2. Apakah mereka vampire?

470 64 9
                                    

Ainsley tersadar setelah teriakannya yang keras saat suara bising di keramaian kota sudah menjadi hal yang normal untuknya. Dia menatap sekitarnya dengan tubuh gemetar ketakutan. Seluruh tubuhnya bahkan telah mengeluarkan keringat dingin dan satu-satunya hal bukti bahwa kejadian beberapa saat lalu yang dia alami bukankah mimpi adalah tas ransel di punggungnya yang telah tiada. Terhuyung, dia terduduk lemas di tanah dan membiarkan semua orang yang lewat menatapnya dengan aneh.

Dia tak peduli karena mungkin saja dia hampir mati. Satu-satunya hal yang bisa dia percayai adalah jam di pergelangan tangannya berputar ke belakang di mana waktu menunjukkan saat dia baru saja berpisah dengan Zero dan Harmony. Dia gugup, menatap sekitarnya dan dia semakin merasa aneh saat dia menyadari dia berada di halte bus tempat terakhir dia bertemu dengan Zero dan Harmony. Bukan di tempat kereta bawah tanah tapi di halte bus yang beberapa waktu lalu tampak sangat sepi.

"Ini, apa yang terjadi?"

Kebingungan, di berdiri dan berjalan tertatih saat merasakan seluruh tubuhnya lemas tak bertenaga. Dia duduk di bangku halte dan termenung untuk waktu yang lama. Serangkaian kejadian yang telah dia alami terulang dan dia berkali kali tak percaya bahwa di kembali pada waktu dan tempat di mana semua kejadian itu haruslah tak terjadi.

"Vampire penghisap darah, tapi juga memakan daging mentah?"

Ainsley menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak, tidak, itu tidak mungkin. Ini bukan negeri dongeng, mereka hanya mitos. Ya, mereka hanya mitos."

Namun kuku-kuku runcing yang merobek tas ranselnya kembali terbayang. "Apakah mereka benar-benar hanya syuting adegan sebuah film. Tapi kenapa terasa begitu nyata. Tidak, itu juga mustahil. Aku bahkan bisa berada di tempat awal semula. Artinya kejadian beberapa saat lalu hanyalah ilusi. Ya benar, mungkin seperti itu tapi bagaimana tas ranselku? Dan daging untuk Dong Dong ...,"

Itu semua terlalu nyata untuk di katakan sebuah ilusi, tapi bagaimana menjelaskan semua kejadian ini? Ainsley semakin ketakutan dan dia berlari, berjalan menuju keramaian. Mendekati telepon umum dan menatap kiri lalu kanan. Dia hanya harus memastikan tempatnya berdiri adalah tempat yang benar agar semua hal buruk tak terjadi lagi padanya.

"Halo," sapa suara di seberang sana saat telepon sudah tersambung.

Ainsley seakan tersadar meski masih ketakutan. "Harmony, ini aku, Ainsley. Apakah kau baik-baik saja? Ada di mana kau sekarang? Apakah kau membawa kunci restoran bersamamu? Apakah kau dan Zero juga-"

"Ainsley, hei Ainsley, ada apa? Apakah sesuatu terjadi sehari ini? Jedakan pertanyaanmu karena aku akan menjawabnya satu-satu."

Ainsley menghela napas panjang dan melepaskannya perlahan. "Kunci restoran,"

"Bukankah itu bersamamu? Kau tahu, aku libur hari ini, jadi jelas saja bahwa aku tak membawanya."

Ainsley mematung. Detak jantungnya mulai tak beraturan. "Libur? Kau libur?" Tanyanya seakan tak percaya dan ingin memastikan.

"Hmn, aku dan Zero libur hari ini. Hari ini bukankah jadwalmu masuk bersama Zidan, Haira dan Hyemi?"

"O-oh, ta-tapi kita baru berpisah beberapa waktu lalu."

"Kita? Ainsley apakah kau mengigau? Aku tak pernah bertemu denganmu sehari ini. Aku pergi liburan dengan Zero hari ini. Apakah telah terjadi sesuatu?"

Ainsley kian bingung. Dia mencoba mempercayai pendengarannya dan dia sadar bahwa sesuatu yang aneh telah terjadi padanya hari ini. Karena itu, dia tak berniat menjelaskan melainkan menutupi semuanya.

"Ti-tidak. Aku baik-baik saja. Kalau begitu aku akan menutup sambungan teleponnya. Maaf telah mengganggumu di tengah malam."

Ainsley menutup telepon itu tanpa menunggu jawaban Harmony. Dia keluar dari ruangan telepon umum dan kembali duduk di bangku halte. Tangannya saling bertautan satu sama lain dengan kerutan kening yang dalam. Seluruh pikirannya tersedot dalam kebingungan seperti dia berada dalam labirin lebar dengan pola yang rumit.

Midnight KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang