BAB 3

451 77 36
                                    

1. Bersama Jongin.

Kim Jongin adalah anak yang pintar, pemalu, dan juga kikuk. Setelah beberapa malam bersama anak itu, Sehun paham mengapa Jongin bisa jadi seperti itu.
Dia anak broken home, hidupnya tidak bisa dikatakan serba cukup, tetapi tak bisa dikatakan kurang. Sehabis pulang sekolah, Jongin akan pergi part time di kedai ramen bibi Lee yang super ramai itu.

Ayah tirinya pemabuk, dan suka menghajar ibunya tanpa alasan. Sementara sulit bagi keduanya lepas dari orang brengsek itu sebelum hutang ayah kandung Jongin yang sudah meninggal itu lunas. Hutangnya 2 juta won, tapi bunganya yang kelewat mencekik. Memang manusia biadab!

Pertama kali datang, bibi Lee memujinya tampan. Mereka dibayar 11ribu won untuk 4 jam bekerja. Sehun memberikan uang itu sepenuhnya untuk Jongin.

"Ini enak, ya." Kata Sehun, belum pernah dia makan ramen seenak ini.

Jongin mengangguk pelan. "Bibi Lee itu teman ibuku. Kata ibu warung ramennya sejak mereka kecil memang selalu ramai."

"Turun temurun, ya? Pantas enak."

Di bukit itu mereka bisa melihat pemandangan yang cukup indah menjelang senja. Kata Sehun, dia dan geng nya sering berkemah di sini. Lumayan buat menguji nyali.

"Katanya di sini seram."

Jongin menoleh, dia meletakkan mangkuk ramennya di atas rumput. "Iya, aku sudah dengar kisah perempuan dibunuh di sini 25 tahun yang lalu."

"Eh, kau takut hantu?" Tanya Sehun.

"Hantu?" Jongin menggeleng. "Dompetku yang kosong yang membuatku takut."

Tapi kalau dipikir lagi, sejak kapan dompetnya penuh? Jongin tertawa sendiri dalam hati.

"Jongin."

"Hum?"

"Apa kau punya cita-cita soal hidup berkeluarga?"

"Tentu saja. Bagaimana denganmu?"

"Aku punya impian untuk hidup punya satu istri dan dua orang anak." Sehun berkata.

"Jelas satu. Memangnya kau mau punya dua?"

"Ya kalau istrinya seperti bu guru Jessi, satu pun pasti cukup."

Jongin mendengus pelan.

"Aku bercanda."

Keduanya tertawa kecil. Jongin juga punya cita-cita seperti itu soal family goals. Ya, maklum saja. Sejak kecil dia tidak pernah menikmati indahnya hidup dalam keluarga.

"Hidup bersama di rumah yang ku desain sendiri." Kata Sehun, dia tertawa. Ah, kalau Namjoon dengar pasti anak itu sudah menggodanya untuk berhenti berkhayal.

"Kalau aku yang penting tidak perlu tinggal serumah dengan ibuku. Bukan aku tak sayang, hanya hatiku sakit lihat ibu tak bergeming dengan semua perlakuan pria itu."

"Aku juga. Ayahku yang ditaktor itu selalu mengancam tak akan memberiku warisan  kalau tidak jadi dokter. Tapi siapa peduli." Kata Sehun. "Ah, rasanya asyik berbagi impianku seperti ini pada orang lain."

"Aku juga. Terimakasih yah, sudah ajak aku ke sini."

"Sama-sama."

...

I close my eyes and I can see

The world that's waiting up for me

That I call my own

Through the dark, through the door

Through where no one's been before
But it feels like home

A MILLION DREAMS (HUNKAI TRILOGI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang