon


Kuharap dia seperti manusia lain yang ketika diiming-iming uang, menjadi jinak dadakan

"Turun dari mobil saya!."

Dia menatap ku dengan tajam dengan mata elangnya
Suasana mendadak mencekam melebihi saat aku menonton film setan
Apa jangan jangan?

Ah sudahlah!
Ku gelengkan kepala dengan kuat. Mencoba menghalau pikiran absurd yang menyerang

" Pliss, tolongin guee hiks "

Menangis adalah jalan ninja
Berharap si es batu ini luluh dan mau mengantarkan ku ke bandara

"Anterin atau gue teriak kalo Lo mau macem- macemin gue disini."

Kulirik sang pengemudi yang tak kuketahui namanya menghela nafas pelan, lalu segera menjalankan mobilnya

******

"Ah... Akhirnya."

Aku menghirup nafas pelan, mencoba mengatur nafasku
Aku bersyukur bisa mendapatkan tiket penerbangan dini hari

Ku putuskan untuk tidur sebentar
Mengingat penerbangan Jakarta - Surabaya memakan waktu kurang lebih 2 jam

Ya aku memutuskan untuk kabur ke Surabaya
Lebih tepatnya ke apartemen sepupuku - Bang Ilham
Karena hanya dia satu satunya manusia yang bisa diandalkan dalam keadaan darurat seperti ini

Kulirik arloji ku sebentar, tak terasa sebentar lagi pesawat yang ku tumpangi akan mendarat dengan sempurna di bandara Juanda Surabaya

Aku memutuskan untuk mengabari Abang, untuk memaksa agar dia mau menjemputku

"Hallo bang."

"Hmm siapa?."

"Bangun kebo! Jemput gue sekarang dibandara."

"Lo siapa , kenal aja engga!."

Kutarik napas pelan, tak heran bahwa tingkah nya seperti manusia lupa ingatan

"Gue si cantik Aruhy abanggg! Buruan jemput ih."

"Hah? Lo mau kesini? Ko ga ngabarin." Dumelnya

" Ya ini gue ngabarin Lo kan?."

"Ya Tapi kan?." Sebelum menyelesaikan ucapannya segera kututup sambungan telpon untuk mengakhiri rentetan pertanyaan darinya

Aku lelah
Perjalanan singkat yang terasa sangat melelahkan

Ku harap dengan kekaburanku begini akan membatalkan niat ayah untuk mengirimkanku ke penjara suci itu.

Bagaimana bisa ayah berfikir untuk mengirimkanku kesana?
Ya ku akui aku memang begitu nakal
Tapi bukankah kenakalanku masih dalam batas wajar

Huh! Membayangkannya saja hampir membuat kepalaku meledak
Mana Si Ilham lama lagi

Tinnn... Tinnn....

Ah panjang umur juga nih si kunyuk

"Lama banget si Lo "

"Bacot! Untung gua mau Lo repotin " Dumelnya.

"Yeu Bambang gausah ngegas gitu dong! "

" Ya Lo lagian gatau terimakasih banget jadi setan." Gerutunya.

" Oh jadi Lo ga ikhlas ni?. " Tanyaku padanya.

" Ikhlas ko sayangku sini sini masuk."

"Najis bego!"

Tangan kanannya membukakan pintu mobil dan menyuruhku masuk
Sedang tangan kirinya mengelus dada dengan sabar
Seperti nya ia mulai tertekan dengan tingkahku yang amat menggemaskan ini



Segini dulu yaa guys
Maaf kalo feelnya kurang dapet hihi
Jgn lupa vote, komen, and share
Dan jgn lupa follow Ig ku : Dnadzly_
Makasiiii
Sayang banyak banyakkk♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pelabuhan Terakhir (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang